webnovel

Chapter. 05 Kemunculan Monster

Setelah tubuhku pulih aku melanjutkan sedikit pelatihan hingga semua stat hampir mencapai 30, kecuali intelligence. Entah apa yang akan dikatakan ayah jika dia tahu, dengan stat sebanyak ini aku sudah setara atau lebih kuat dengan monster tingkat rendah.

~•~

Nama : Richard

Level : 2

Title : Utusan Dewa

Garis kekuatan : Api, air, tanah, udara

Strength : 28(+3) Agility : 23(+1)

Defense : 25(+2) Intelligence : 10(+1)

Skill : Penguatan tubuh (lv1) Penguatan serangan (lv1) Kecepatan (lv1) Berpedang (lv1) Pantang Menyerah (lv1) Kemarahan (lv1)

~•~

Aku bahkan mendapatkan total 7 poin dari mengalahkan 2 monster sebelumnya. Aku cukup senang dengan hasil saat ini, beristirahat sebentar lalu bersiap-siap kembali kerumah.

Ditengah perjalanan ku, aku melihat sesuatu yang aneh disini. Tempat ini sangat sepi dari binatang buas maupun monster-monster kecil. Aku merasakan firasat buruk akan segera terjadi, segera aku langsung berlari menuju desaku.

....

Dan benar dugaan ku, para monster yang seharusnya berada di dekat hutan kini pergi menyerang ke dalam desaku. Aku berlari dan membantu warga desa semampuku selagi keberadaan ibuku dan ayahku.

Hal tak terduga malah aku temukan, orang-orang yang seharusnya keluar melindungi desanya malah sedang mengepung ayahku dan ibuku. Seakan mereka sedang memanfaatkan untuk mengorbankan kedua orang tuaku.

"Apa yang kalian lakukan dirumahku! dasar b*j*ng*n!!!!" Aku berteriak marah mengangetkan semua orang. Karena termakan amarah aku berlari dan menghajar orang-orang itu menggunakan pedang kayuku.

Aku memukul orang namun di sisi lain aku juga terkena serangan akibat jumlah mereka yang cukup banyak. "Hahaha apa yang kamu lakukan bocah, serahkan saja ibumu dan kamu akan selamat, kek kek kek"

Diruku semakin marah dan marah, gelombang mana dalam tubuhku bergejolak. Aku menggunakan semua skill ku, kali ini karena menggunakan aliran mana aku bisa menahan gelombang kekuatan yang datang tiba-tiba. "Apa yang akan kamu lakukan dengan pedang kayumu itu? Hahaha benda itu bahkan tak akan mampu memotong sebuah kertas"

'wush!'

Tubuhku menghilang dan muncul di belakang mereka. 'Slash!' pedang kayuku yang mereka kira tak dapat memotong kertas kini malah memotong sebuah tangan dan juga leher seseorang.

[Berhasil membunuh orang berlevel 12 mendapatkan 1500 exp!]

[Level up!]

"Argh!!!! Serang bocah itu! Dia bukan bocah biasa!?" Teriak salah satunya yang mulai panik dan khawatir.

'slash!'

'slash!'

'slash!'

Di rumahku sendiri aku membantai semua orang yang ada, dan juga aku mendapatkan exp yang cukup besar. Pandanganku mulai kabur, dan juga tenaga dalam tubuhku sudah habis. Aku pingsan dengan keadaan rumah masih banyak mayat berserakan.

...

"Bagaimana bisa kita mengampuni pendosa ini! Usir saja mereka, mereka pantas mendapatkannya?"

"Benar, usir saja mereka! Mereka adalah keluarga terkutuk"

Aku membuka mata dan melihat pemandangan yang cukup mengejutkan. Orang-orang tiba-tiba datang ke rumahku dan berteriak mengusir kami dari desa.

"Maafkan kami, kami tidak melakukannya saat kami sadar semua orang sudah terbunuh"

"Banyak alasan!! Kamu hanya ingin menyembunyikan kebenarannya. Kamu dasar j*l*ng!!" Teriak salah seorang wanita tua yang ingin menampar ibuku.

"Aku yang membunuh mereka semua! Kenapa? Apakah kamu tidak terima? Jika kalian ingin mengusir kami? Maka kami akan pergi saat ini juga" ucap ku juga menahan tangan wanita tua itu.

"A-apa!" Kaget wanita itu yang berusaha melepaskan genggaman tanganku. "Lepaskan dasar bocah teng*k!"

"Kalian lihat! Anak itu sudah mengaku bahwa membunuh warga desa tak bersalah ini!"

Aku tahu maksud dari perkataan wanita tua itu, dia ingin memojokkan kami sehingga kami tak lagi diterima disini. Ayahku dan ibuku seharusnya sudah menyadarinya, tapi aku tidak tahu kenapa mereka memilih diam bukannya melawan.

"Aku tidak tahu apa yang dikatakan wanita tua ini. Tidak bersalah? Warga desa? Apakah orang yang menyakiti ibuku disebut tidak bersalah!?" Aku berteriak yang juga di ikuti ledakan mana yang membuat semua orang tertunduk merinding.

'bagaimana bisa anak ini memiliki kekuatan sebesar ini?' Batin wanita tua itu. "Kau sama saja dengan ibumu! Hanya mencari alasan untuk menyembunyikan kebenaran saja"

"Apa-!" Aku ingin membantah namun ayahku menghentikan ku. "A-ayah? Kenapa? Kita tidak salah bukan" ayahku tak menjawab, hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan.

"Kami akan pergi dari desa ini, jadi ku harap kalian bisa melindungi desa kalian sendiri tanpaku"

Semua orang mulai gentar, mereka tahu bahwa Daniel adalah salah satu penduduk desa yang memiliki kekuatan yang besar. Namun mereka tidak tahu, bahwa Richard bisa saja menjadi lebih kuat daripada ayahnya sendiri.

Aku dan kedua orang tuaku langsung mengemas semua barang-barang dan pergi. Ketika di luar rumah, semua warga melihat kita saat mulai meninggalkan desa.

"Huh? Dasar keluarga miskin!" Ucap wanita tua itu yang membuat kesabaran ku terkikis habis.

'wush!'

Aku berlari dan menangkap leher wanita tua itu, dan berkata "aku bisa saja membunuh saat ini juga, namun karena kedua orang tuaku akan ku maafkan kali ini"

'cough! Cough!' Wanita itu batuk dengan keras akibat cekikan ku. Saat

[Berhasil mendapatkan skill kemarahan]

[Kemarahan]

Sebuah skill yang mengubah kemarahan seseorang menjadi kekuatan. Tak ada batasan dalam pemberian kekuatan, namun jika seseorang terlalu termakan dalam kemarahan maka orang itu akan kehilangan akal sehat!.

Saat kami hendak keluar desa, tiba-tiba gerombolan monster muncul mengepung desa dari segala arah. "Menyingkirlah!" Ucapku yang masih dalam kemarahan membuat naluri monster lebih memilih menghindariku. Kedua orang tuaku tentu bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Mereka baru kali ini melihat monster menghindari manusia.

"Argh!!! Monster!!" Semua warga berlarian ketakutan terutama wanita tua itu. Warga desa yang memiliki kemampuan bertarung langsung berdiri di garis depan. Namun karena jumlah monster yang melebihi puluhan, para penduduk tumbang dengan cepat.

Kepala desa memberikan himbauan untuk semua warga mengungsi ke ruang bawah tanah milik rumah kepala desa. Di dalam sana mereka sembunyi dan berdebat karena kehilangan salah satu pejuang terkuat di desa, yaitu Daniel.

"Memangnya apa yang spesial dengan orang itu! Dia hanyalah orang miskin yang bahkan untuk makanan mereka harus mengemis"

'plak!' Kepala desa menampar wanita itu dengan keras. "Apa kau sadar apa yang kamu lakukan! Daniel adalah satu-satunya orang yang mampu menyelimuti pedangnya dengan Mana"

"A-apa maksud kepala desa? Apakah kepala desa ingin mengatakan bahwa orang miskin itu seorang swordman?"

"Benar, dan sekarang gara-gara tindakan bodohmu kini kekuatan utama kita sudah hilang dan kita hanya bisa menunggu para monster itu menyerang kita"

Semua warga desa kesal dan menyalahkan wanita tua itu. Karen tak mau disalahkan wanita itu berteriak dan dengan sengaja membuka pintu masuk ruang bawah tanah.

"Apa yang kamu lakukan!!" Teriak kepala desa. "Jika aku mati, maka kalian juga harus mati!"

"Dasar gila!!"

'grrr!' salah satu monster tiba dan siap membunuh semua orang yang berada di ruang bawah tanah. "Hei tutup kembali pintu nya!"

'gragg!!' monster berlari dan bersiap menyerang dengan kuku panjang namun,

'slash!'

Richard muncul membunuh monster itu, "kalian sudah aman sekarang, jika bukan karena ayahku aku tidak akan mau membantu kalian"

Semua warga bernafas lega, setelah melihat Richard datang. Warga desa pikir ini adalah akhir hidup mereka, namun tidak. "Ingat! Kami disini hanya membantu untuk terakhir kalinya, setelah itu kami akan pergi dari sini"