Bab 02
"Apa kabar? Senang bertemu denganmu, Yang Mulia."
"Siapa yang menyuruhmu kemari?" Arjuna terlihat tidak suka dengan kedatangan wanita itu. Tanpa dipersilahkan, wanita itu duduk di bangku yang ada di depan Arjuna.
"Bukankah Ibu Suri yang menyuruh Yang Mulia untuk datang."
Dia Kusumawardani, putri Patih Mahapati. Menteri yang bertugas mengurus apa yang menjadi urusan kerajaan, dan berhubungan dekat dengan Raja. Arjuna dulu sempat menyukainya. Namun, saat Kusuma memilih ambisinya, Arjun membuang perasaan itu. Dia pikir memang sebaiknya Arjuna tidak memikirkan tentang perasaan.
"Ada apa? Apa hamba begitu memikat Yang Mulia? Anda terus saja menatap hamba."
Siapa yang tidak akan jatuh hati pada kecantikan Kusuma, dia gadis cantik, pintar, terlihat berwibawa, dan memiliki postur yang proporsional. Dia wanita yang sempurna untuk pria seperti Arjuna. Sayangnya, Arjuna tidak memiliki perasaan itu lagi sejak dia tahu bagaimana sikapnya.
"Aku lelah harus berbicara formal kepadamu. Aku merindukanmu." Kusuma seperti tidak peduli saat perasaan Arjuna tidak lagi sama. Sikapnya berbeda setelah di kembali dari luar negeri. Dulu Kusuma hanya perempuan yang tidak mempunyai ambisi. Namun, sekarang dia tidak sama. Ambisinya sudah berbeda.
"Aku datang bukan berarti aku menyetujui apa yang Ibu Suri mau. Ini hanya tanggung jawabku sebagai cucu."
"Kenapa? Aku pikir setelah kamu menolak banyak wanita untuk menikah denganmu. Kamu akan sangat senang saat bertemu denganku. Ayah bahkan sudah menyetujui perjodohan kita," ujar Kusuma.
Arjuna tersenyum mendengar apa yang Kusuma katakan, "Kau begitu percaya diri."
"Tentu aku percaya, aku tahu kamu begitu mencintaiku." Kusuma beranjak dari tempatnya dan duduk di samping Arjuna. Dia tidak malu saat tubuhnya semakin dekat dengan Arjuna.
"Aku tahu kamu masih menyukai ku, jadi tidak perlu malu. Maafkan aku baru menyadari perasaan mu."
Arjuna hanya diam, ingin sekali dia pergi darinya. Namun, dia sudah berjanji pada Ibu Suri untuk tidak pergi setelah makan malam, "Bisa kamu duduk di tempatmu?" ucap Arjuna yang merasa risih dengan sikap Kusuma.
Kusuma dulu bukan seseorang yang memiliki ambisi seperti sekarang. Namun, sesuatu membuatnya berambisi untuk melakukan yang ingin dilakukan. Sampai suatu waktu, dia pernah tahu kalau Arjuna menyukainya, akan tetapi Kusuma memilih untuk pergi menempuh cita-citanya. Berjalannya waktu, Arjuna mendengar kalau Kusuma sering melakukan kencan buta bersama beberapa pria, dia bahkan sering berpesta. Sampai suatu hari, dengan mata kepala Arjuna sendiri, Kusuma mencumbu pria yang sedang bersamanya di depan pintu kamar hotel dengan kondisi mabuk. Kusuma bahkan tidak risih saat pria yang bersamanya merabah bagian tubuhnya yang lain. Hal itu yang tidak Ibu Suri tahu, Arjuna tidak menceritakan apa yang Kusuma lakukan saat menempuh pendidikannya di luar negeri. Terlahir menjadi keturunan darah biru membuat Kusuma begitu terkenal, dan entah bagaimana masalah yang terakhir Arjuna dengar bisa ditutupi.
Dan bagaimana bisa Ibu Suri menyetujui penawaran Patih Mahapati saat Arjuna mulai curiga dengan patihnya. Memang belum cukup bukti untuk Arjuna. Namun, dibantu Nambi, orang kepercayaannya, Arjuna mencari tahu apa yang selama ini Mahapati sembunyikan.
Saat beberapa anggota kerajaan melawan Raja. Sejak kepemimpinan Arjuna, banyak yang ingin Arjuna turun dari jabatannya. Dia bahkan mendapatkan teror setiap hari karena tanggung jawab yang dipikulnya dari Baginda Raja sebelumnya. Menjadi seorang Raja saat dia hanya keturunan Selir, memang bukan hal yang mudah. Dia harus melawan semua orang yang tidak setuju dengan keputusan Ibu Suri, menjadikan dirinya Raja, penerus Raja Prabu Kertawijaya.
Memang harusnya Giri Kertawijaya, putra dari sang Ratu yang menjadi putra mahkota. Namun, hal itu tidak terjadi. Dia dianggap tidak mampu, Pangeran Giri Kertawijaya yang seharusnya menjadi Raja di usir karena kesalahan yang Ibunya lakukan. Dia ingin membunuh Arjuna menggunakan racun saat itu. Untung hal itu segera diketahui oleh Ibu Suri sendiri. Membuat Ibu Suri murka, dan mengusir Ratu keluar dari istana. Sempat ada pergolakan saat Ratu di usir tanpa gelar yang menempel dalam dirinya. Dia dijadikan rakyat biasa dan tidak diperbolehkan dekat dengan istana.
Jaya Kertawijaya adalah istri Prabu Kertawijaya yang menjadi Ratu saat itu. Karena Ratu diusir, Selir kerajaan, Raga Kertawijaya dipilih menjadi Ratu menggantikan Ratu Jaya yang dilengserkan. Dia Selir Raja pertama dan yang memberikan keturunan pertama untuk Raja Prabu Kertawijaya karena Ratu tidak bisa memberikan keturunan waktu itu.
Awalnya Ratu Jaya diharuskan memilih mundur menjadi Ratu atau membolehkan Raja menikahi selir kerajaan. Dan pilihan itu yang membuatnya tersisih dan di usir karena dia melakukan hal yang tidak manusiawi. Dengan merencanakan membunuh pada Putra Mahkota, Arjuna Kertawijaya.
Seperti menjadi takdir Arjuna, sejak dia belum lahir sudah banyak yang menentangnya padahal Raja Prabu sudah menginginkan seorang keturunan. Raga, yang menjadi selir Raja membuat perhatian yang seharusnya Ratu Jaya dapatkan dari Raja berkurang.
Keluarga Kusumawardani, memiliki hubungan erat dengan Ratu Jaya yang tidak banyak orang tahu. Dan anehnya, Mahapati menjadi menteri yang menjadi kaki tangan Raja Arjuna. Mahapati dipilih oleh anggota kerajaan dan mengharuskan Arjuna menyetujui hal itu. Kusumawardani seperti Ayahnya, sikap ambisinya terlihat setelah dia benar-benar menjadi orang yang berbeda.
Mungkin dulu, Kusuma hanyalah gadis yang sering datang ke kerajaan karena Ayahnya yang memang menjadi anggota kerajaan.
"Apa Yang Mulia tidak membukakan pintu mobil untukku?" Dia memang tidak sopan, dia bersikap Arjuna begitu mencintainya.
"Atau haruskah hamba yang membuka pintu untuk anda?"
Tanpa mengatakan apapun, Arjuna membukakan pintu untuk Kusuma. Dia tidak bisa bersikap yang akan membuat gosip untuknya dengan sikapnya. Dia hanya ingin segera mengantarkan Kusuma pulang dan tidak menemuinya lagi.
Di dalam mobil, Arjuna fokus dengan buku yang sengaja dia bawa. Dia sangat suka membaca. Dia tidak peduli Kusuma mengajaknya bicara. Fokusnya hanya cerita dalam buku yang sedang dibaca.
***
Arjuna berjalan kedalam istana dengan kesal, Kusuma membuat moodnya buruk hari ini. Kalau bukan karena Ibu Suri, dia tidak akan mau bertemu dengan Kusuma.
"Maaf, Yang Mulia."
"Beri aku waktu, aku ingin istirahat."
Arjuna merasa kesal dengan yang Kusuma lakukan, mungkin dulu dia sempat menyukainya. Namun, tidak sekarang. Sikapnya seperti perempuan yang tidak memiliki adab. Belum lagi, dia seperti begitu dekat dengan Arjuna.
Besok pagi, Arjuna akan membicarakan ini pada Ibu Suri. Bagaimana tanggapannya. Arjuna tetap menolak perjodohan seperti yang Kusuma katakan.
Di dalam kamar, Arjuna memilih untuk menyendiri di ruang kerja yang satu dengan kamarnya. Kamar yang begitu luas dengan peralatan yang lengkap itu salah satu ruangan yang bisa membuatnya nyaman.
***
Pagi hari, kerajaan sudah disibukkan dengan menyiapkan makanan untuk keluarga kerajaan. Pangeran Agung bertugas mencicipi makanan yang akan dihidangkan untuk Raja Arjuna. Pangeran Agung adalah putra ketiga dari Raja Prabu. Adik bungsu Arjuna setelah Pangeran Giri. Dia satu Ibu dengan Arjuna.
Pangeran Agung, sudah menikah. Dia mempersunting seorang putri dari kerajaan timur dan memiliki seorang putri cantik. Ibu Suri awalnya menolaknya, tetapi ini sudah kemauan Pangeran Agung untuk menikahi wanita yang dicintainya.
Raja Arjuna masuk ke ruang makan saat semua sudah berkumpul. Semalaman dia tidak tidur, dia memilih membaca buku untuk menenangkan dirinya. Baru saja dia tertidur, pelayan kerajaan sudah membangunkan nya.
"Selamat pagi, Yang Mulia." sapa pelayan kerajaan yang akan melayani mereka makan.
Tanpa menjawab, Arjuna duduk di tempatnya setelah memberi salah pada Ibu Suri dan Ibunya.
"Bagaimana kencan anda, Yang Mulia? Apa berjalan lancar?" Raja Kertawijaya membuka suara lebih dulu saat Arjuna baru menikmati makanan yang pelayan siapkan.
"Maaf Ibu Suri, saya kembali menolaknya. Dan alasannya akan tetap sama. Saya tidak ingin memiliki komitmen dengan siapapun." Arjuna langsung mengatakan apa yang menjadi keputusannya.
"Yang Mulia--"
"Maafkan saya, saya memiliki alasan untuk menolak putri patih Mahapati tanpa Ibu Suri ketahui."
"Hamba pikir, Anda mencintainya," jawab Ibu Suri.
"Yang Mulia, setidaknya pikirkan dulu. Anda harus mengenalnya sebelum mengambil keputusan."
"Tidak, Ibu. Saya tetap dengan keputusan yang saya ambil."
"Baiklah, kalau itu kemauan Anda. Hamba akan memberi anda waktu 3 bulan untuk mendapatkan seorang calon Ratu. Kalau di jangka waktu yang hamba berikan Anda tidak juga mendapatkan jodoh. Keputusan ada apa hamba, bagaimana?" tanya Ibu Suri. Dia tetap tidak menyerah dengan keputusan yang Arjuna sampaikan.
"Kalau Yang Mulia tidak menyetujuinya kali ini. Hamba pastikan Yang Mulia tidak akan mengikuti ritual terakhir hamba."
"Ibu Suri--"
Arjuna menatap Ibu Suri yang mengatakan kalau dirinya tidak boleh melakukan prosesi yang sangat penting saat seseorang berpulang pada penguasa yang kekal.
"Nenek, itu bukan pilihan. Itu--"
"Turuti Nenekmu itu atau tidak sama sekali."
Ibu Suri beranjak dari meja makan meninggalkan Arjuna yang masih ingin menjelaskan apa yang menjadi syarat Ibu Suri.
To Be Continue..