Secangkir teh menyambut datangnya pagi yang sedikit hangat. Lamat-lamat mata gadis itu mulai terbuka seiring dengan cahaya yang berusaha masuk ke dalam retina matanya. Ia mendesah ringan, badannya menggeliat kasar sembari menguap, tanda berakhirnya mimpi aneh yang ia alami. Ah, tidak! Sandra tak benar-benar bermimpi. Hanya samar-samar saja dirinya bisa mengingat mimpi itu. Normal, tak seperti biasanya. Kadang kala, ia bahagia dengan itu. Setidaknya dirinya tak perlu bangun di tengah malam dengan keadaan wajah yang penuh keringat. Sandra lebih tenang pagi ini. Ia bisa bangun dengan cara yang normal. Cukup membuka matanya saja, gadis itu sudah bisa melihat apapun yang ada di depannya saat ini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com