webnovel

Taman Air Merah

Theodor memilih pesta ulang tahun tak biasa. Theo dan kekasihnya Nauctha sebenarnya memilih Tovkla Water Park sebuah wahana taman air out door berada di Ibu Kota tetangga sebut saja Detulca. Namun, karena suatu hal yang tak terduga mobil yang mereka tumpangi mengalami masalah. Akhirnya mereka liburan di Winter Water Park sebuah wahana taman bermain out door yang di dominasi warna putih dan biru di kota kelahiran mereka, bernama Alustra. Teror dimulai ketika mereka akan mencoba wahananya. Seorang hantu Wanita menyamar menjadi salah satu pengawas wahana taman bermain tersebut. Ada motivasi apakah sang hantu menampakkan diri pada mereka?

Yi_EunSha · Terror
Classificações insuficientes
56 Chs

Sangat mudah baginya melepaskan diri!!

Eve memaklumi karena dia pun salah satu saksi hidup saat Hisashi hampir kehilangan nyawanya saat berusaha menolong dirinya dan seluruh rekannya.

Eve menghela napas perlahan sambil membayangkan wujud dari pedang yang mirip seperti pedang ciptaan Hisashi dahulu. Dia tidak tahu apakah kegunaan pedang itu sebagus ciptaan Hisashi atau malah berkualitas lebih rendah.

Theo dan Lucas merasakan ada perubahan pada tangan kanan mereka! jelas mereka sangat terkejut melihat, di dalam permukaan kulit telapak tangan kanan mereka, mulai muncul mencuat keluar, sebuah benda tajam. Perlahan semakin panjang... melebihi panjang jari tangan mereka, lalu bertambah panjang, menjadi pedang yang sangat kuat dan kokoh.

"Kau bisa merekayasa makhluk hidup seperti kami juga?!" pekik Lucas merasa apa yang dia lihat sangat mustahil ada di dunia.

Nyatanya sekarang, Eve dengan mudah menciptakan senjata yang tercipta dari bagian tubuh manusia.

Guk!!

Guk!! Guk!!

Guk!! Guk!! Guk!!

Perhatian seluruh orang tertuju pada senjata buatan Eve dan mulai beralih ke arah penjara Sergei, ketika si makhluk besar berbulu itu menyalak berulang kali.

"Sergei melarikan diri!!" teriak Eve terkejut menyadari segel ciptaannya dengan Hisashi mampu ditembus oleh Sergei secara diam-diam.

Eve, Theo dan Lucas membuat gerakan siaga untuk mengantisipasi serangan dadakan Sergei yang keberadaannya pun, sekarang tidak dapat di deteksi dengan mata telanjang.

Anjing yang berukuran besar tersebut mengecilkan ukuran tubuhnya lagi, menjadi si kecil berbulu yang menggemaskan dan berlari menuju Hisashi. Matanya berbinar sambil terus menyalak tanpa lupa mengibaskan ekor ke kanan dan ke kiri.

"Aku mengirimnya ke Laboratorium B dan menguncinya di lemari pendingin jangan khawatir!" kata si kecil berbulu pada Hisashi melalui pikiran.

"Kau yakin itu aman? dia tidak bisa kabur?" Hisashi mengirimkan pikirannya pada si kecil berbulu.

"Aku tidak pernah bilang dia tidak akan bisa kabur dari sana. Setidaknya dia akan tetap terkunci selama 12 jam. Apa itu cukup?"

"Lebih lama dari mantra yang kami ciptakan itu keren!!" kekeh Hisashi sambil mengelus-elus kepala si kecil berbulu.

"Bawa aku masuk juga!! aku bisa bantu kalian mengulur waktu dari siluman di dalam sana!!" kata si kecil berbulu percaya diri.

"Hei, mengapa kau malah asyik bermain dengannya? Sergei bisa muncul kapan saja!" protes Lucas melirik kesal tingkah Hisashi dan peliharaannya itu.

"Berterima kasih lah padanya. Dia mengunci Sergei ketempat yang aman selama 12 jam. Tugas kita sekarang adalah mencari di mana pintu portalnya berada" sambut Hisashi melegakan semua orang di sana.

Hisashi meminta Amarru berada di barisan paling belakang sementara dirinya sendiri berada di depan. Mendekat ke arah pintu yang berlubang karena terbakar.

Mereka baru saja berdiri di depan pintu dan siluman di dalam mulai bereaksi agresif secara tiba-tiba.

"Hati-hati dia merasakan keberadaan kita..." desis Hisashi lebih waspada.

"Dia dalam keadaan terikat jadi kita bisa sedikit lebih tenang" Lucas menimpali.

"Dia siluman tingkat 10 jangan meremehkannya. Tali biasa seperti itu hanya mampu melumpuhkan manusia biasa bukan siluman dengan level 10" Hisashi memberi penjelasan dan mulai merasa ada hal aneh secara visual.

"Kau harus berterima kasih dengan Eve, Lucas. Dia benar...itu jebakan. Kalau kau tertipu, dengan mudah kau akan dilumpuhkannya dan berakhir menjadi boneka mainan Sergei" desis Hisashi diam-diam bersyukur karena Theo dan Lucas dalam pengawasan Eve tadi.

"Jadi ikatannya tidak boleh dilepas?" Lucas mengira-ngira.

"Kau percaya dia sedang di ikat Sergei?"

"Diandra bilang kepada Theo temannya disekap. Semua sandra pasti diikat agar tidak bisa kabur kan?"

"Dia memang disekap. tetapi jangan lupa aku pernah berkata dia dalam pengaruh Sergei sekarang. Logikanya, untuk apa mengikat tawanan yang sudah kita ubah sendiri, menjadi seperti robot yang selalu menuruti apa pun perintah kita?"

"Ini jebakan" Eve mulai paham.

"Jadi tujuannya agar setiap manusia yang berusaha melepaskan tali itu lengah. Sehingga dengan mudah bisa di lumpuhkan siluman itu?" Lucas menyadari analisis Hisashi masuk akal.

Tali tambang yang melingkari tubuh si siluman tersebut memang terlalu biasa untuk ukuran siluman level 10. Ya, tali tambang biasa ini jelas akan berefek pada manusia seperti mereka tetapi, untuk siluman level 10 macam dia tidak ada apa-apanya.

Sangat mudah baginya melepaskan diri!!

"Di dalam sana, ada pintu portal yang sedang dijaganya sesuai perintah Sergei" geram Amarru mengepalkan tangan.

"Kalau begitu mau tidak mau kita harus melawannya" Theo merasa tidak ada jalan lain untuk menghindar sekarang.

"pintu portalnya..." gumam Hisashi sambil memejamkan mata sebentar. Mata batinnya memberi suatu petunjuk.

"Siluman itu pernah 10 tahun ada di dalam dunia cermin bunga. Jadi Sergei mendapatkan benda ini dari mana?" kata Hisashi setengah bergumam.

"Cermin bunga? apa cermin bunga ini berguna juga untuk kita?" Theo mencari tahu dari sorot mata Hisashi yang memang agak lama menjawab pertanyaannya kali ini.

"Justru dunia cermin bunga lah pintu portal menuju kedunia asal kita" Hisashi baru menjawab setelah selesai merangkai banyak kata di dalam kepala.

"Karena itu guru bilang belum tentu kita bisa langsung pulang dalam sekali percobaan. Bisa jadi kita dihadang banyak masalah di dalam sana dan membuat rencana pulang kita tertunda" Amarru menimpali.

"Bagi manusia yang terjebak di dimensi lain, cermin bunga bisa jadi solusi terakhir, untuk pulang ke dunia asal" Hisashi menjeda sejenak.

"Sementara bagi siluman, cermin bunga adalah tempat pelatihan ilmu. Di dalamnya ada berbagai jenis siluman. Khusus siluman malang itu, tampaknya setelah berhasil berbaur dengan ras kita, dia justru berakhir jadi tawanan Sergei sekarang" tambah Hisashi tanpa keraguan.

"Kalau begitu kita keluar dari sarang serigala, masuk ke kandang macan" Theo berpikir bukankah terlalu beresiko?

"Kalau kita berhati-hati semoga perjalanan kita aman. Tidak semua siluman jahat Theo" jawaban Hisashi agak menenangkan.

Tiba-tiba si kecil berbulu mengubah dirinya ke dalam ukuran sedang dan mendorong Hisashi, masuk ke dalam ruangan berisi siluman.

"Hey, pintunya tidak dikunci" Lucas dan Eve sama-sama terkejut dan ikut masuk ke dalam bersama yang lainnya.

Aaaaaargh!!

Merasa ada manusia menerobos masuk, spontan siluman itu berteriak bengis, mematahkan ikatan tali tambang yang melingkari tubuhnya, dengan sekali hentakan tangan.

"Manusia....." gumam siluman itu menatap tajam Theo, dan Eve bergantian dengan mata berkilat-kilat.

"Dan siluman tingkat tiga? hahahahah!!" matanya beralih ke arah anjing berbulu yang menyertai Theo dan kawan-kawan, sambil tertawa terbahak-bahak.

"Beraninya kau menampakkan diri dihadapanku dan berusaha menghalangiku menangkap para manusia ini huh!!" geram siluman tingkat 10 kepada anjing berbulu.

Semua tatapan penuh tanda tanya para manusia kini dilayangkan pada Hisashi. Mereka minta penjelasan. Mengapa peliharaan ciptaan Hisashi, di sebut siluman tingkat tiga oleh siluman tingkat 10?

"Panjang ceritanya. Yang jelas dia memang siluman yang tunduk padaku. Sayangnya karena aku, dia jadi tidak bisa meningkatkan kemampuannya. Tetapi jangan khawatir"

"Dia akan sangat berguna di cermin bunga nantinya. Karena tiap pertarungan yang dia lakukan, akan menaikkan levelnya" desis Hisashi menatap waspada pada siluman tingkat 10 sambil menghunuskan pedang untuk menciptakan jarak di antara mereka.

"Jadi kau yang menciptakan hewan roh ini? menakjubkan... sekarang dia telah menjadi siluman tingkat 3. Lumayan," puji si siluman tingkat 10.

"Apa lagi hewan roh?" gumam Eve mengerutkan kening mulai pusing dengan banyak istilah yang tidak dia pahami.

"Hewan biasa yang dialiri hawa roh, sehingga menjadi siluman secara alami" dengan baik hati Amarru menjelaskan apa itu hewan roh.