webnovel

Part 2

Namaku Ben.

***

Selama kurang lebih empat tahun aku meninggalkan tanah kelahiranku New York, karena harus ikut bapak ke Korea. Aku berdarah Belanda-Korea, bapak orang Belanda dan ibuku Korea. Tapi mereka menetap di New york! Itulah kenapa aku menamakan kota kelahiranku adalah disini. Setelah menyelesaikan kuliah S1 ku di Seoul International University dengan mengambil jurusan Arsitek, aku kembali kesini ke kota kelahiranku untuk lanjut kuliah program magister dengan jurusan yang sama.

Pilihanku jatuh pada Columbia University, dulu aku sempat menyelesaikan semester pertama S1 ku disini, dan tempat ini masih begitu familiar bagiku. Semuanya masih sama, hanya mahasiswanya yang banyak berubah. Well! Itu wajar, mereka sudah pada wisuda.

Tak sengaja, ketika akan menutup pintu mobilku aku melihat gadis itu, aku menatapnya lama serta memperhatikannya, dia masih sama seperti dulu, cerianya, senyumnya dan tawanya. Dia sangat cantik ketika tertawa lepas, tampak tak punya beban. Namanya Gee, sadar sedang diperhatikan Gee melihat ke arah Ben, laki-laki itu reflek memalingkan wajahnya.

Setelah momen memalukan karena ketahuan lirik-lirik, Ben langsung bergegas meninggalkan mobilnya dan menuju ke arah kelasnya. Ditangga menuju kelasnya Ben bertemu dengan salah satu sahabatnya yang jadi mahasiswa abadi di CU.

" Hey bro! Sedang apa disini? Bukannya kamu udah menyelesaikan study mu di Korea? " Sapa Dion.

" Lanjut S2 boy. "

" Widihh ... keren lu, udah mau S2 aja. " decak Dion.

" Gitulah boy, kamu masih betah jadi mahasiswa abadi? " ledek Ben.

Mendengar candaan Ben, Dion hanya bisa nyengir.

" Banyak gadis cantik bro! "

" Dasar mata keranjang, by the way kayaknya aku tadi lihat Gee deh. "

" Hemmp! Kangen lu ya ama dia? " selidik Dion.

Ben hanya bisa diam, karena bingung gimana menjawab pertanyaan Dion, Ben sadar kalo Gee menyukainya dan dia juga menyukai Gee.

Hanya saja ada alasan mereka tidak bisa bersama. Melihat Ben tidak mampu menjawab pertanyaannya Dion langsung senyum gaje.

" Sama sama suka, namun karena alasan konyolmu kalian tersiksa. " desahnya.

" Dia sama kayak lu, ngambil program magister. Jurusan arsitek kalo gak salah. "

turur Dion.

Deg, deg, deg ...

Mendengar Dion menyebutkan jurusan yang di ambil Gee, entah mengapa jantungnya kini berdetak dua kali lipat dari biasanya. Ben lupa, gadis itu sangat suka menjadi arsitek, itu pula alasan sebenarnya kenapa Ben mengambil jurusan arsitek. Hanya untuk memahami perasaan Gee, bagaimana rasanya menjadi seorang arsitek, walau akhirnya Ben jatuh cinta dengan jurusannya.