webnovel

Super Sexy Casanova

{Tahap Revisi} WARNING! Mature content 19+ Sebuah papan kecil terpasang di bawah string lampu gantung yang sedikit redup cahaya kuningnya. Tertulis satu kalimat jelas yang menjadi identitas utama tempat yang hanya buka setelah senja memutuskan untuk purna dalam tugasnya. Di tempat ini, ada satu penawaran bagus yang menarik segelintir orang penyuka dunia malam. Gedung bertingkat yang didesain apik nan megah di salah satu sisi kota metropolitan ini menawarkan sebuah 'permainan' yang amat menyenangkan. Menguras tenaga, pikiran, dan jiwa juga uang tentunya. "Hanya dengan membayar beberapa lembar uang ratusan ribu, kau bisa minum sesukamu dan mendapatkan seks semaumu." Wow! Tawaran yang fantastis bukan? Tentu. Mungkin untuk, Anda—si orang awam tak suka dunia malam— akan terperangah mendengarnya. Namun, tidak untuk mereka si penyuka dunia malam. Sebab hanya di sinilah, para casanova tampan berkumpul bersama gadis-gadis cantik dan 'bermain' dalam satu 'permainan' yang menyenangkan. Mereka disebut sebagai Super Sexy Casanova.

Lefkiilavanta · Fantasia
Classificações insuficientes
389 Chs

6. Mystery Opener

Piringan hitam berputar dengan kecepatan yang konstan. Bergesekan dengan ujung lancip jarum yang menimbulkan alunan melodi indah penenang hatinya yang sedang gundah kali ini. Hari beranjak pagi dengan putaran jarum jam yang mulai memanggil sang surya untuk datang dan memulai tugasnya. Kiranya beberapa jam lagi, fajar akan menyembul dari langit sebelah timur. Cahaya akan menghangatkan pagi di Kota Jakarta. Kalau sudah begitu, maka Wang Lounge And Bar in the Night Sky harus tutup sementara waktu. Menunggu fajar lengser dan senja memulai tugasnya. Tak ada yang salah memang kalau bar dan lounge ini dibuka siang hari, tetapi kesannya akan aneh sebab bangunan ini didirikan untuk orang-orang penyuka dunia malam. Bukan vampir yang bersembunyi dari sengatan sinar sang mentari.

Kini suara red wine dituang membentur dasar gelas menjadi pencuri perhatian utama untuk pria jangkung satu itu. Ia melirik seorang wanita bergaun pendek dengan belahan dada yang sedikit berlebihan. Kalung mutiara imitasi itu menghias di atas lehernya. Jatuh tepat di atas belahan dada dengan ujung liontin berbentuk hati. Seseorang menyewanya untuk Leo. Sahabatnya, datang dari Dubai dan mengatakan bahwa ia membawa seorang wanita muda yang sedikit tua. Namun, pengalamannya masih terbilang baru belum cukup lama.

Penampilannya memang mahal, tetapi Leo bisa menghitung semua harga pakaian dan pernak pernik yang menempel di atas tubuhnya hanya dengan membayangkan saja. Semuanya imitasi. Leo hapal benar mana benda-benda yang datang dari brand ternama dan desainer kondang yang sudah mendunia dan mana pernak pernik yang hanya datang dari pasar obral di hari minggu pagi.

Tebakan Leo benar, wanita ini adalah wanita miskin. Bukan datang dari negara kaya seperti Dubai. Temannya satu itu memang terlampau berengsek. Katanya ia mengirim hadiah untuknya sebab Leo terlalu 'kolot' belakangan ini. Ia hanya terus memikirkan pasal gadis bermata perak yang entah dimana keberadaannya sekarang ini. Bahkan, Leo Wang sendiri pun tak tahu, benarkah gadis seperti itu ada di dunia ini?

"Mau aku tuangkan lebih banyak lagi, Mr. Leo?" tanyanya dengan nada menggoda. Ia menyilangkan kakinya berhimpitan dengan paha milik Leo. Merangkul leher pria yang ada di sisinya dengan manja. Tatapannya menggoda. Bibir merah tua itu benar-benar menunggu untuk segera disantap olehnya pagi ini. Sebelum ayam berkokok, ia masih bisa bermain dengan tubuh semampai yang terus menghimpit posisinya itu.

--setiap wanita yang datang hanya bermodalkan paras dan tubuh yang seksi. Tak perlu pandai, sebab seberapa tinggikah pandaimu, tak akan dihargai di tempat seperti ini. Kau hanya perlu tau cara menuang alkohol, wine, wiskey, dan cocktail dengan benar juga anggun. Point penyempurna lagi kau harus pandai memainkan jari jemari itu untuk menggoda lawan mainmu saat ini. Tak ada peraturannya. Semakin kau memuaskan pelanggan di sini, maka semakin banyak bayaran yang kau terima. Itu lah satu-satunya peraturan yang ada di dalam Wang Lounge And Bar in the Night Sky.

"Kau datang dari mana?" tanya Leo dengan aksen Inggrisnya.

Wanita itu tertawa ringan. "Sebuah kota ternama di Indonesia. Aku belajar beberapa bulan di sebuah sekolah unggulan, tetapi aku dikeluarkan setelah itu," ucapnya berbasa-basi. Ia mulai memutar tubuhnya untuk menghadap Leo dan mulai memainkan kancing baju pria yang ada di sisinya itu.

Rumor yang beredar memang benar, Leo benar-benar tampan. Ia lebih tampan dari seorang pangeran di negeri dongeng. Wajahnya memukau dengan duduk mata, alis, dan hidung yang pas. Sempurna sudah jika dipadukan dengan bibir tipis menggoda itu. Leo adalah lukisan paling cantik yang pernah dibuat oleh semesta.

"Why?" Leo kembali membuka suaranya. Ia melirik belahan dada itu kemudian menatap sang wanita. Tentu, dirinya sangat tergoda untuk sekarang ini. Napsu dan gairahnya memuncak selepas dadanya bersentuhan dengan dua buah dada yang besar dan pepak. Bentuknya indah dengan posisi naik yang sempura. Wanita ini tahu cara merawat 'asetnya' dengan baik. Kalau-kalau dirinya menaikkan rok pendek itu, mungkin saja di dalam sana terdapat sebuah pemandangan yang luar bisa indahnya juga.

"Karena aku tertangkap basah sedang bermain bersama guru baruku. Dia dipecat dan aku diasingkan oleh teman-temanku kala itu. Lalu, sekolah memintaku untuk keluar sebab mereka tak mengijinkan orang kotor menodai nama baik instansi pemerintah itu." Ia menuturkan. Mulai semakin nakal dengan gerak tangannya yang membuka dua kancing milik Leo. Jari tangan kirinya mulai meraba bagian bawah tubuh pria jangkung yang ada di sisinya. Leo tak pernah melihat seorang wanita yang memulai duluan seperti ini. Bisanya ia yang membuka permainan dengan mencumbui dan menjamah seluruh bagian tubuh lawan mainnya.

Leo tersenyum ringan. Ia mulai tergerak dengan sentuhan-sentuhan yang diberikan sang wanita untuknya. Pria jangkung itu mengikuti setiap gerakan yang diberikan hingga kedua birai mereka bertemu dalam satu titik. Cumbu hangat dan mesra dirasakan oleh sang wanita. Jari jemari Leo masuk ke dalam belahan dada itu dan meremasnya perlahan. Tubuhnya menggeliat kasar. Ia membalas Leo dengan mengusap bagian bawah tubuh pria itu. Sesekali cumbu terlepas untuk memberi jeda keduanya bisa bernapas dan mengambil kembali fokus yang sempat hilang sebab terbuai oleh suasana.

Wanita itu mulai menindihnya. Ia menghimpit dua paha Leo dengan kedua kakinya. Mulai membuka satu persatu kancing pria yang masih kokoh menjamah seluruh bagian lehernya.

Leo terpejam. Ia merasakan sensasi sentuhan yang luar biasa nikmatnya. Sahabatnya dari Dubai itu benar, kiranya Leo butuh sebuah pesta kecil untuk memenangkan pikirannya pasal gadis bermata perak itu. Sekali saja, sudah lama Leo tak begini sebab pikiran-pikiran kotor itu terus saja menghantui dirinya.

Puncak kenikmatan mulai dirasakan selepas sang wanita meremas kedua dada bidangnya. Ia mengerang sembari merasakan seluruh tubuhnya yang mulai panas. Gairah itu akhirnya muncul juga. Baru saja Leo ingin membalikkan keadaan, pikiran itu kembali muncul. Sesekali ia memejamkan matanya, wajah seorang putri cantik bermata perak masuk ke dalam bayangannya. Bukannya tersenyum, bayangan itu mengerikan! Wajahnya penuh dengan darah yang keluar dari kedua bola mata peraknya.

"Tolong aku ...." Deg! Leo membuka matanya dengan cepat. Ia menghentikan segala pergerakan yang dilakukannya bersama sang wanita. Lawan mainnya menatap dengan aneh. Ia menilai tatapan Leo yang penuh dengan ketakutan dan kekhawatiran.

"W--why? Aku menyakitimu, Mr. Leo?" tanya wanita itu menuturkan dengan lembut

Leo menghela napasnya. Ia mendorong tubuh wanita yang ada di depannya dan merapikan kembali pakaiannya yang hancur dari kata rapi. Sejenak dirinya melirik wanita yang masih diam sebab tak mengerti dengan perilakunya yang aneh. Leo menuntaskan permainan secara sepihak di saat keduanya sudah berada dalam klimaks napsu dan gairah.

"Aku harus pergi," pungkasnya menutup kalimat kemudian menarik jas mahal dan membawa itu pergi meninggalkan wanita yang hanya bisa tersenyum kecut untuknya.

--sialan!

... To be Continued ...