webnovel

Kunjungan

"Hari ini Naura sepupuku dari Bandung akan datang kesini, aku dapet infonya dari Bunda xixi" gadis itu tampak cengengesan. Wanita itu kini berdiri di depan lemari mengambil kaos berwarna hitam dan memberikannya pada Davian.

"Iya .. aku juga udah tahu kok, tadi Bunda telfon aku". ucap pria itu sembari memakai bajunya. jari jemarinya menyisir setiap helai rambut disana.

Pakk

pria itu tampak kaget mendapatkan pukulan tiba-tiba dari sang istri.

"pake ini .." ucap Anissa menyodorkan sebuah sisir pada sang suami.

Davian kini mengerucutkan bibirnya menatap sang istri yang masih mematung di depan nya.

"Gak boleh loh mukul suami dosa" ucap Davian mengambil sisir yang ada di tangan istrinya dan mulai menyisir kembali setiap helai rambutnya.

Wanita itu tampak memukul kening nya cukup keras.

"Astaghfirullah Mas aku lupa maaf" ucap gadis itu mulai menyesali apa yang baru saja dia lakukan pada suaminya. Pasalnya memang dia baru belajar apa yang harus dan tidak di lakukan seorang istri pada suaminya.

Dan hal yang dia lakukan pada suaminya barusan merupakan dosa besar.

Davian spontan kaget dan memegang mengelus kening yang baru saja di pukul dan tampak kemerahan.

"Jangan mukul kening kamu sendiri kaya gini Nissa.." ucap Davian yang masih mengelus dan meniup kening sang istri.

Wanita itu kini memegang tangan suami nya dan menurunkan nya dari kening. Dia masih memegang tangan itu dengan kedua tangannya.

Wanita itu kini menatap mata sang suami dengan tatapan sendu, matanya mulai berkaca-kaca. "Maafin aku yah, aku masih belajar" ucap wanita itu lalu menundukan wajahnya.

Davian hanya tersenyum melihat tingkah istrinya itu. Dia melepaskan tangan yang sedari tadi masih di genggam erat oleh istrinya.

Hal itu menimbulkan rasa kaget karena tiba-tiba Davian melepaskan tangan nya begitu saja. Anissa panik hatinya was-was takut jika suaminya marah. Meskipun sebenarnya dia belum pernah melihat suaminya marah.

Beberapa detik kemudian pelukan hangat lah yang di terima Anissa dari suaminya. Dia sempat kaget namun pada akhirnya dia membalas pelukan hangat dari Davian.

"Kita sama-sama belajar ya sayang" ucap pria itu kembali memeluk erat sang istri" pria itu kini melepaskan pelukannya, menatap penuh hangat mata istrinya. " Masya Allah cantik banget sih istri aku" ucap Davian sembil mencubit kedua pipi istrinya manja.

"Astaghfirullah Mas ihhh ..." ucapnya malu-malu dan kini kedua pipi wanita itu tampak memerah hebat.

Davian makin melebarkan senyum nya dan kini mulai menggoda dan mencolek hidung istrinya.

"Cie salting yah, pipinya sampe merah kaya gitu. Cup Davian tiba tiba mengecup bibir sang istri singkat lalu setelahnya berpamitan untuk turun ke bawah duluan" Jantung berdebar hebat, ini pertama kali nya dia berani mengecup bibir istrinya. Jantung nya benr-benar tidak aman dia segera melangkahkan kaki nya cepat keluar dari kamar.

Sekilas dia melihat perubahan wajah istrinya yang tampak kaget mendapatkan kecupan tiba-tiba dari nya, tapi apa boleh buat dia sudah malu dan tak sanggup berada di samping istrinya terlalu lama.

Anissa masih termenung dan berdiri di posisi yang sama di samping kasur, tubuh nya ambruk di samping kasur.

Wanita itu kini memegang mulutnya beberapa kali dan masih merasakan kecupan singkat dari suaminya.

"Ya Allah ..." wanita itu tampak melebarkan senyum nya, ujung bibirnya tak henti tertarik ke atas karna senyum sumringah.

***

Beberapa jam sudah berlalu tak terasa. Anissa duduk di sofa menonton sebuah drama Korea. Sementara Davian baru saja masuk dan berjalan setelah seharian menghabiskan waktunya memandikan dan mengoprek mobil kesayangan nya.

"Drama Korea lagi?" tanya Davian menghampiri istrinya yang menoleh ke arah nya karna merasa dia lah yang di tanya oleh suaminya itu. tentu saja dia siapa lagi.

"Iyah, kenapa? Gak suka?" tanya Anissa ketus.

"Gak usah sambil ketus gitu dong jawab nya, aku kan cuma nanya, lagian apapun yang kamu suka aku juga pasti suka" ucap Davian kemudian duduk di samping istrinya itu.

Anissa hanya tersenyum kecut kemudian matanya kembali fokus pada tv.

"Ya maaf .."

Jam menunjukan pukul 4 lebih 15 menit. Davian berdiri dan pamit naik ke atas untuk membersikan tubuh nya.

"Aku mandi dulu yah" ucap Davian, dia langsung berjalan menaiki tangga.

Tak lama setelah itu terdengar sebuah suara dan ketukan pintu.

"Assalamualaikum .."

wanita itu tampak menoleh ke arah pintu.

" Pasti Naura .." tebak wanita itu, dia kemudian berjalan menghampiri pintu dan membuka pelan pintu itu.

"Waalaikum salam .."

"Lama banget sih Nis buka pintu nya" ucap gadis di depan nya itu sembari mengipas ngipaskan jari-jarinya ke wajah.

Anissa tampak terdiam, menatap malas gadis di depan nya itu. "Sudah ku duga dia akan mengeluh seperti ini, belum apa-apa udah bikin emosi aja ni manusia satu, sabar Ya Allah" batin Anissa.

Naura tampak mengerutkan kedua alisnya tak percaya dengan ekspresi saudara nya itu sekarang.

"Apa loh, gue tau batin lo lagi ngomongin gue kan hah, kurang ajar emang" batin Naura seolah kedua nya saling tahu isi hati masing-masing.

"Gak akan di suruh masuk ni gue?" ucap gadis itu sedikit berteriak.

"Suara lu kecilin bisa gak? cempreng berisik" ucap Anissa lalu setelah nya menjulurkan lidah nya dan berbalik arah meninggalkan saudara nya itu.

"Emang kurang ajar ni manusia minta di gigit kek nya" ucap Naura sembari sedikit berteriak agar bisa terserah oleh saudara perempuan nya itu.

Setalah nya dia berjalan masuk ke dalam sembari menenteng sebuah tas kecil di bahu nya.

Matanya mulai menelisik setiap sudut ruangan itu.

"Lumayan mewah lah yah, bagus dan elegant selera nya ternyata gak seburuk itu" bisik Naura.

Anissa masih menatap malas ke arah saudara nya itu, dia kini duduk di tempat nya semula namun pandangan nya tak henti melihat Naura yang masih mematung melihat seluruh sudut rumah itu.

tangan nya kini terlipat di atas sofa, dagunya di tempelkan di tangan nya.

"Ngapain lo cengo di situ? gak sopan tau" kesal Anissa.

Naura tampak memutar bola matanya malas.

"Ya elah sabar kali, cuma liat-liat doang gak boleh" ucap wanita itu kesal.

Hal seperti ini memang suka dia prediksi sebelum nya, dia dan Anissa memang tidak akan akur saat bertemu.

"Tapi ya sudah lah, lagian cuma mampir sebentar doang abis ini langsung ke rumah tante Lidya juga" ucap wanita itu sembari mengelus dadanya berusaha sabar.

"Dih ngapain lu ngelus dada? Gak kebalik? Harusnya gue yang ngelus dada karna harus ketemu sama cewe nyebelin kaya lu" ucap wanita itu lalu setelah nya dia memutar tubuh nya dan kembali menonton tv.

Gadis itu tampak gregetan dengan sikap dingin Anissa. Ingin rasanya dia menjambak rambut saudara nya itu, tapi sudah lah mau semenyebalkan apapun dia tetap saudaraku"

Naura kini mendekat dan duduk di sofa yang jarak nya mungkin hanya sekitar 2 meter dari saudara itu.

"please nya hari ini doang jangan bikin gue kesel, gue gini-gini saudara lu sekaligus tamu. Harusnya lu menghargai gue ngerti gak?" ucap Naura dengan muka datar nya.

Anissa hanya melirik ke arah Naura sebentar setelah nya kembali fokus pada drama yang sedang dia tonton.