2 tahun berlalu,
"aku ingin memperpanjang buku ini, tolong.." ujar seoarang perempuan berseragam putih biru siswi sekolah menengah atas, dengan tubuh chubby berkacamata menghiasi wajahnya yang manis jelita. "baiklah..." jawab MoRa sambil memberikan stempel pada buku tersebut.
"uhm...terimakasih" ujarnya gugup, membuat MoRa mengangkat kepalanya kearah siswi itu lalu mengangguk.
2 tahun berlalu,
"berikan senyuman paling tidak sedikit saja, nanti tidak ada yang mau meminjam buku di perpustakaan ini dengan ekspresi wajah robotmu Mo-er, shh" ujar kepala pelayan perpustakaan distrik Wang lin, tersenyum sambil menggelengkan kepala sembari berjalan.
MoRa tersenyum tipis, jika kepala pelayan perpustakaan distrik Wang lin melihat senyum itu dia akan terpana, karena MoRa yang dijuluki wajah robot itu memang jarang tersenyum hanya sahabat Tong wei yang pernah melihat senyum itu.
beep...beep...
sebuah pesan masuk diponselnya. "mo-er, aku sedang berada di amalfi coast! tempatnya sangat bagus, ini benar-benar pensiun terbaik!! aku mencintaimu muaahh... aku belum bisa memastikan kapan ke china, tapi aku tidak akan memberitahumu, karena ini kejutan!!! tahan dulu rindu untukku hehehe - Tong wei mu","m" balas MoRa langsung mematikan ponselnya. "dia masih belum berubah!" gerutu Tong wei ketika melihat balasan pesan MoRa.
lampu jalan mulai menyala, lalu lintas padat, bunyi klakson bersautan menandakan jam kemacetan telah dimulai.
MoRa berdiri di persimpangan penyebrangan mencuri perhatian sesama pejalan kaki, dengan penampilannya yang tidak bisa menutupi aura kecantikan bak sang dewi. rambut gelombang terurai dengan baju kaus putih polos, jaket crop denim oversize dengan celana panjang sobek dan sneakers warna putih, tubuhnya yang proporsional membuatnya terlihat seperti supermodel yang sedang mengadakan fashion show.
tidak jauh dari lampu merah, mobil hitam elegan maybach berhenti. seorang pria tampan, menggunakan kemeja putih dan celana hitam yang dibuat secara khusus menggunakan buatan tangan, dengan laptop dipangkuannya, sambil menunggu dia melihat kerumunan orang-orang yang menyeberangi jalan.
diantara ramainya orang-orang yang menyeberang, ada satu yang menarik perhatiannya, sayangnya dia tidak bisa melihat dengan jelas karna lampu sudah menyala hijau.
"dia" ucapnya, "ya, Presiden Mu?..." tanya asisten wen tao menoleh ke belakang yang duduk didepan samping supir. mendapat tatapan dingin Mu Yazhe, asisten wen tao begidik dan terdiam.
~~~~~
werna😉
Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius!
kritik&saran:
marialiana843@gmail.com