webnovel

Taman Air Merah

Theodor memilih pesta ulang tahun tak biasa. Theo dan kekasihnya Nauctha sebenarnya memilih Tovkla Water Park sebuah wahana taman air out door berada di Ibu Kota tetangga sebut saja Detulca. Namun, karena suatu hal yang tak terduga mobil yang mereka tumpangi mengalami masalah. Akhirnya mereka liburan di Winter Water Park sebuah wahana taman bermain out door yang di dominasi warna putih dan biru di kota kelahiran mereka, bernama Alustra. Teror dimulai ketika mereka akan mencoba wahananya. Seorang hantu Wanita menyamar menjadi salah satu pengawas wahana taman bermain tersebut. Ada motivasi apakah sang hantu menampakkan diri pada mereka?

Yi_EunSha · Terror
Classificações insuficientes
56 Chs

Meledakkan ruangan

Angin kembali berhembus lalu kilatan merah memotong kaki hewan roh. Begitu hewan roh roboh ke lantai, Sergei menunjukkan wujud aslinya berupa wujud manusia setengah tengkorak, yang terbang mencoba menghampiri mangsanya tetapi belum sempat dia sampai ketujuan, ketika terbang tepat di depan wajah hewan roh,

Guk!!

Hewan roh menyalak garang, air liurnya menembaki Sergei secara beruntun hingga sang Iblis jatuh terpelanting ke tanah.

"Selesai!" teriak Agni setelah mesin bor berhenti beroperasi.

Sergei merasa mangsanya akan segera kabur maka dia memusatkan kemampuannya untuk menciptakan tubuhnya agar dapat berfungsi sama dengan vakum pembersih debu. Semua manusia beterbangan ke udara, tersedot ke arah Sergei.

Agni tersenyum sini dia menghimpun kekuatan lalu mengubah ruang kecil ini menjadi ruang hampa udara jadi, kekuatan Sergei tidak bisa lagi memengaruhi para manusia. Sebagai gantinya, para manusia hanya melayang diudara.

Agni bersiul sekali dan dengan siulan panjang tersebut, para manusia merasa seolah tubuhnya sedang ditarik oleh sebuah magnet. Setelah Agni berhasil melempar para manusia ke dalam lubang galiannya, dia memberi isyarat pada hewan roh untuk ikut melompat menyusul Hisashi.

Terakhir, Agni menjatuhkan diri ke dalam lubang besar tersebut tanpa lupa meledakkan ruangan itu terlebih dahulu, agar Sergei tidak bisa mengambil kesempatan menyusul mereka semua.

Mereka semua meluncur kebawah dengan sangat cepat. Eve dapat melihat sesuatu di bawah sana adalah air berbentuk bunga teratai, yang bersinar sebening kaca!!

"Jangan ada penolakan kalau tidak ingin terlempar kembali ke sarang Sergei!" perintah Agni sebelum kaki Eve sempat menyentuh permukaan cermin bunga.

Untung saja ada instruksi Agni sehingga Theo, Eve, Lucas, Hisashi dan Amarru berhasil menembus ke dalam dunia cermin bunga.

Dunia Cermin Bunga.

Theo dan kawan-kawan mendarat mulus di atas rerumputan hijau yang terlihat sangat segar. Hewan roh menggoyangkan ekor sambil lari kesana kemari dengan gembira. dia melompat-lompat ke arah sebuah pohon besar yang belum pernah manusia biasa lihat sebelumnya.

"Mengapa dia mendadak penuh semangat begini?" Lucas merasa keheranan melihat hewan roh asyik melompat-lompat berusaha meraih buah yang ranum di atas pohon itu.

"Kau bisa memperbesar ukuranmu mengapa kau tidak melakukannya?" kata Lucas sambil memerhatikan hewan roh yang melompat pantang mundur.

"Tentu saja dia sangat senang di sini. Karena energi surgawi mengalir deras di tempat ini. Dia akan naik level setelah mendapatkan buah itu dan belajar menempa kekuatan batinnya" Agni tidak bereaksi sama seperti para manusia karena merasa apa yang dilakukan hewan roh, adalah hal biasa untuk kalangan siluman tingkat rendah.

Hisashi menghirup energi di sekitarnya dalam-dalam lalu menoleh pada Agni.

"Bisa kau membawa kami ke pusat energi terbesar?" tanya Hisashi penasaran seperti apa wujud dari tempat pelatihan para siluman.

"Itu tergantung kemampuan dari hewan rohmu. Jika levelnya cepat meningkat sesuai dengan target yang dibutuhkan dia bisa menjadi salah satu murid dari salah satu klan ditempat ini"

"Anzu harus mencapai level berapa?" tampak minat besar di mata Hisashi.

"Paling kecil level 5. Dan setelah ini levelnya baru akan naik ke level 4. Untuk mempercepat level kau harus melatihnya bertarung sekaligus memberinya ramuan obat khusus" Agni tersenyum ketika hewan roh tersebut, akhirnya berhasil mendapatkan tiga buah ceri darah dan memakannya dengan lahap.

"Kau bisa mulai mencari bahan-bahan ramuannya di sini. Ada juga toko obat di sini, tetapi kau belum Memiliki sepeser pun uang" Agni memberi dua pilihan untuk mendapatkan bahan ramuan khusus.

"Tunggu dahulu. Berapa lama kita meninggalkan dunia kita? jangan sampai kita tidak bisa kembali lagi kedunia asal kita" Theo berusaha mengingatkan tujuan awal mereka memasuki dunia cermin bunga.

"Seminggu di sini sama dengan satu hari di dunia kalian. Jadi, apa rencana kalian?" Agni menjelaskan tanpa menutupi kebenaran.

"Kalau kita seharian belum kembali aku khawatir teman-teman yang lain akan berpikir terjadi sesuatu pada kita semua di sini" Lucas menimpali.

"Ingat juga selama Sergei masih berkeliaran bebas, hidup kalian juga tidak akan aman dan tenteram. Sewaktu-waktu dia bisa menyerang kalian. Dan aku tidak bisa menjamin keselamatan kalian semua" Agni mengingatkan poin terpenting.

Jika mereka pulang sekarang, sewaktu-waktu Sergei bisa menyerang dan menculik Theo dan Eve lagi. tetapi kalau mereka bertahan ditempat ini, makhluk gelap seperti Sergei tidak bisa mengganggu mereka.

Tidak ada salahnya jika mereka menetap selama seminggu di sini sambil menunggu Anzu berkembang bersama Agni. Tampaknya Anzu dan Agni bisa mereka andalkan dalam melawan Sergei.

"Bagaimana jika Sergei, tidak bisa menemukan Theo dan Eve, dia malah berusaha memancing keduanya dengan menyekap teman-teman kita yang lain di sana?" Amarru menyadari kemungkinan terburuk dari yang terburuk.

"Kita mungkin bisa bertahan dari Sergei tetapi bagaimana dengan yang lainnya?" Theo memijit pelipisnya perlahan.

"Apa di sana tidak ada manusia yang bisa diandalkan?" Agni merasa tertarik dengan orang-orang yang sedang dibicarakan Amarru dan Theo.

"Untuk urusan dunia manusia, ada lebih dari cukup orang yang bisa diandalkan. tetapi jika sudah menyangkut makhluk astral... mereka seperti macan ompong, tanpa cakarnya" sahut Lucas menghela napas panjang.

"Semoga saja aku bisa mengirim Amarru dan Lucas kembali kedunia kita. Apa aku boleh mencoba melakukannya Hisashi?" Eve mencoba memberi solusi namun butuh persetujuan Hisashi terlebih dahulu.

Biksu itu sebelum menjawab justru menatap kearah Agni dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Bagaimana caramu melakukan itu?" Agni bertanya pada Eve berhubung sekarang dia lah pusat perhatian semua orang.

"Sebenarnya... aku menggunakan kekuatan pikiranku. Apa pun yang aku bayangkan akan menjadi nyata."

Mendengar Eve membicarakan kemampuannya seperti sedang membicarakan berita yang biasa saja, Agni cukup terkejut. Semua makhluk yang pernah menempa ilmu di dunia cermin bunga, belum pernah ada yang memiliki kemampuan seperti Eve.

Jika seluruh penghuni tempat ini tahu keberadaan makhluk yang memiliki kemampuan ini, maka mereka akan menganggap Eve sebagai Makhluk tanpa batas. Sebagai makhluk tanpa batas, kemampuannya akan diakui sebagai Dewa guru.

"Pantas saja Dokter gila itu tergila-gila padamu. Lalu bagaimana dengan Theo? mengapa dia juga sangat menginginkannya?" Agni ingin lebih tahu jauh lebih dalam dari yang mereka pikirkan.

"Jangan mengubah topik. Sekarang menurutmu bagaimana? bisakah Eve menggunakan kekuatannya di sini? apa dia akan aman?" Hisashi memotong rentetan pertanyaan Agni secara langsung.

"Padahal baru saja aku berpikir kita ini satu tim" gumam Agni getir menyadari Hisashi dan manusia lainnya lebih memilih bungkam.

"Sejujurnya siapa pun bebas menggunakan kekuatannya secara optimal di sini, tetapi jika mereka merasakan ada kekuatan asing, yang jarang mereka bisa temui disuatu tempat, secara naluri mereka akan segera mencari tahu di mana pemilik kekuatan itu berada" balas Agni sangat hati-hati.

Walau pun dia adalah salah satu murid dari klan terbesar di tempat ini, dia tetap harus mematuhi aturan dunia cermin bunga.

"Apa yang akan mereka lakukan dengan orang semacam itu?" Eve jadi ragu sekarang.