webnovel

TAKDIR ALLAH

Memang jodoh cerminan dari diri sendiri namun tidak ada salahnya bukan jika kita berusaha dan berubah demi mendapatkan orang tersebut. *** Dilain sisi Adit saat ini sedang berada ditempat tongkrongan bersama teman-temannya. Adit merupakan salah satu penggemar motor sport. Dia mendapat julukan sebagai king of motor karena prestasi nya yang selalu menjadi juara lomba balap liar menjadikan nya dirinya dikenal banyak orang. "Hay brother tumben Lo diam saja disini gak gabung sama teman-teman yang lainnya" seru doni teman Adit yang tiba-tiba muncul. "Lagi gak mood gue" balas Adit sembari menghisap rokok nya. "Ada gerangan apakah ini? Apa jangan-jangan Lo sedang patah hati? Soalnya sedari tadi gue perhatiin Lo kebanyakan melamun" Tanya Doni yang sedikit kepo. "Apaan sih Lo" kelak Adit. "Alah jujur ajalah bro sama gue lagian kita kan juga udah kenal lama udah dari SD malah jadi gue tu tau semua sifat Lo termasuk kalauo sedang berbohong seperti sekarang ini" ujar doni yang masih coba memancing Adit agar mah bercerita. "Bisa aja Lo" balas Adit lalu mematikan rokoknya. "Sini-sini cerita aja sama gue siapa tau nanti gue bisa ngasih saran dan jalan keluar buat Lo" seru doni lagi. "Emm gue lagi tertarik sama cewek" balas Adit singkat. "Tertarik atau jatuh cinta hayo" goda Doni. "Untuk saat ini kayaknya gue lagi tertarik aja lebih tepatnya sih kagum sama dia soalnya gue belum bisa bilang kalau itu cinta karna gue masih trauma sama yang dulu" balas Adit yang mengingat masa kelam nya. "Kenapa harus trauma sih lagian gak semua cewek kayak gitu sekarang ini saat yang tepat buat Lo bangkit dari keterpurukan masa lalu Lo yang kelam itu" seru doni yang ingin sahabat nya itu bangkit dari peristiwa itu.

Pinky_01 · Adolescente
Classificações insuficientes
397 Chs

bab 26

Dibalik kata marah pasti ada rasa peduli yang ingin diberikan namun egonya yang terlalu besar membuat dia terlalu gengsi untuk melakukan nya.

***

Seperti biasanya Nisa pagi sedang sarapan bersama Abi nya setelah selesai dan membersihkan semuanya Nisa segera pamit untuk pergi ke sekolah.

"Abi Nisa berangkat dulu ya" pamit Nisa pada Abinya yang tengah menikmati udara segar pagi hari diteras depan dengan segelas Kopi setelah selesai sarapan.

"Kamu mau berangkat sekarang?" Tanya Abi Ahmad memastikan.

"Iya Bi soalnya udah siang juga" seru Nisa.

"Tapi Karin belum menghampiri kamu terus gimana kamu mau perginya" ujar Abi Ahmad. Nisa pun sontak langsung teringat jika Abinya tidak mengetahui kalau dirinya dan Karin sedang berantem dia pun harus memutar otak untuk berpikir gimana caranya bilang sama Abinya apa dia berbohong lagi? Tapi itu juga tidak baik tapi gimana dong kalau dia tidak berbohong pasti Abinya akan terus bertanya terus kenapa bisa sampai berantem kan gak mungkin juga kalau dia bilang penyebab berantem nya dia dan Karin itu karna cowok pasti Abinya akan mengintrogasi dirinya lebih dalam lagi dan dia gak mau.

"Kok diam kamu nak? Apa kamu lagi ada masalah sama dia?" Tanya Abi Ahmad yang mulai curiga.

"Eh gakkk kok Bi tadi Karin hubungi Nisa dia bilang kalau dia berangkat duluan karena dia ada piket hari ini sementara kalau mau nunggu Nisa kan kelamaan kan kasian juga" bohong Nisa.

"Oh begitu" balas Abi Ahmad percaya.

"Maafin Nisa ya Bi Nisa udah bohong lagi sama Abi semoga aja Abi gak marah sama nis" batin Nisa didalam hatinya.

"Yaudah sana kalau kamu mau berangkat nanti keburu siang Lo" ujar Abi Ahmad.

"Eh iya Bi yaudah kalau begitu aku berangkat dulu ya assalamualaikum" pamit Nisa sembari mencium tangan Abinya. Kali ini Nisa memilih untuk berangkat ke sekolah menggunakan bis karna sekarang masih pagi juga jadi Nisa sekali-kali lah dia naik bus ke sekolahnya. Nisa menunggu bis nya dihalte dekat dengan rumahnya ketika sedang menunggu busnya tiba-tiba Karin melintas bersama motornya dan akhirnya tanpa sengaja mata mereka saling bertemu. Sebenarnya Karin ingin sekali berhenti dan mengajak Nisa untuk bareng sama dia namun gengsi dan ego Karin masih menyelimuti dirinya. Begitupun dengan Nisa sebenarnya dia tidak ingin seperti sama Karin namun kalau Karin tidak diberi pelajaran pasti dia akan tetap seperti itu terus dan tidak mau berubah.

"Aku cuman bisa berharap semoga kamu cepat berubah dan kita bisa bersama kayak dulu lagi" seru Nisa yang melihat Karin semakin menjauh. Bersamaan dengan itu bis yang ditunggu-tunggu Nisa pun datang Nisa sontak langsung berdiri dan naik kedalam bis. 15 menit telah berlalu akhirnya Nisa telah sampai dihalte bis depan sekolahannya dia pun membayar dan turun dari bis tersebut setelah itu dia segera berjalan masuk kedalam sekolah nya dan bergegas menuju ke kelasnya.

"Hai sa" sapa Adit yang tengah berada di parkiran.

"Eh iya ada apa?" Tanya Nisa.

"Gak papa bareng ya ke kelasnya" ujar Adit tersenyum. Nisa pun jadi bingung harus gimana kalau dia bareng ke kelasnya sama Adit pasti Karin jadi salah paham dan hubungan dia sama Karin akan semakin parah tapi kalau dinolak nanti dikira gimana-gimana secara kan kelas dia Sama Adit emang sama.

"Emm gimana ya?" Seru Nisa bingung.

"Emang kenapa gak boleh ya? Yaudah kalau begitu gue duluan aja" balas Adit lalu hendak pergi namun gak sengaja tangan Nisa memegang tangan Adit.

"Ehh dit tunggu" seru Nisa Adit pun sontak langsung berhenti dan melihat tangannya yang dipegang oleh Nisa, Nisa yang menyadari itupun sontak langsung melepaskan tangannya.

"Maaf-maaf gak sengaja" ujar Nisa tak enak hati.

"Udah gak papa! Oh iya kenapa?" Seru Adit yang sebenarnya merasa senang karna Nisa memegang tangan nya.

"Hah?" Tanya Nisa bingung.

"Kenapa kok Lo tadi panggil gue?" Seru Adit menjelaskan.

"Oh itu tadi katanya kamu mau bareng ke kelasnya" balas Nisa sedikit ragu.

"Gak jadi deh Lo tadi kelihatan keberatan yaudah gue duluan aja" ujar Adit terus terang.

"Bukan gitu" balas Nisa tak enak hati.

"Iya udah gue tau kok Lo takut kalau teman Lo itu marah kan sans" seru Adit.

"Eh iya maaf ya" balas Nisa mencoba tersenyum.

"Udah gak papa kalau gitu gue duluan" seru Adit lalu pergi.

"Coba aja Adit sama Karin akur pasti aku bisa berteman sama siapa aja tanpa takut kalau Karin marah huhh yaudah lah" seru Nisa pada dirinya lalu dia pun memutuskan untuk menuju ke kelasnya. Setelah sampai dikelasnya Nisa pun melihat Karin sedang bermain ponselnya namun sepertinya Adit belum berada dikelasnya kemana dia? Bukannya tadi dia yang bilang mau ke kelas duluan? Ah entahlah Nisa pun tak begitu memikirkan nya itu. Dia segera berjalan menuju bangku paling belakang barisan no 2 bangku itu merupakan bangku tambahan yang diberikan jika ada murid baru, saat ini dia memutuskan untuk duduk sendiri dulu sebelum hubungan dia sama Karin membaik.

"Pagi sa" sapa indah yang duduk didepan mejanya.

"Pagi juga ndah" balas Nisa lalu menaruh tas ranselnya dan duduk.

"Hari ini gak ada pr kan?" Tanya indah basa basi.

"Kayaknya enggak deh" balas Nisa mengingat-ingat.

"Oh" seru indah. Lalu mata indah melirik ke arah Karin yang tengah sibuk dengan ponselnya memberi kode kepada Nisa, Nisa yang tau maksud dari lirikan mata indah pun dia hanya mengangkat bahu nya. Tak lama kemudian tiba-tiba Bu Mila masuk kedalam kelas sontak membuat semua murid yang ada disitu pun menjadi terkejut perasaan bel masuk belum berbunyi tapi kenapa Bu Mila masuk kedalam kelas lagian juga hari ini kayaknya gak ada pelajaran nya Bu Mila. Akhirnya semua murid pun menjadi bertanya-tanya.

"Assalamualaikum wr wb maaf sebelumnya anak-anak ibu ada pengumuman sedikit kertas ini nanti silahkan diisi nama dan ektra kurikuler yang akan kalian pilih setelah selesai nanti waktu istirahat ketua kelas nya bisa mengumpulkan di ruang ibu dan habis ini untuk indah silahkan dibagikan ya" ujar Bu Mila sembari memperlihatkan selembar kertas kecil.

"Baik Bu" balas semua murid.

"Yaudah itu saja pengumuman dari ibu terimakasih sebelumnya wassalamu'alaikum wr wb" "ibu pergi dulu ya" ujar Bu Mila lalu buru-buru pergi dari kelas.

"Waalaikumussalam wr wb" balas semua murid.

"Huh aku kira hari ini ada mapel nya Bu Mila udah deg-degan aku mana aku gak bawa bukunya lagi" ujar indah pada Nisa.

"Sama juga woy" tawa Nisa dan indah sontak ikut tertawa.

"Ndah itu cepat dibagikan" ujar Dimas yang mengganggu Nisa dan indah yang tengah tertawa.

"Eh iya sabar woy" balas indah lalu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju ke depan ke meja guru untuk mengambil kertas tadi setelah itu membagikan nya dengan rata.