Pertanyaan Alan membuat kening Inara mengeryit.
"Apa kamu lupa aku sekarang ada di Prancis Alan!" Ucapnya dengan nada kesal.
"Hahahah iya aku tau, akan hanya bertanya saja. Kamu semakin sensitif saja," tawa Alan. "Bagaimana keadaanmu di sana? Kenapa tidak pernah menghubungiku semenjak samapai hm?" Tanyanya kemudian.
"Ah, maafkan aku ... "
"Permintaan maaf di tolak!"
"Dasar kamu ya, yaudah aku juga ngambek kalau gitu. Hahaha rasain!" Balas Inara.
"Heh, udahlah bercandanya niat aku telepon kamu sebenarnya untuk nanya alamat tempat tinggal kamu."
"Hayo aku curiga kamu mau ngapa-ngapain aku. Untuk apa coba minta alamat tempat tinggal?"
"Aku ingin kirimin kamu sesuatu ke sana. Surat cinta untuk calon istri masa depanku."
"Yaaak, jangan mimpi kamu. Itu gak ada ceritanya tahu!" Geram Inara ketika sahabatnya mulai kumat lagi penyakitnya. "Udahlah aku gak bakal kasih kamu alamat itu, aku tutup ya. Aku mau istirahat m, Assalamualaikum!"
"Aduh nih bocah, yaudah Wa'alaikumsalam!"
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com