"Gak, gak Ris ... gue cuma becanda," ujar Anjar menimpali ucapannya sendiri, dan kemudian Airis pun nampak merasa lega, dan kemudian mereka berdua terus lanjut ngobrol.
Tanpa disadari rupanya ngobrolnya Anjar dan Airis itu rupanya diketahui oleh Winda, dan nampaknya Winda dia merasa tidak senang karena sesaat setelah melihat Winda langsung pergi.
"Eh, itu tadi kaya Winda? Jangan-jangan dia cemburu Jar?" ujar Airis bertanya.
"Biarkan aja, itu urusan dia, emang gue pikirin?" timpal Anjar. Airis melihat arlojinya.
"Eh sorry ya, gue tinggal dulu, ada urusan melukis," ucap Airis berpamitan dan Anjar pun tersenyum.
Dijalan secara kebetulan Airis melihat Rendy berjalan di tengah jalan sambil ngobrol ditelpon, sementara di depannya ada mobil yang melaju dengan kencang, kemudian Airis pun lari dan segera menarik tangan Rendy sekuat-kuatnya.
Whuus ...
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com