webnovel

Tale of The Sad Ghost

Tama adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di Universitas Banten. Saat perayaan wisuda nanti ia berniat untuk menyatakan cintanya pada seorang wanita bernama Nadia. Ia sudah jatuh cinta dengan Nadia sejak SD, hingga ia rela mengikuti Nadia dari SD sampai kuliah di jurusan yang sama. Sayangnya nasib naas menghampirinya, saat acara wisuda berlangsung, ia tertimpa tiang listrik dan akhirnya ia meninggal sebelum sempat menyatakan cinta nya. Setelah kematiannya, ia bertemu dengan siluman ular yang bisa mengubahnya menjadi manusia kembali setiap bulan purnama, tetapi dengan syarat ia harus rela menjadi budak nya. Apakah Tama berhasil menyatakan cintanya saat ia kembali menjadi manusia?

Sisca_sisi · Fantasia
Classificações insuficientes
168 Chs

Strategy Erick

Devan duduk di kursi kerjanya sambil berkutat dengan laptop nya. Saat ini ia sedang sibuk menyusun program TV yang akan menampilkan kisah siluman ular yang sebelumnya ia ajukan kepada Erick. Sejumlah tumpukan kertas terlihat berserakan di meja kerja Devan.

Erick datang menemui Devan sambil membawa dua gelas kopi. Ia menawarkan satu gelasnya pada Devan. Devan sangat berterimakasih atas kebaikan Erick. Namun hal itu rupanya tidak disukai oleh salah seorang karyawan pria yang duduk tidak jauh dari meja kerja Devan. Pria itu nampak tidak senang melihat sikap Erick yang begitu baik kepada Devan.

"Anak baru udah mulai perez aja ke si boss (Perez: cari muka)", kata pria itu.

Saat Devan sedang sibuk menyusun programnya, Erick menanyakan apakah Devan sudah menghubungi Kirana. Namun kenyataannya, karena terlalu sibuk membuat Devan lupa jika ia sebenarnya harus menghubungi Kirana. Devan mengatakan pada Erick bahwa dia akan menghubungi Kirana saat itu juga. Setelah mendengar bahwa Devan akan segera menghubungi Kirana, Erick pun kembali ke ruangannya.

Dering hand phone Kirana berbunyi saat ia sedang duduk di gazebo sambil membaca buku. "Siapa sih yang nelpon". Kirana pun mengangkat hand phone nya.

"Halo, Kirana ini Devan"

"Oh ya van, ada apa nih?"

"Itu, Pak Produser ingin bertemu dengan mu, katanya dia ingin berterima kasih karena kau sudah membantuku".

Namun sayangnya Kirana menolak ajakan Devan untuk mempertemukan Kirana dengan Erick. Alasannya karena saat ini Kirana sedang sibuk untuk mempersiapkan acara festival sihir yang akan diadakan di bulan purnama nanti.

"Oh begitu ya, baiklah saya akan informasikan pada Pak Produser", kata Devan.

"Ya, sampaikan juga rasa terima kasihku padanya".

"Ok, siap!"

Kirana langsung menutup teleponnya, dan melanjutkan kembali membaca bukunya. Buku yang dibaca oleh Kirana adalah buku mengenai festival - festival rutin yang biasa diadakan di kerajaannya pada jaman dahulu. Ia membuka halaman demi halaman buku yang berisi gambar - gambar perlengkapan acara dari berbagai macam festival.

Kirana ingin membuat festival sihirnya menjadi festival yang sangat megah. Selama beberapa tahun belakangan ini, pariwisata di Banten cukup sepi sehingga ia ingin membangkitkan kembali keramaian di wilayah Banten. Jika di Banten sudah cukup ramai, ia tidak perlu jauh - jauh ke Jakarta untuk mencari uang di setiap bulan purnama.

****

Devan pergi ke ruangan Erick untuk menyerahkan beberapa file yang diperlukan untuk tayangan pertama pada program TV nya. Erick pun menerima file - file itu dan memberinya beberapa koreksi dan meminta Devan untuk segera memperbaikinya.

"Kalau bisa, besok sudah kamu perbaiki agar episode pertama bisa tayang di hari sabtu", kata Erick.

"Baik pak, saya usahakan besok sudah selesai".

Lalu Erick bertanya kembali pada Devan tentang Kirana.

"Oh ya, apakah Kirana sudah menyetujui untuk bertemu dengan saya?", tanya Erick.

"Oh itu, Kirana mengatakan pada saya jika ia sedang sibuk untuk mempersiapkan acara Festival sihir".

"Benar kah? menarik sekali! Apakah dia penggagasnya?"

"Benar pak, oleh karena itu dia sibuk".

"Hmmmm... Baiklah, kau silahkan kembali bekerja".

****

Hari itu terasa sangat panas, namun bukan karena panasnya sinar matahari, melainkan panasnya suasana pertandingan catur antara Tama dengan Limbur. Mereka sama - sama kuat. Sementara itu Denok bersorak sorai untuk menyemangati mereka berdua.

"Yo..yo..yo.. yang menang denok masakin makanan paling enak!"

Sayangnya Tama kalah pada pertandingan itu. Limbur ternyata memang hebat sekali dalam permainan catur. Saat mereka sedang berisik, tiba - tiba malaikat maut muncul di Pos Satpam dan duduk diantara mereka.

"Hantuuuu!!!", teriak Tama.

Denok langsung reflek memukul malaikat maut dengan pentungan satpam milik Limbur.

"Eh,, neng,, neng,, ini abang neng", kata Malaikat Maut.

"Aduh, ngagetin aja sih", kata Denok.

Karena Limbur baru saja memenangkan pertandingan, ia pun menantang Malaikat Maut untuk bertanding catur dengannya. Limbur sangat percaya diri.

"Lalu apa taruhannya?", tanya Malaikat Maut.

"Kalau aku menang, aku mau kau menjawab pertanyaanku", kata Limbur.

"Lalu bagaimana denganku?"

"Terserah, kau bisa menentukannya", jawab Limbur.

Kemudian Malaikat maut mengatakan bahwa dia akan mengambil kekuatannya yang sebelumnya ia serahkan kepada Tama, jika ia memenangkan pertandingannya.

"Loh, gak bisa dong om, kok saya yang jadi korban", kata Tama.

"Tenang mas, Limbur si Pengawal tingkat 1 akan mengalahkan malaikat maut!"

"Ok, mari kita mulai", kata Malaikat Maut.

Pertandingan menjadi semakin seru karena Limbur dan Malaikat Maut sama - sama pintar bermain taktik. Sementara itu Denok dan Tama sangat berisik sehingga mengacaukan konsentrasi Malaikat Maut, sedangkan Limbur yang sudah terbiasa dengan berisiknya mereka, tidak terpengaruh sama sekali, perjuangan Limbur tetap lancar jaya.

Pertandingan sengit itu pun berakhir, Limbur keluar sebagai pemenangnya.

"HOREEE!!! Panggil aku si raja catur!", teriak Limbur.

Karena telah berhasil memenangkan pertandingan, Limbur pun menagih taruhannya kepada Malaikat Maut.

"Yasudah, silahkan bertanya".

Limbur bertanya mengenai nasib penghuni Villa Putri selanjutnya, apakah mereka semua dapat kembali menjadi manusia.

"Kalian semua dapat kembali menjadi manusia terkecuali Tama, karena jasad Tama sudah lama terkubur dan sudah rusak, sementara kalian masih berada di dalam jasad kalian masing - masing, hanya saja jasad itu sudah disesuaikan untuk dua dunia, yaitu dunia manusia dan dunia siluman".

Mendengar jawaban dari malaikat maut, membuat Tama memikirkan nasibnya setelah hari itu tiba.

"Lalu bagaimana denganku?", tanya Tama.

"Setelah Kirana kembali menjadi manusia, kontrakmu dengan Kirana akan berakhir, dan aku akan menjemputmu untuk pergi ke alam baka".

Meskipun Tama begitu sedih mendengarnya, tetapi ia harus tetap menerima kenyataannya bahwa dirinya dan Kirana memang hanya sebatas Majikan dan pembantu. Tama tidak mungkin berharap bisa terus bersama Kirana seperti hal nya Denok dan Limbur. Mungkin memang seperti itulah takdir untuk Tama.

****

Erick sedang duduk di ruang kerja nya. Ia masih penasaran dengan Kirana. Sebetulnya Erick adalah seseorang yang percaya bahwa alam lain, atau alam siluman ular memang benar - benar ada. Ia sangat ingin menemui Kirana agar bisa mendengar cerita dari Kirana secara langsung. Apalagi ia mendengar dari Devan, bahwa Kirana memiliki kelebihan yang dapat melihat para siluman ular. Sesungguhnya Erick juga ingin melihat siluman ular secara langsung.

Erick mengingat informasi yang diberikan oleh Devan, jika Kirana sedang sibuk karena ia akan mengadakan sebuah festival sihir. Erick pun memiliki ide yang dapat mempertemukannya dengan Kirana. Erick meminta sekertarisnya untuk memanggil Devan. Beberapa menit kemudian Devan datang ke ruangan Erick.

"Kau bilang, Kirana akan mengadakan festival sihir?", tanya Erick.

"Ya, benar. Mungkin dalam waktu dekat", jawab Devan.

"Apakah dia sudah punya beberapa sponsor?"

"Sepertinya Kirana akan menyediakan dana nya sendiri tanpa sponsor".

"Apa? Haha.. Menarik sekali. Aku baru pertama kali mendengar sebuah acara tanpa sponsor", kata Erick.

Lalu Erick mengatakan pada Devan, jika Kirana berkenan, ia akan menjadi sponsor acara festival sihir tersebut, dan festival itu pun akan ditayangkan di stasiun televisi tempat mereka bekerja. Devan sangat mengapresiasi atas tawaran dari Erick. Ia mengatakan bahwa ia akan segera memberitahu Kirana mengenai hal ini. Setelah itu, Devan keluar dari ruangan Erick dengan wajah yang bercahaya.

"Bagus, Kirana tidak akan mungkin menolak untuk bertemu dengan ku setelah ini, justru dia sendiri yang akan datang padaku untuk berterima kasih", kata Erick.