Louis memandangi keduanya secara bergantian. Ia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat interaksi keduanya yang terlihat seperti musuh ketimbang sahabat.
"Sudah. Kalian ini jangan berantem. Malu sama umur!" peringatkan Louis kepada keduanya. Kedua sahabatnya itu terlihat seperti Tom and Jerry saja. Tidak pernah ada akurnya.
"Ken, coba kendalikan emosimu."
Sebenarnya Louis sedih melihat sahabat sekaligus adik iparnya itu menjadi pribadi pemarah dan murah kesal seperti ini. Padahal, dulunya tidak. Ken memang dingin, tetapi tidak dingin seperti sekarang.
Ternyata karena sebuah kejadian pahit yang dilalui bisa merubah sifat seseorang. Louis membenarkan semua itu. Karena ia sudah melihat buktinya sendiri.
"Iya, maaf." Ken memutuskan untuk meminta maaf saja. Karena ia juga salah. Emosinya memang terlalu meledak-ledak. Ia bahkan tidak bisa mengendalikannya barang sedetik pun.
"Aku juga minta maaf," timpal Farel.
"Nah, begitu dong. Ingatlah, kita ini sahabat. Sahabat baik."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com