Sandra menatap makam yang ada di depannya. Kesedihan nampak menghiasi wajah cantiknya saat ini. Tidak bukannya Sandra tidak mau mengikatkan semua yang sudah terjadi. Akan tetapi, anak mana yang tak merasa sedih ketika melihat dengan kedua matanya sendiri makam sang ayah dan Ibunda berjajar satu sama lain. Hanya mereka berdua yang Sandra punya selama ini. Namun, dengan teganya semesta mengambil mereka begitu saja tanpa mengisahkan satu untuk menemani Sandra berjuang sampai di akhir kisah nanti. Sekarang, gadis itu hanya bisa datang ke sini sesekali kalau dirinya merasa lelah dan ingin berbincang banyak untuk meluapkan kekesalan di dalam dirinya saat ini.
Baru kemarin, malam pertama ia bermimpi dengan begitu indah dan lega. Baru kemarin, juga ... Dirinya melihat wajah bahagia dan mendengar suara ibu kandungnya. Sayang, mimpi itu terasa begitu cepat tak sebanding dengan semua mimpi buruk yang pernah dilaluinya selama ini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com