Little Jiang-Shi (Vampir China) itulah jenis ras yang dimiliki oleh Zing'er, sesosok [Hantu] berwujud anak kecil yang telah menemani Leo sedari masa kanak-kanak.
Meskipun dia termasuk ke dalam kategori Jiang-Shi yang lebih dikenal oleh orang-orang awam sebagai ras penghisap darah (Vampire) tapi Zing'er sendiri telah kehilangan tubuh fisiknya saat beratus-ratus tahun lampau, menyebabkan Zing'er hanya bisa hidup sebagai sosok roh yang hanya bisa memakan emosi negatif para manusia di sekitarnya demi mempertahankan eksistensi dirinya..
Atau kira-kira seperti itulah yang pernah Zing'er ceritakan kepada Leo beberapa tahun silam, "Psstt Leo, saat di [Soul Land] nanti jangan lupa membawa-ku juga yaaa" Zing'er saat ini tengah bertengger di tempat paling nyamannya selama tiga tahun terakhir, apalagi jika bukan pucuk kepala Leo yang semakin hari semakin membesar serta nyaman untuk di tempati oleh Zing'er kecil.
(Note : Zing'er merupakan sesosok hantu berwujud roh, oleh karena itu jugalah dia dapat dengan bebas mengontrol ukuran tubuhnya tersebut)
Leo tentu saja tidak akan secara membabi-buta meng-iyakan permintaan dari Zing'er karena dia juga menyadari hal buruk apa yang akan terjadi jika Zing'er mendapatkan tubuh fisiknya kembali, ya apalagi jika bukan menjadi predator penghisap darah tertentu.
'Mustahil, daku tidak bisa membiarkan dirimu mendapatkan tubuh fisik kembali Zing'er.... Hal yang berbahaya akan mengancam keselamatan dari seluruh umat manusia jika kamu mendapatkan tubuh fisik-mu kembali'' Ucap Leo di dalam batinnya, yang tentunya dapat dengan mudah di pahami oleh Zing'er karena yang dia memiliki kemampuan telepati juga serta psikis secara bersamaan sehingga berbicara melalui pikiran merupakan hal yang mudah untuk dilakukan buat Zing'er...
"He'i itu tidak adil, kenapa [Hantu] lain bisa mendapatkan tubuh fisik sedangkan diriku tidak bisa?? Ayo'lah, daku tidak akan menghisap darah dari manusia lagipula daku bahkan tidak pernah mencoba hal menjijikan seperti itu sama sekali!!!" Zing'er berkata dengan ekspresi jijik serta membujuk Leo untuk menyetujui permintaannya tersebut...
'Itu tidak menjamin hal apapun Zing'er, seorang Jiang-shi akan tetap menjadi Jiang-shi dan insting untuk mengkonsumsi darah manusia juga mengalir pada seluruh tubuhmu itu' Dengan penuh keyakinan Leo menolak permintaan dari Zing'er dengan telak, jika sudah seperti ini Zing'er pun hanya bisa terdiam memasang ekspresi sedih karena tidak bisa menyakinkan manusia yang telah menjadi temannya itu sedari kecil tersebut.
Zing'er kembali terdiam tidak bisa berkata-kata karena ini sudah ke-99 kalinya dia mendapatkan penolakan telak atas permintaan kecilnya itu, "Pelitnya, kenapa kamu terus menolak permintaan-ku Leo??" Merasa jengah karena terus-menerus di-tolak permintaannya, Zing'er jelas agak emosi sekaligus kesal terhadap ucapan Leo.
.
.
.
.
{Pulang sekolah}
Setelah beberapa jam yang penuh kejenuhan berkat kebiasaan jelek dari sesosok [Hantu] kecil bernama Zing'er, Leo-pun akhirnya bisa bernafas lega karena sang [Hantu] tersebut kelelahan mengomel kepada Leo.
"Ughhh, hampir 6 jam setengah Zing'er mengomel kepadaku... Jika lebih lama lagi, bisa-bisa telinga-ku ini berdengung dibuatnya" Leo merasa lega karena [Hantu] tersebut tidak bisa menempeli dirinya secara terus menerus sepanjang hari, hal ini terjadi karena keberadaan sesosok makhluk yang sejak zaman dahulu kala telah menjaga kediaman dari keluarga Erlangga tersebut.
Menyebabkan Zing'er yang notabene hanya [Hantu] berusia paling banyak sekitar 700-800 tahun itu-pun harus dengan patuh mematuhi aturan ataupun ucapan sesepuh penjaga tersebut,"Sungguh tidak bisa dipahami dengan akal sehat sama sekali, kenapa Zing'er begitu bersikeras ingin memiliki wujud fisik sih?? Padahal berwujud roh seperti itu jauh lebih menyenangkan sih" Leo bergumam kesal sembari mengumpati Zing'er yang kini tengah bermain ria dengan teman [Hantu] berwujud anak kecil lainnya, karena perlu diketahui rumah tempat tinggal Leo (Erlangga House) itu telah sejak lama menjadi sarang dari beberapa ribu [Hantu] juga...
Hal ini sendiri diketahui oleh kedua orang tua Leo yang hanya bisa terdiam tak bisa berkata-kata atas perbuatan anak sulung mereka tersebut, perbuatan Leo menjadikan rumahnya sebagai sarang hantu sendiri sukses membuat dia beserta adik-adik tercintanya dijauhi oleh para tetangga sekitar kompleks karena ketakutan...
Karena pada saat tertentu, momen ketika energy negatif sedang padat-padatnya para hantu tersebut dapat memunculkan wujud fisik mereka kepada para manusia awam menyebabkan rumah yang berukuran besar tersebut langsung penuh sesak seketika...
"Hadeww, beberapa hari lagi merupakan malam Jum'at Kliwon... Kira-kira apa daku perlu mengundang Irene serta Silvia juga untuk berkunjung kemari ya??" Leo bergumam pelan mengingat malam Jum'at Kliwon sendiri cukup jarang untuk di-jumpai dalam satu tahun, mungkin hanya ada beberapa kali dalam satu tahun itu.
Dan malam Jum'at Kliwon yang akan berlangsung dalam beberapa hari ini akan menjadi malam terakhir para adik serta teman-temannya untuk melihat wujud langsung para [Hantu] karena Leo berencana untuk membawa seluruh [Hantu] ke dalam [Soul Island] dua bulan lagi dengan syarat hal tersebut mungkin terjadi tentunya, ya kalian tidak salah membacanya karena Leo memang ingin menciptakan [Pulau Berhantu] sebagai penghasil uang untuk dirinya....
"Nak Leo, mau makan sate ayam buatan bapak tidak??" Rintihan sesosok [Hantu] yang berpenampilan seorang bapak-bapak dengan peci hitam serta bersarung hijau mendorong sebuah gerobak menghampiri Leo yang pada saat ini tengah duduk-duduk santai di teras rumahnya tersebut.
Leo hanya bisa terdiam melihat wujud dari salah satu [Hantu] yang selama beberapa tahun ini menghantui kompleks perumahan mereka, ya siapa lagi jika bukan [Hantu] tukang bakso yakni pak Udin.
Seperti namanya ia merupakan [Hantu] yang mendorong gerobak bakso atau justru sate ya, menjajalkan masakan [Hantu]-nya kepada orang-orang meskipun Leo merasa kalau tidak akan ada satu-pun manusia normal yang akan memakan masakan pak Udin sih????
"Pak Udin, bapak pasti tahu kan kalau diriku tidak akan pernah memakan sate ayam seperti itu"Leo jelas menolak tawaran tersebut secara mentah-mentah, dia tidak begitu bodoh serta kelaparan hingga harus memakan sate ataupun bakso buatan [Hantu].
"Hahaha, siapa tahu saja kan Nak Leo tertarik memakan sate ataupun bakso buatan bapak??" Pak Udin berkata sambil mulai mengembalikan dirinya menjadi normal kembali, mengingat wujud yang digunakan oleh pak Udin sebelumnya merupakan wujud dirinya ketika meninggal dunia aka wujud [Hantu]-nya..
"Tidak berniat tapi mungkin teman-teman yang lain berminat untuk memakan sate serta bakso buatan bapak" Leo berkata sambil menunjuk rombongan hantu yang pada saat ini tengah berjalan atau justru terbang menghampiri mereka berdua bahkan Zing'er-pun termasuk ke dalam rombongan hantu tersebut??
Mata pak Udin bersinar terang penuh semangat menyaksikan rombongan hantu yang tengah mengarah ke mereka berdua, "Haha bagus-bagus ini baru namanya semangat untuk nge-bakso serta nge-sate!!! Ayo-ayo kemarilah kalian semua!!!".
Leo hanya bisa terkekeh geli menyaksikan pancaran semangat yang menggebu-gebu dari pak Udin tersebut, "Sebaiknya daku pergi dari sini dahulu, daripada terjebak kerusuhan karena persaingan makanan juga"Dengan kecepatan penuhnya Leo-pun berjalan layaknya seorang pencuri berpengalaman menjauhi gerobak bakso pak Udin.
.
.
.
.
Yah seperti itulah keseharian Leo serta teman-teman Hantu-nya, chapter kali ini hanyalah mengisahkan keseharian Leo dengan teman-teman Hantu-nya...
Chapter selanjutnya, penulis akan melakukan lompatan timeskip besar-besaran untuk mulai memasuki akhir cerita volume satu ini...