205
Zaidan menyerah membujuk Aletha. Wanita keras keoala itu tidaj memejamkan matanya sampai mereka tiba di rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Aletha lega melihat Hatice yang tertidur pulas. Kedatangannya langsung disambut Bu Rima, wanita paruh baya itu memeluknya erat.
"Kenapa neng meni panik begitu mukanya?" Seperti biasa Bu Rima bicara bahasa Inggris dalam aksen Sunda.
"Aku pikir Hatice kritis atau terjadi sesuatu yang buruk, Bu," jawab Aletha terbata-bata. Ia duduk di samping Hatice, lalu menciumi tangan anaknya.
"Tidak apa-apa sayang, dia hanya demam tinggi. Tapi kita tidak mau nantinya ada pertanyaan, kalau terjadi apa-apa dengan Hatice. Jadi kita mau ngabarin kamu, maaf ya sudah membuat kamu khawatir," ucap Bu Rima.
"Tidak apa-apa Bu, lebih baik seperti itu. Terima kasih sudah menjaga Hatice, maafkan aku juga merepotkan kalian semua," ucap Aletha tak enak hati.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com