Lapangan Golf Kota X
Setelah menyepakati keputusan yang diiyakan bersama, tepatnya semua sudah setuju dengan apa yang diusulkan oleh Ghava.
Kelimanya pun bersiap dengan keperluan masing-masing, dimana Vian sendiri Bersama Ghava, memilih stik golf sambil berbincang tentang kelemahan Affa dalam permainan.
"Pasti ada kelemahan, bukankah seperti itu?"
"Jangan bilang kamu ingin tahu, Vian?"
"Hanya mengantisipasi," sahut V ian cepat.
"Dia lemah di jarak pendek."
"Begitu, aku mengerti."
Sedang asik berdiskusi dengan bisik-bisik, tiba-tiba saja Ghani datang di tengah-tengah keduanya.
Vian sudah mengira iparnya yang pertama akan diam saja, tapi ternyata tidak dan justru mengobrol sampai berlanjut dengan tema berbeda, lebih kaku dibandingkan saat hanya ada keduanya seperti beberapa saat lalu.
Nasib memiliki ipar yang pekerja keras jadi ya begini.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com