webnovel

Terang Dalam Gelap

"Kamu mau apa???!!", kataku sambil menangis. "Sudah jelas aku mau kamu! Aku memenuhi standar dan kebutuhanmu! Kamu pergi ninggalin aku sama dia! Aku bisa ngelakuin apa aja buat dapatin semuanya! Tapi kenapa kamu gak bisa!", katanya sambil memegang tongkat besi. "Hiks.. Tolong.. Lepasin.. Hiks.. Lepasin.. Hiks.. ", aku cuma bisa menangis merengek padanya dengan tangan dan kaki yang terikat. "Kenapa aku harus lepasin!?? Kamu pergi lagi kalau kulepasin kan... Iya kan.. Haha. Kamu itu dungu! Dia itu gak cinta sama kamu! Cuma aku! Aku..!","Sayangku.. Jangan ngeluh.. Ya..?? Kamu mau makan?? Ini aku sudah siapin.. Hehehehehe..", dia mengelus pipiku dengan tangannya. "Kamu mau apa???!!", aku mulai ketakutan lagi. "Jangan sentuh.... Hikss... Jangan.... Tolong...", kataku yang menjerit. "Aku ga lakuin apa-apa kok... Aku.. Aku kan sayang kamu.. Aku.. Hahahahaha.", dia sekilas melihatkan wajahnya yang polos. Tapi tawanya mengerikan. Dia melemparkan tongkat besinya ke kaca. Semenjak kejadian di Mountana, dia bukan lagi kakakku..

rocketmary · Terror
Classificações insuficientes
15 Chs

Kelas

Kriiingg!!!

(Alarm kelas pun di mulai. Kampus yang memiliki berbagai bidang arsitektur dengan jurusan dan keahlian. Terdiri dari dua puluh kelas. Lima kelas ruang menggambar, tiga kelas ruang serbaguna, dua kelas ruang kegiatan ekstrakurikuler, satu aula pertemuan, tiga kelas mengajar khusus, tiga kelas mengajar pagi dan tiga kelas mengajar malam)

"Mi... Sini...", bisik Tiara.

"Kenapa, kenapa?", tanya Arumi.

"Itu...", Tiara menunjuk dua bangku dari arah kanan Ia duduk.

"Apaan? Gak keliatan.", Arumi sambil melihat tipis.

"Ihhh. Sini, liat. Dia itu ngapain?!"

"Huh? Gak ngapa-ngapain?'"

"Mata mu picek, Miiii!!!? Sssttt.. Sini bener-bener liatnya. Itu dia megang foto di tangan kirinya. Terus itu apaan yang dia pegang di celananya?", kata Tiara penasaran.

"Hmmm? Ih... Pak!", Arumi mengangkat tangannya dan memanggil dosen pengajar.

"Ya? Ada yang kurang jelas Arumi?", tanya Dosen.

"Pak, saya risih kalau ada yang megang foto di tangan kiri dan tangan kanannya masuk ke dalam celana."

"Apa yang anda bilang Arumi??! Ini jam pelajaran saya, jangan mengada-ada."

"Pak, jalan deh ke arah bangku deretan kanan nomor dua dari arah Tiara."

"Rumiii..??!!!", bisik Tiara dengan nada suara tinggi.

"Sssttt. Biarkan."

Semua mahasiswa yang berada di dalam ruangan melihat ke Arumi dan Tiara.

Dosen pengajar berjalan mengikuti arahan yang di ucapkan Arumi.

"Reo. Perlihatkan tanganmu.", kata Dosen.

"Hah? Kok saya, Pak..??!"

"Iya, kamu kan yang di maksud Arumi?"

"Bukan saya, Pak.", Reo sambil mengarahkan matanya ke arah teman duduk di samping kirinya.

"Kamu. Perlihatkan tanganmu."

"Anu pak.. Saya gak.. ngapa-ngapain.. ini.. anu.. foto..nya..", ujarnya.

"Reo, siapa namanya?"

"Tanya sendiri, Pak. Saya juga gak tau namanya."

"Namamu siapa?"

"..anu pak..hm..nama saya..Yun Jian.."

"Sehabis pelajaran, temui saya.

Yun Jian mengangguk.

Kringgg!!!

(Alarm berbunyi tanda kelas telah selesai)

"Duhh.. Rumiii kenapaa kamu manggil Dosen.. Ahh, nanti kita di introgasi juga loh...", kata Tiara.

"Gak. Itu orang kalau gak di kasih pelajaran, kayak gitu terus.", sahut Arumi kesal.

"Ya juga sih. Tapi kan kasian, Mii.."

"Gak urus, Yar. Aku penasaran juga itu foto siapa yang di jadikan bahan buat dia mesum. Ih sumpah, aku jijik banget!"

"Arumi, ke kantor saya. Tiara juga. Reo panggil Dosen Pembina.", panggil Dosen kepada mereka.

"Kok saya yang disuruh, Pak????", keluh Reo.

"Ya. Sana."

"Elah, Bapak.. Mulutmu, Mi. Di jaga. Jangan asal teriak."

"Banci diem aja.", kata Arumi kesal kepada Reo.

Setibanya di ruang Dosen..

"Yun Jian. Jelaskan."

"Pak..saya..gak ngapa-ngapain..ini..", sebelum Yun Jian melanjutkan pembicaraannya, Arumi mencelanya, "Jian. Foto siapa itu? Cepat keluarkan. Gak usah bertele-tele. Jangan mentang-mentang kamu anak Direktur di sini, kamu semaunya melakukan hal itu.", kata Arumi dengan nada judes.

"...hmm...Pak, tolong..saya gak begitu.."

"Tiara, buka tas nya." Dosen menyuruh Tiara untuk membuka tas Yun Jian.

"Iya.. Maaf, Jian..", Tiara meraih tas Yun Jian dan membukanya.

Sre...ggg...

Mata Tiara terbelalak melihat isi tas Yun Jian.

"Pak.. Saya, permisi. Saya mual.", ujar Tiara berlari ke toilet.

"Yara!!", teriak Arumi.

"Apa isinya, Arumi? Bawa kemari."

Di samping itu hanya terlihat wajah Yun Jian cemas rasa ingin menangis.

"Pak.. Ini kan..", kata Arumi terbata-bata.

"Apa ini Jiaaann!!!!?", teriak Dosen pada Yun Jian.

Dosen melihat isi dalam tas, isinya ada beberapa yang tidak lazim untuk seorang anak kuliah yang baru menginjak semester awal.

Tebak-tebakan!

Apa isi dalam tasnya??

Aku kasih gift away nih!

Hadiah three thousand love from meh.. :3

3000 endgim :(

rocketmarycreators' thoughts