Ngentot Sampai Lemas Saat Ruang Kelas Kosong
Perkenalkan nama saya Amelia, Saya seorang gadis remaja yang masih duduk di bangku sekolah di salah satu
SMA negeri di kota tempatku tinggal. Pada suatu hari, ada pertandingan basket antara sekolah kami melawan
anak SMA 8 di sekolahku. Saya sebagai anggota tim cheersleader, berpakaian minim, memberi support kepada
tim sekolahku. Di tengah-tengah pertandingan, salah satu pemain cadangan tim SMA 8 tersenyum pada saya,
dia bukannya melihat teman-temannya bermain, melainkan memandangiku terus. Ketika babak pertama usai, dia
datang menghampiriku, dan kami berkenalan sebut saja namanya Rangga.
Setelah kami berkenalan, lalu kami bercakap-cakap sebentar di kantin SMA * (edited by Novel Hot). Setelah
tidak berapa lama, tiba-tiba dia berbisik di telinga saya, katanya, "Kamu cantik sekali deh Amelia..",
sambil matanya tertuju pada belahan dada saya. Muka saya langsung merah, kaget dan dadaku berdetak
kencang. Tiba-tiba terdengar suara "Pritt..!", tanda bahwa babak ke-2 akan dimulai, saya langsung
mengajaknya balik ke lapangan.
Dalam perjalanan ke lapangan, kami melewati kelas-kelas kosong. Tiba-tiba dia menarik tanganku masuk ke
dalam kelas 3 Fis 1, lalu dia langsung menutup pintu. Saya langsung bertanya padanya, " Ada apa Rangga..,
babak ke-2 sudah mau mulai nih.., kamu tidak takut dicariin pelatih kamu?".
Dia tidak membalas pertanyaanku, melainkan langsung memelukku dari belakang, dan dia berbisik lagi
padaku, "Badan kamu bagus sekali ya Amel..".
Saya tidak bisa berbuat apa-apa selain berbalik badan dan menatap matanya serta tersenyum padanya.
Dia langsung mencium bibirku dan saya yang belum pernah berciuman dengan cowok, tidak bisa berbuat
apa-apa selain membiarkan lidahnya masuk ke dalam mulutku. Setelah kira-kira 5 menit bercumbu, mulai
tangannya meraba dan meremas dadaku. Saya pasrah saja padanya, karena terus terang saya belum pernah
merasakan kenikmatan seperti ini. Tangannya masuk ke dalam baju cheers no.3-ku, dan mulai memainkan
puting payudaraku, lalu dia menyingkapkan bajuku dan melepaskan rokku hingga saya tinggal mengenakan BH
dan celana dalam saja.
Lalu ia membuka baju basket dan celananya, sehingga ia hanya mengenakan celana dalam saja. Tampak jelas
di depanku bahwa "penis"-nya sudah tegang di balik celana dalamnya. Ia memegang tanganku dan menuntun
tanganku ke dalam celana dalamnya. Saya merasakan "penis"-nya yang besar dan tegang itu dan ia memintaku
untuk meremas-remas penisnya. Ia memaksaku untuk membuka celana dalamnya, setelah saya membuka celana
dalamnya, tampak jelas penisnya yang sudah ereksi. Besar juga pikirku, hampir sejengkal tanganku
kira-kira panjangnya.
Baru kali ini saya melihat kemaluan cowok secara langsung, biasanya saya hanya melihat dari film biru
saja kalau saya diajak nonton oleh teman-teman dekatku. Ketika saya masih terpana melihat penisnya, dia
melepas BH dan celana dalamku, tentu saja dengan sedikit bantuanku. Setelah ia menyingkirkan pakaian
dalamku, badannya yang tinggi dan atletis layaknya sebagai seorang pemain basket itu, menindih badanku di
atas meja kelas dan ia mulai menjilati puting payudaraku sampai saya benar-benar menggeliat keenakan,
kurasakan basah pada bibir kemaluanku, saya baru tahu bahwa inilah yang akan terjadi padaku kalau saya
benar-benar terangsang.
Lalu tangannya yang kekar itu mulai meraba bibir kemaluanku dan mulai memainkan clitorisku sambil
sesekali mencubitnya. Saya yang benar-benar terangsang tidak bisa berbuat apa-apa selain mendesah dan
menggeliat di atas meja. Cukup lama ia memainkan tangannya di kemaluanku, lalu ia mulai menjilati bibir
bagian bawah kemaluanku dengan nafsunya, tangan kanannya masih memainkan clitorisku. Tidak lama saya
bertahan pada permainannya itu, kira-kira 5 menit kemudian, saya merasakan darahku naik ke ubun-ubun dan
saya merasakan sesuatu kenikmatan yang sangat luar biasa, badanku meregang dan saya merasakan cairan
hangat mengalir dari liang kemaluanku, Rangga tanpa ragu menjilati cairan yang keluar sedikit demi
sedikit itu dengan nafsunya sampai hanya air liurnya saja yang membasahi kemaluanku. Badanku terasa lemas
sekali, lalu Rangga duduk di pinggir meja dan memandangi wajahku yang sudah basah bermandikan keringat.
Ia berkata padaku sambil tersenyum, "Kamu kelihatan capek banget ya Amel..". Saya hanya tersenyum.
Dia mengambil baju basketnya dan mengelap cucuran keringat pada wajahku, saya benar-benar kagum padanya,
"Baik banget nih cowo", pikirku. Seperti sudah mengerti, saya jongkok di hadapannya, lalu mulai
mengelus-ngelus penisnya, sambil sesekali menjilati dan menciuminya, saya juga tidak tahu bagaimana saya
bisa bereaksi seperti itu, yang ada di pikiranku hanya membalas perbuatannya padaku, dan cara yang
kulakukan ini pernah kulihat dari salah satu film yang pernah kutonton.
Rangga hanya meregangkan badannya ke belakang sambil mengeluarkan suara-suara yang malah makin membuatku
ingin memasukkan penisnya ke dalam mulutku, tidak berapa lama kemudian saya memegang pangkal kemaluannya
itu dan mulai mengarahkannya masuk ke dalam mulutku, terasa benar ujung penisnya itu menyentuh dinding
tenggorokanku ketika hampir semua bagian batang kemaluannya masuk ke dalam mulutku, lalu saya mulai
memainkan penisnya di dalam mulutku, terasa benar kemaluanku mulai mengeluarkan cairan basah lagi, tanda
kalau saya sudah benar-benar terangsang padanya.
Kira-kira 5 menit saya melakukan oral seks pada Rangga, tiba-tiba badan Rangga yang sudah basah dengan
keringat itu mulai bergoyang-goyang keras sambil ia berkata, "aarghh.., Saya udah gak tahan lagi nih
Amel.., Saya mau keluarr..".
Saya yang tidak benar-benar memerhatikan omongannya itu masih saja terus memainkan penisnya, sampai
kurasakan cairan hangat kental putih dan agak asin keluar dari lubang kemaluan Rangga, saya langsung
mengeluarkan penisnya itu dan seperti kesetanan, saya malah menelan cairan spermanya, dan malah menghisap
penisnya sampai cairan spermanya benar-benar habis. Saya duduk sebentar di bangku kelas, dan kuperhatikan
Rangga yang tiduran di meja sambil mencoba memelankan irama nafasnya yang terengah-engah.
Saya hanya tersenyum padanya, lalu Rangga bangun dan menghampiriku, Dia juga hanya tersenyum padaku.
Cukup lama kami berpandangan dengan keadaan bugil dan basah berkeringat.
"Kamu cantik dan baik banget Amel", katanya tiba-tiba. Saya hanya tertawa kecil dan mulai mencium
bibirnya. Rangga membalas dengan nafsu sambil memasukkan tangannya ke dalam lubang kemaluanku. Cukup lama
kami bercumbu, lalu ia berkata, "Amel.., boleh nggak Saya emm.., itumu..".
"Itu apa Ngga?", tanya saya.
"Itu.., masa kamu gak tahu sih?", balasnya lagi.
sebelun saya menjawab, saya merasakan kepala batang kemaluannya sudah menyentuh bibir kemaluanku.
"Crestt.., creest", terasa ada yang robek dalam kemaluanku dan sedikit darah keluar.
Kemudian Rangga berkata, "Amel kamu ternyata masih perawan!", saya hanya bisa tersenyum dan merasakan
sedikit perih di kemaluanku terasa agak serat waktu setengah kemaluannya masuk ke vaginaku.
Digerak-gerakan perlahan batang kemaluannya yang besar tapi setelah agak lama entah mengapa rasa sakit
itu hilang dan yang ada hanya ada rasa geli, nikmat dan nikmat ketika Rangga menggoyangkan badannya maju
mundur pelan-pelan saya tidak tahan lagi seraya mendesah kecil keenakan. Kemudian semakin cepat saja
Rangga memainkan jurusnya yang maju mundur sesekali menggoyangnya ke kiri ke kanan, dan dipuntir-puntir
putingku yang pink yang semakin membuatku menggelepar-gelepar seperti ikan yang dilempar ke daratan.
Keringat sudah membasahi badan kita berdua. Saya sadari kalau saat itu tindakan kita berdua bisa saja
dipergoki orang, tapi saya rasa kemungkinanya kecil karena kelas itu agak terpencil. "Ahh.., ahh.., ahh",
saya mendesah dengan suara kecil karena takut kedengaran orang lain. Kulihat wajah Rangga yang menutup
matanya dan terenggah-engah nafasnya.
Cukup lama juga Rangga bermain denganku, memang benar kata orang kalau atlet itu kuat dalam bersenggama.
"Ahh.., awww.., aww", geli dalam lubang kemaluanku tidak tertahankan. Tiba-tiba kurasakan sesuatu yang
lain yang belum pernah kurasakan, cairan hangat kurasakan keluar dari dalam vaginaku.
Oh, itu mungkin yang kata orang orgasme pikirku. Badanku terasa rileks sekali dan mengejang. Mulutku
ditutup oleh Rangga mungkin ia takut kalau saya mendesah terlalu keras. Meja kelas yang agak tua itu
bergoyang-goyang karena ulah kita berdua. Saya masih merasakan bagaimana Rangga berusaha untuk mencapai
puncak orgasmenya, lalu ia duduk di bangku dan menyuruhku untuk duduk di kemaluannya. Saya menurut saja
dan pelan-pelan saya duduk di kemaluannya. Rangga memegang pinggulku dan menaik-turunkan diriku. Saya
belum pernah saya merasakan kenikmatan yang seperti ini. Saya mendesah-desah dan Rangga semakin semangat
menaik-turunkan diriku. Lalu badan Rangga mengejang dan berkata, "Amel saya mau keluarr", sekarang malah
giliranku yang semangat memacu gerakan tubuhku agar Rangga bisa juga mencapai klimaksnya, tapi lama
Rangga mengeluarkan penisnya dan terdengar ia mendesah panjang, "Ahh Amel.., Saya keluar". Kulihat air
maninya berceceran di lantai dan sebagian ada yang di meja. Lalu kami berdua duduk lemas dengan saling
berpandangan. Ia berkata, "Kamu nyesel yah Amel?", saya menggeleng sambil berkata, "Nggak kok Ngga..,
sekalian buat pengalaman bagiku."
Saya teringat kalau orang-orang di luar kelas sangat banyak yang menonton pertandingan, lalu saya
buru-buru mengenakan pakaian dan menyuruh Rangga juga untuk memasang pakaiannya. Sebelum keluar dia
bertanya padaku, "Amel kapan kita bisa 'begituan' lagi?", dan saya menjawab "Terserah kamu Ngga".
"Tapi nanti setelah pertandingan selesai kamu tunggu Saya yah di pintu gerbang lalu nanti kita jalan
jalan..", Ia tersenyum dan mengangguk lalu kami berdua keluar kelas dan sengaja berpisah.