Suasana semakin runyam. Akemi masuk penjara dan teman lainnya masih di rumah sakit. Bahkan teman-teman yang dirawat di rumah sakit sudah tidak sadarkan diri. Hanya tinggal menunggu waktu sampai keadaan terburuk terjadi.
Malam hari setelah menjenguk teman-temannya, Roman dan kawan-kawan berkumpul di apartemen Jui-sensei. Mereka berempat duduk lesehan di ruang tengah sementara Jui-sensei membuat bajigur hangat untuk mereka.
"Jadi, ada urusan apa kalian ke sini?" tanya Jui-sensei.
Roman, Hide, Ota dan Keiko berwajah muram.
"Sensei, kita harus ngapain?" Keiko bertanya dengan lemas.
"Untuk sementara, mari kita minum bajigur dulu."
Roman lalu menggebrak meja. "Sensei! Ini masalah serius!"
"Oh, kirain dua rius."
"Sensei!!!!"
Jui-sensei lalu tersenyum. "Tenang. Semua akan baik-baik saja."
Seberapapun rumitnya keadaan, anak-anak tidak pernah melihat Jui-sensei menampakan wajah khawatir. Apalagi panik. Ekspresinya selalu tenang sejernih air.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com