Orion membuka matanya, sekujur tubuhnya terasa sakit dan bagian punggungnya adalah yang terparah. Dia melihat ke Anna yang ada di pelukkannya, Anna terlihat baik-baik saja. Anna membuka matanya, dia langsung melihat ke Orion dan langsung duduk untuk menyingkir dari tubuh Orion.
"Orion, apa kau baik-baik saja?" Anna menatap Orion dengan khawatir.
"Tidak terlalu baik....Bagaimana dengan mu, kak. Apa kau baik-baik saja?" Orion juga mulai duduk.
"Ya, semua karena mu. Terima kasih dan maafkan aku" Anna tampak menyesal.
"Syukurlah kalau begitu dan jangan meminta maaf, kau tidak salah apapun"
"Tapi, karena ku. Kau jadi begini"
"Ini bukan karena mu, ini karena mereka. Lagipula, jika bukan aku yang menyelamatkan mu. Maka siapa lagi?"
"Kenapa kau tidak memanggil ayah dan ibu?"
"Jikapun aku memanggil ayah dan ibu, apa kami bisa menemukan mu secepat aku menemukan mu sekarang?"
"..." Anna tahu bahwa apa yang Orion katakan ada benarnya.
"Yang terpenting, kau sudah selamat. Jadi kita harus pergi dari sini sekarang, selagi orang-orang itu belum menemukan kita" Orion berdiri dengan perlahan, dia juga melihat ke rumah yang sudah terlahap oleh api itu.
"Dimana bocah itu!!!" Suara seorang pria terdengar dari dalam gejolak api itu.
Orion langsung menarik Anna untuk pergi dan di waktu yang bersamaan, ketiga pria itu keluar dari gejolak api dan melihat Orion yang pergi bersama Anna.
Orion dan Anna berlari secepat mereka bisa, sementara ketiga pria itu mengejar mereka dari belakang. Karena perbedaan kemampuan fisik yang jelas, membuat jarak mereka semakin lama semakin dekat.
"MATILAH KAU!!!" Kata salah satu dari mereka, sebuah bola api melesat ke arah Orion dan Anna yang berlari.
Orion melirik kebelakang, dia mengayunkan tangannya ke bola api itu. Bola api yang awalnya melesat menuju Orion dan Anna, melenceng dan mengenai pohon yang ada di samping mereka. Orion menggunakan sihir anginnya untuk menggeser jalur bola api itu.
'Untunglah aku belajar sihir ini tadi' Orion kembali fokus untuk berlari.
Orion dan Anna sekarang berlari melewati pepohonan, agar ketiga pria itu kesulitan mengikuti karena pepohonan yang lebat dan menghalangi pandangan mereka. Salah satu dari mereka berhenti secara mendadak dan itu membuat dua orang lainnya juga melambat dan berhenti.
"Woi, ada apa?" Mereka berdua mendekati rekannya itu.
"Kita tidak bisa ke sana"
"Tapi, kenapa kakak?"
"Lihat itu...." Pria itu menunjuk ke salah satu pohon yang di sana, kedua pria lainnya melihat ke pohon yang di maksud.
Tidak ada hal yang aneh pada pohon itu kecuali ada bekas cakaran besar di pohon itu, kedua pria itu langsung mengerti maksud dari rekan mereka.
"Tapi, ini hanya beruang biasa. Kurasa tidak perlu terlalu di khawatirkan, kita bisa dengan mudah membereskannya"
"Itu benar, kak. Meskipun ada 5 atau 10 beruang pun, itu bukan masalah bagi kita"
"Ya, itu mungkin benar. Tapi....Apa kalian tidak melihatnya dengan seksama?"
"Melihat dengan seksama? Apanya?" Mereka berdua menjadi bingung dengan pertanyaan itu, wajah rekan mereka juga terlihat sedikit pucat sekarang dan itu bukan karena panah yang tadi menancap di bahunya.
"Apa kalian percaya, bahwa cakaran beruang akan sebesar itu?" Perkataan itu langsung membuat mereka berdua bergedik.
"Be-Berarti, itu beruang...."
"Ya, itu beruang yang sudah menjadi iblis. Dengan kata lain, seekor beruang iblis dan aku yakin dengan segenap nyawa dalam diri ku. Bahwa kita pasti mati jika bertemu dengan beruang itu" Pria itu mengangguk.
"..." Mereka bertiga sekarang terdiam, situasi memaksa mereka untuk melepas gadis itu.
"Setidaknya, dengan nyawa kita yang masih di tubuh ini. Kita masih bisa mencari mangsa baru, ayo kita kembali" Pria itu melihat ke kedua rekannya, mereka berdua mengangguk dan mereka pun kembali dengan perasaan kesal serta marah.
......
Orion dan Anna terus berlari, mereka menyadari bahwa sudah tidak di kejar lagi dan mulai memperlambat laju mereka. Mereka sekarang berhenti dengan nafas yang terengah-engah, Orion melihat ke Anna.
"Kak, kau.....Baik-baik saja?"
"Ya.....Bagaimana.....Dengan mu...Orion?"
"Sedikit lelah, tapi mulai terbiasa" Sekarang pernafasan Orion sudah kembali stabil, meski jantungnya masih berdetak dengan cepat.
'Tak ku sangka, berlari sedikit saja membuat nafas ku terengah-engah begitu. Sepertinya dugaan ku memang benar, bahwa kemampuan diriku sudah di reset juga dan ini sedikit merugikan ku'
"Orion, dimana kita?"
"Entahlah, aku juga tidak tahu. Yang jelas, kita cukup jauh dari tempat ayah dan ibu" Orion melihat ke sekitar.
Pemandangan pepohonan di sekitar mereka, berbeda dari pepohonan di tempat mereka sebelumnya. Pohon-pohon disana lebih besar dan tinggi, serta tampak lebih menyeramkan karena gelap. Anna merasa tidak nyaman dengan lingkungan sekitar mereka sekarang, dia menggenggam tangan Orion.
"Ayo, kak. Kita pergi, aku yakin. Bahwa orang-orang itu sudah pergi, ada alasan kenapa mereka tidak mengejar kita dan aku tidak ingin bertemu dengan alasan yang mereka maksud" Orion menarik tangan Anna, mereka mulai berjalan kembali.
ROOAAAAAR
Orion dan Anna terdiam, suara itu besar dan dekat dari mereka. Lebih tepatnya, berada di belakang mereka. Mereka berdua melihat ke belakang dengan perlahan, sekarang mereka terdiam.
Seekor beruang berdiri beberapa langkah di depan mereka, ukurannya lebih besar dari beruang pada umumnya dengan mata berwarna merah serta ada tanda silang berwarna merah yang juga menyala di dadanya.
Orion dan Anna bisa melihat dengan jelas, ada aura yang keluar dari beruang itu. Aura itu berwarna gelap, bahkan lebih gelap dari keadaan sekitar mereka yang membuat warna merah pada tubuh beruang itu tampak semakin terang.
'Apa-apaan beruang ini? Apa semua beruang di dunia ini seperti ini?' Orion yang pertama kali melihat beruang di dunia itu, tentu terkejut dengan apa yang ada di depan matanya.
Orion bisa merasakan dengan jelas, bahwa Anna sedang ketakutan. Tangannya yang digenggam oleh Anna bergetar dan itu bukan karena dirinya, melainkan Anna yang ketakutan. Beruang itu hanya diam, menatap kepada mereka berdua dengan mata merahnya yang menyala.
Orion tahu apa yang akan terjadi, jika mereka tetap diam. Dia langsung menarik Anna dan mulai berlari, meninggalkan beruang itu. Anna yang awalnya terpaku dengan beruang yang ada di depan mereka, di kejutkan dengan Orion yang membawanya lari.
Tak butuh waktu lama bagi beruang itu untuk bereaksi, dia meraung dan mulai mengejar Orion dan Anna. Dalam waktu yang singkat, beruang itu sudah berada tepat di belakang mereka. Itu membuat Anna kaget, dia yakin bahwa mereka sudah berlari dengan cepat.
'Entah seawal apapun kami berlari, beruang ini pasti dengan mudah menyusul. Mustahil bagi anak-anak untuk lari dari beruang biasa, apalagi beruangnya seperti ini...' Orion mengayunkan tangannya.
Hembusan udara menghantam beruang itu, namun beruang itu tampak tidak terganggu dengan apa yang menghantamnya. Bahkan beruang itu tidak bergedik sedikit pun, namun gerakannya sedikit melambat dan itu menjadi kesempatan untuk mereka.
"Kakak, aku belum pernah melihat beruang sebelumnya.....Apa mereka semua sebesar dan seperti ini?" Orion melihat ke Anna.
"Tidak....Ini bukan beruang biasa...." Anna menggeleng, beruang itu kembali mengejar.
'Kami tidak akan bisa lari darinya....' Orion berhenti dan membuat dinding tanah yang dibuatnya untuk menahan beruang itu, dia dan Anna kembali berlari.
BUM
Tanpa usaha yang besar, beruang itu menabrak dinding tanah lalu kembali mengejar Orion dan Anna. Jarak mereka kembali semakin dekat, Orion terus mencoba menahan pergerakan beruang itu dengan sihirnya. Selagi dirinya berlari, dia tidak membiarkan Anna untuk melakukan itu.
.
Nama: ???
Tingkat: 40
Tingkat kekuatan: 43.500
.
'Jujur saja, menghalangi monster seperti dia adalah hal bodoh. Jika di lakukan dengan kekuatanku yang sekarang'
Mereka sekarang sampai di danau yang pertama kali mereka temui di hutan itu, ketika Orion dan Anna hendak pergi ke arah pepohonan kembali. Sebuah pohon terbang ke arah mereka, Orion dengan cepat menarik tubuh Anna ke tanah.
Pohon itu menghantam pohon lainnya yang ada di depan mereka, beruang itu sekarang berada tepat di depan mereka dengan mata merah dan mulut yang mengeluarkan air liur.
Beruang itu mengangkat cakarnya dan menyerang Orion serta Anna, Orion membuat dinding tanah dan itu berhasil menahan cakaran beruang itu.
.
[Skill: [Terra wall] memperoleh +10 (+5%) poin pengalaman]
.
"Kak, larilah!!!" Orion segera berdiri, dia mengeluarkan pisau dari penyimpanannya.
"Ta-Tapi..." Anna terlihat bingung.
"Jangan membuang waktu, pergi!!!" Orion menusuk tubuh beruang itu dengan pisaunya, tusukan yang Orion berikan hanya memberikan luka yang kecil.
'Cih, tubuhnya yang besar dan tebal membuat pisau ku seperti kertas di hadapannya' Orion menghindari cakaran beruang itu, dia melirik ke belakang.
'Baguslah, Anna sudah pergi. Sekarang aku bis-' Orion kembali melihat ke depan.
Cakar beruang itu menghantam tubuhnya, membuat Orion terpental hingga menghantam sebuah pohon. Orion segera berdiri, beruang itu berlari kearahnya. Orion menyingkir dan beruang itu menabrak pohon itu hingga tumbang.
'Sial, cakarnya melukai perutku cukup parah..." Orion melihat ke tubuh bagian kanannya.
Dari sana mengalir darah yang tak henti-henti, 4 tanda cakar bersarang di perut hingga dadanya. Cakar beruang itu besar sehingga mengenai seluruh bagian atas tubuh Orion yang hanya anak kecil, rasa sakit menjadi bahan bakar tersendiri bagi Orion untuk tetap sadar.
Beruang itu kembali hendak menabrak Orion, Orion yang masih sadar kembali menghindar. Namun dia tidak menduga bahwa beruang itu akan menghantamnya menggunakan bokongnya, Orion kembali terlempar ke pinggiran danau dan segera berdiri.
'Sial, aku di pecundangi oleh binatang ini....'
Air jernih danau itu bercampur dengan darah merah segar Orion, Orion segera menjauh dari pinggiran danau dan kembali melesat ke beruang itu. Dia tidak peduli seberapa parah kerusakan yang saat ini di terimanya, dia hanya fokus untuk membunuh beruang itu dengan apa yang dia miliki.
Tangan kanannya menggenggam pisau dan di tangan kirinya terdapat sebuah anak panah, beruang itu kembali melancarkan serangannya ke Orion namun dia bisa menghindari itu meski nyaris kembali di hantaman oleh serangan beruang itu.
CLEP
Orion menancapkan anak panah itu ke tangan beruang itu, dia menggunakan seluruh tenaganya untuk membuat anak panah itu menembus tubuhnya yang tebal dan menghasilkan rasa sakit yang mengganggu beruang itu.
Setidaknya, itulah yang di harapkannya. Namun kenyataan berkata lain, beruang itu tidak terlihat peduli dengan anak panah yang ada di lengannya. Lengannya yang lain kembali menyerang Orion, Orion dengan gesit menghindar.
Dia mengeluarkan anak panah lainnya dan menancapkannya ke tubuh beruang itu, tapi tidak ada reaksi khusus dari beruang itu dan itu membuat Orion semakin terpojok.
Orion sudah kehabisan anak panah untuk di tancapkan ke tubuh beruang itu, sekarang hanya pisaunya yang menebas tubuh beruang itu. Tebasan-tebasan dangkal bersarang di tubuh beruang itu, meskipun begitu.
Beruang itu tidak peduli, dia hanya fokus untuk terus menyerang Orion yang bergerak dengan gesit ke sekeliling tubuh beruang itu.
'Setidaknya beruang ini lamban, dia hanya menggunakan kedua tangannya untuk menyerang dan yang paling penting.....Dia tidak memiliki akal dan itu bagus, tapi daya tahan tubuhnya tidak menguntungkan ku' Orion terus menghindar dan menyerang beruang itu.
BUK
Orion terlempar, dia tidak tahu apa yang menyerangnya tadi. Bekas cakaran kembali bersarang di tubuhnya, begitu juga darah yang mengalir.
Beruang itu mendekat ke Orion, Orion segera berdiri ketika beruang itu berada di hadapannya. Orion tidak bisa bergerak, seluruh tenaganya terasa sudah hampir habis.
'Mati....' Pikir Orion, namun itu tidak mengganggunya.
Dia sudah sering berhadapan dengan kematian, kematian yang hampir merenggut nyawanya sendiri atau dia yang membawa kematian kepada orang lain. Tidak ada rasa takut sedikitpun terbesit di pikirannya, meski beruang itu sudah mengangkat tangannya.
BUK
Orion merasa tubuhnya didorong oleh sesuatu, dia jatuh ke tanah dan dengan cepat melihat ke sampingnya.
Anna terlempar ke arah danau, dia mendorong Orion agar tidak terkena Serang beruang itu. Namun itu membuat dirinya lah yang terkena Serang itu, tubuh Anna masuk ke danau.
"ANNA!!!!" Orion langsung berdiri, meski terlihat lunglai. Dengan seluruh tenaganya, dia melompat ke danau itu dan menyelam.
Di dalam danau itu gelap, Orion menciptakan bola cahaya kecil. Dia menyelam semakin dalam, hingga menemukan Anna yang semakin tenggelam.
Orion menggapai tangan Anna, dia berhasil dan membawa Anna kembali ke permukaan. Namun karena tenaganya yang tidak mencukupi, Orion sadar bahwa itu hanyalah hal yang sia-sia.
Orion mengarahkan tubuh Anna ke permukaan, di gelapnya dasar danau dan dinginnya air danau itu. Orion mengayunkan tangannya ke arah Anna dengan sekuat tenaganya.
Anna melesat menuju permukaan karena hembusan udara yang kuat, Orion bisa melihat bahwa Anna berhasil keluar dari danau itu.
Orion kemudian mengayunkan tangannya ke dasar danau, dalam sekejap. Tubuhnya seperti di dorong dan melesat menuju permukaan.
Orion keluar dari danau, dia bisa melihat Anna yang terbaring di dekat sebuah pohon dengan beruang itu yang mendekatinya.
Orion mendarat dengan baik, dia dengan segera berlari ke beruang itu dan kembali memancing perhatiannya. Perhatian beruang itu berhasil teralihkan dan dia kembali mencoba untuk menyerangnya.
Karena tenaganya yang sudah terkuras hebat, Orion tidak berhasil menghindar dengan baik dan akhirnya kembali terkena cakaran beruang itu.
Namun, Orion tetap berdiri. Dia tahu, betapa bahayanya jika dia tetap terbaring seperti itu.
'Aku akan berakhir jika tidak langsung bangun, dia akan menghimpit ku dan akhirnya memakan ku. Lalu memakan Anna' Orion selalu menjauh, begitu beruang itu mendekat.
Namun, semakin dia banyak bergerak maka semakin banyak juga tenaganya di ambil. Hingga akhirnya dia tidak bisa menjauh lagi, beruang itu kembali menyerang Orion dan itu berhasil.
Orion terlempar ke dekat Anna, Orion mencoba berdiri namun dia tidak bisa membuat kakinya berdiri. Dengan seluruh tenaga yang tersisa, Orion menyeret tubuhnya untuk menggapai Anna.
Dia berhasil menggapai Anna, dia meletakkan tangannya di dada Anna. Jantungnya masih berdetak meski lemah, Orion melihat ke beruang yang perlahan mendekati mereka.
'Karena yakin aku tidak akan bisa pergi. Kau mencoba untuk bersantai, binatang sialan...' Orion menatap beruang itu.
'Ah, sakit sekali....' Orion meletakkan satu tangannya di salah satu luka yang ada di tubuhnya, darah masih sedikit mengalir.
'Apa aku harus menggunakan {Mahkota raja dunia kuno}?' Orion melihat statusnya.
'Kurasa itu akan sia-sia saja, setidaknya untuk menang. Aku butuh peningkatan 7 kali, jika ingin menang. Tapi...'
'Apa aku bisa selamat setelah itu? Dengan tenaga yang sudah habis, tubuh yang terluka seperti ini dan Mana yang juga sudah tipis'
Beruang itu sudah berada di depan Orion dan Anna yang tidak berdaya, beruang itu berdiri dan menatap mereka berdua.
"Apa...Yang kau tunggu?" Orion berkata, dia sekarang memeluk Anna.
"Selesaikanlah....."
Beruang mengangkat tangannya, cakarnya yang sedikit bersimbah darah terlihat bercahaya karena bulan. Orion sudah merelakan apa yang akan terjadi pada mereka, namun dia tidak rela jika Anna mati bersamanya.
'Harusnya kau tidak perlu menyelamatkan ku, Anna.....' Orion memandang Anna yang tak sadarkan diri di pelukannya.
'Harusnya kau bisa pergi....Kembali ke ayah dan ibu, kenapa....' Sekarang penyesalan muncul di hati Orion.
Penyesalan itu bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk Anna, ayah dan ibunya. Karena dia harus ikut mati, karena mereka harus kehilangan putri mereka.
TAP
Orion berdiri, tindakannya itu membuat beruang itu berhenti sejenak. Dia terlihat bingung dengan Orion yang masih mampu berdiri, Orion sekarang berada di depan beruang itu. Dia menatap ke mata merah beruang itu dengan mata emasnya.
Merasa tatapan yang Orion berikan kepadanya adalah tantangan, beruang itu kembali mengangkat cakarnya. Namun kali ini, dia mengangkat keduanya dan mengayunkannya kepada Orion.
BUM
Suara dentuman terdengar, beruang itu tampak terkejut ketika melihat Orion yang menahan kedua cakarnya dengan kedua tangannya. Meskipun begitu, kedua tangan Orion dibuat patah karena perbedaan kekuatan yang jelas sekali tidak menguntungkan Orion.
'Jika tangan ku tidak bisa digunakan, maka akan ku gunakan kaki ku!!!' Orion memasang ancang-ancang, sementara beruang itu bersiap untuk serangan ke-2.
'{Mahkota raja dun-'
BUM
Sesuatu jatuh dari langit malam, itu membuat perhatian beruang itu teralihkan. Begitu juga dengan Orion, dia yang hendak menggunakan kekuatan dari mahkota itu terhenti karena sesuatu itu.
Debu-debu yang berkumpul di sekitar sesuatu itu mulai menghilang, samar-samar tampak sesuatu yang bersinar emas. Membentuk suatu armor, debu sepenuhnya lenyap dan menampakkan sosok di baliknya.
Saya mengharapkan komentar para pembaca, khususnya komentar yang berbobot. Terima kasih karena sudah membaca sejauh ini.
Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan membaca dengan serius