"Hanya foto kenangan ini yang aku miliki bersama dengan ibu, dan selebihnya tidak ada. Bahkan aku tidak tahu di mana keberadaan dari ayahku sekarang," gumam Andien ketika perhatiannya mulai terfokus ke dalam foto tersebut.
Kembali menyimpan foto tersebut ke dalam dompet kecilnya.
Membuat Andien semakin teringat dengan kisah-kisah kebahagiaan bersama dengan ibunya sebelum akhirnya ia harus memperjuangkan hidupnya sendiri dengan bekerja banting tulang. Sungguh membuat Andien merindukannya, namun ia juga sangat merindukan sosok seorang ayah. Yang sebelumnya ibunya mengatakan jika ayahnya telah tiada.
Walaupun merasa sedih, namun Andien berusaha keras untuk bisa menahan kesedihannya itu agar tidak menangis di dalam taksi.
Di tempat lain, Vivian baru saja memulai kembali pekerjaannya meskipun belum seberapa, tapi sudah membuatnya merasa letih. Hingga ia melirik kearah jam kerjanya, dan sekarang sudah waktunya untuk istirahat.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com