Lukanya belum kering betul. Tetapi Kapten Marlon sudah digiring ke tengah lapangan tak jauh dari pusat militer Basta yang sudah hancur. Tangannya diborgol ke belakang dan dia disuruh berlutut di atas sebuah batu besar. Penduduk yang datang berkerumun dan Kapten Narland hanya membatasi dengan pagar seadanya. Para penduduk baik yang datang atau menyaksikan lewat siaran langsung, meminta Kapten Marlon untuk dieksekusi mati.
Sementara itu Darma, Yora, dan Ramna masih di dek pesawat. Yora lalu berjalan ke kokpit dan melaporkan semua kejadian kemarin kepada Kapten Erdo. Tentu saja mendengar hasil laporan Yora, Kapten Erdo pun syok. Tetapi dia berusaha tenang dan memerintahkan Yora untuk terus melanjutkan perjalanan. Setelah melapor, Yora kembali duduk dengan Darma dan Ramna.
"Di luar berisik sekali," kata Darma.
"Mereka menuntut Marlon untuk dieksekusi mati," balas Ramna.
"Besok kita harus melanjutkan perjalanan," sahut Yora.
"Ke mana tujuan kita selanjutnya?" tanya Darma.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com