Usai dari kampus Tia, Darka mengajak Tia untuk ke rumahnya. Darka ingin segera mengisi rumahnya dengan perabotan rumah tangga. Dan Darka ingin Tia sendiri yang memilihnya.
"Nanti ibu mau nggak kita ajak tinggal bareng?" Tanya Darka saat mobilnya memasuki perkarangan rumah besar miliknya.
"Nggak tahu juga. Nanti aku tanyain ibu. Lagipula aku nggak enak ninggalin ibu sendiri."
Darka menggenggam tangan Tia dengan sebelah tangannya. Mereka masih di dalam mobil meski kendaraan itu sudah sepenuhnya berhenti.
"Aku nggak ada niatan buat misahin kamu dan ibu. Kalau ibu nggak mau pindah, berarti kita yang harus pindah ke sana."
Tia menatap Darka dengan pandangan yang sulit lelaki itu artikan. Hanya tatapan lurus lalu mata gadis itu berkaca-kaca.
"Aku sayang kamu."
Darka tersenyum dan membawa genggaman tangan mereka ke bibirnya lalu mengecup lembut punggung tangan Tia.
"Aku sayang kamu juga."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com