Matahari telah menampakkan sinarnya dari arah timur. Sinarnya telah masuk ke arah balkon kamar bercat baby blue dan menyapa wajah cantik seorang pemuda berparas cantik itu.
Merasa terusik pria mungil itu mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang menyilaukan itu.
"Emm.. Sudah pagi?!" Ucap pria mungil bernama jimin itu dengan suara serak khas bangun tidurnya. Ia pun menegakkan tubuhnya mendudukkan diri di sisi ranjang dengan kaki yang telah menapak ke lantai. Jimin mengusap wajahnya kemudian dia berjalan menuju kamar mandinya untuk membersihkan dirinya dan bersiap.
Setelah selesai dari kamar mandi, seperti biasa jimin memakai skincare nya dan tak lupa memakai sedikit lip balm di bibir plum. Setelah selesai jimin pun berjalan keluar kamar namun saat meraih gagang pintu ponsel jimin bergetar. Jimin pun segera melihat siapa yang menghubunginya dan ia pun tersenyum senang setelah tau bahwa yang menghubunginya adalah suaminya yang saat ini melakukan panggilan video call padanya. Dan jimin pun segera mengangkat panggilan itu. Betapa senangnya ia melihat wajah suaminya yang sedang tersenyum padanya.
Jimin pun mendudukkan dirinya dengan nyaman di ranjangnya dan menyandarkan punggungnya pada kepala ranjangnya.
'𝘏𝘢𝘪 𝘣𝘢𝘣𝘺𝘺𝘺𝘺...' taehyung melambaikan tangannya pada jimin. Dan jimin pun membalas lambaian tangan suaminya dan memberikan flying kiss pada suaminya.
"Taetae hyung, i miss u so much!"
'𝘔𝘦 𝘵𝘰 𝘣𝘢𝘣𝘺, 𝘸𝘩𝘢𝘵 𝘢𝘳𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘥𝘰𝘪𝘯𝘨 𝘳𝘪𝘨𝘩𝘵 𝘯𝘰𝘸?'
"Aku baru saja selesai bersiap hyung, taetae tidak bekerja?"
'𝘚𝘦𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘣𝘢𝘣𝘺, 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘪𝘯𝘨𝘺𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘵𝘢𝘯𝘥𝘣𝘺 𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘯𝘵𝘰𝘳 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘥𝘶𝘭𝘶 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘪𝘮𝘶'
"Yah.. Jangan begitu hyung, seharusnya kau jadi contoh yang baik untuk karyawan mu."
'𝘐𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨, 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘭𝘢𝘨𝘪. 𝘖𝘩 𝘺𝘢 𝘣𝘢𝘣𝘺, 𝘬𝘢𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘳𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘩𝘶𝘮?'
"Belum sayang, aku akan makan di butik saja. Tae hyung sendiri sudah sarapan?"
'𝘚𝘶𝘥𝘢𝘩, 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢. 𝘵𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘪𝘯𝘨𝘺𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.' saat jimin menyisir rambut dengan jarinya, taehyung menyadari sesuatu.
'𝘉𝘢𝘣𝘺, 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘨𝘦𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘢𝘯𝘯𝘺𝘷𝘦𝘳𝘴𝘢𝘳𝘺 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢? 𝘉𝘶𝘬𝘢𝘯𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘬𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢?' jimin yang mendengar pertanyaan suaminya pun menjadi gugup karena bingung harus menjawab apa.
"O oh.. Itu..em.. Ah. Ada di butik ya ada di laci meja di butik."
'𝘉𝘦𝘯𝘢𝘳𝘬𝘢𝘩?' taehyung menatap curiga pada jimin yang terlihat gugup.
"'Iya hyung, oh ya hyung aku harus berangkat sekarang karena aku harus menyelesaikan beberapa pesanan gaun yang akan di ambil besok. Hubungi lagi nanti ya hyung. Bye hyung." Jimin pun melambaikan tangannya pada taehyung dan segera mematikan sambungan video call itu.
"Oh.. Astaga aku benar-benar takut jika taetae marah karena aku sudah menghilangkannya. Ah sudahlah yang penting sebentar lagi akan kembali." Setelah meracau tak jelas jimin yang kini sudah berada di dalam mobil segera melajukan mobinya ke butiknya.
•••
Di sisi lain, jungkook sudah berada di kantor menghadapi bertumpuk tumpuk berkas di atas meja kerjanya.
"Hei Rabbit, kau tak bosan apa melihat lembaran-lembaran putih itu?" Ucap wonwoo yang sedang bersandar di sofa ruangan adiknya. Entah apa yang sebenarnya di lakukan wonwoo saat ini di kantor jungkook bukankah dia juga pria yang sibuk?!
"Hyung, jangan bawel ish.. Aku malas sebenarnya. Oh ya.. Omong-omong kenapa kau disini? Bukan nya kau juga harus kerja? Dan apa itu rabbit hah?! Memanggilku seenaknya sendiri." Racau jungkook dan wonwoo hanya menggendikkan bahunya acuh dan kembali menyamankan diri di sofa itu.
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 1 siang. Jungkook pun membereskan berkas-berkas yang berserakan di atas mejanya karena ia akan pergi keluar kantor untuk menemui seseorang. Jungkook melirik ke arah wonwoo yang tengah tertidur di sofa, jungkook yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala dan segera keluar dari ruangannya menuju keluar gedung dan ke arah parkiran tempat mobilnya berada.
"Semoga dia masih di butiknya karena sudah waktunya makan siang. Barangkali dia keluar untuk makan siang." Monolog jungkook.
Setelah menempuh 40 menit perjalanan karena jarak antara kantornya dan distrik gangnam lumayan jauh, kini jungkook sampai di tempat yang ia tuju. Tempat itu lumayan besar dan luas untuk ukuran sebuah butik. Tempat itu juga memiliki 2 lantai dan mini cafe di dalamnya.
Jungkook pun masuk ke dalam butik itu. Didalamnya banyak berjajar gaun-gaun yang sangat indah dengan kesan elegant. 'Woah.. Mengagumkan sekali rancangannya. Bahkan terjahit rapi dan ah.. Aku tak bisa menjabarkan dengan kata-kata' batin jungkook yang masih terkagum dengan apa yang ia lihat sampai seorang karyawan mendatanginya.
"Permisi tuan, ada yang bisa saya bantu?" Ucap salah satu karyawan wanita di sana.
"Ah.. Maaf aku ingin bertemu dengan seseorang yang bernama Kim jimin." Ucap jungkook pada wanita itu.
"Oh.. Tuan mau bertemu dengan atasan kami? Beliau ada dia ruangannya di lantai atas tunggu sebentar biar seseorang mengantar anda."
"Ne terima kasih." Wanita itu pun berjalan ke arah meja yang ada di sudut ruangan itu mengambil gagang telepon entah menghubungi siapa. Tak berapa lama wanita itu meletakkan kembali gagang telepon ke tempatnya kembali dan dari lantai atas turun seorang pria memakai kemeja berwarna navy sama seperti kemeja wanita itu dengan celana bahan berwarna hitam mendekati wanita tadi setelah berbicara sebentar pria itu melangkahkan kakinya menuju ke arah jungkook berdiri. Pria itu membungkuk sopan pada jungkook.
"Anyeong tuan! Mari saya antar ke ruangan atasan kami." Ucap pria itu sopan.
"Ne terima kasih." Jungkook pun mengikuti pria itu menuju lantai atas. Setelah sampai mereka kembali berjalan menuju sebuah ruangan berpintu kaca yang tertutup kelambu. Pria yang mengantar jungkook pun mengetuk pintu kaca itu dan membukanya.
"Permisi tuan Kim, ada yang ingin bertemu dengan anda." Ucap pria itu pada seseorang yang membelakangi mereka dengan tangan yang tak berhenti melakukan sesuatu pada sebuah gaun yang terpasang pada manekin di depannya.
"Ne, Bogum-ah suruh masuk saja dan persilahkan duduk jangan lupa ambilkan minuman untuknya." Ucapnya pada karyawan pria yang dipanggil Bogum.
"Silahkan masuk tuan dan duduklah. Saya akan membawakan minuman untuk anda." Ucap Bogum pada jungkook yang kini berjalan ke arah sofa yang ada di ruangan itu.
"Ne terima kasih." Bogum pun keluar dari ruangan itu. Namun sebelumnya ia kembali bertanya pada atasannya sekali lagi.
"Tuan Kim, apa anda ingin di bawakan minuman juga?"
"Ne Bogum-ah seperti biasa."
"Ok." Jungkook pun mengernyit atas tingkah bogum yang sedikit tak sopan pada atasannya. Padahal awal masuk tadi ucapannya sangat sopan tapi sekarang kenapa seperti itu. Jungkook hanya menggelengkan kepalanya. Tak berapa lama minuman pun datang. Setelah meletakkan minuman milik jungkook di atas meja pria bernama bogum berjalan ke arah atasannya menyerahkan segelas minuman dingin dan meletakkannya di atas meja kerja sang atasan. Samar-samar jungkook mendengar panggilan lain dari bogum untuk atasannya.
"Hyung, minumannya di atas meja ya." Bogum menepuk pundak atasannya seperti seorang teman Dan terlihat pria itu menganggukkan kepalanya. Dan bogum pun berlalu keluar setelah membungkukkan tubuhnya ke arah jungkook. 'Pria itu tak sopan sekali pada atasannya' gerutu jungkook dalam hati.
Jungkook masih memperhatikan orang di depannya yang masih membelakanginya namun tiba-tiba gerakan pria di depannya itu sedikit menungging karena meraih bagian bawah gaun dan jungkook yang melihat itu membuatnya menelan ludah dan melebarkan kedua matanya karena pemandangan di depannya. Bagaimana jungkook bisa tidak terperangah karena melihat pantat sintal pria di depannya itu dan ukurannya yang besar rasanya jungkook ingin sekali meremas dan menampar pipi pantat itu. Sampai akhirnya jungkook tersadar saat pria itu menegakkan tubuhnya dan mengeluarkan suaranya.
"Akhirnya selesai!" Jungkook melihat pria di depannya menepuk tangannya dan kemudian membalik tubuhnya. 'Oh my god! He is so beautiful' pekik jungkook dalam hati. Dia terperangah pada seseorang di depannya itu. Sosok cantik bertubuh mungil berbibir plum merah, leher yang jenjang, pinggang yang ramping dan jangan lupakan pantat sintal yang besar. Jungkook rasanya ingin menerkam sosok cantik di depannya itu.
"Maaf tuan, ada yang bisa saya bantu? Dan maaf kalau menunggu lama." Ucap sosok cantik itu pada jungkook dengan suara lembutnya. Tolong siapapun tampar jungkook agar tersadar dari mimpinya.
"Tuan?"
"...."
"Tuan?"
"Oh.. Nde?"
"Apa kau baik-baik saja?"
"Ah ya, aku baik-baik saja. Begini apa kau bernama Kim jimin?"
"Ne benar...ah.. Apa anda yang bernama Jeon jungkook?" Tanya jimin dengan senyum manisnya.
"Ne benar." Jungkook pun merogoh saku jasnya dan meraih benda berwarna silver dan menyerahkannya pada jimin.
"Ini milikmu." Jimin pun menerimanya dengan senyum lebarnya menampilkan senyum bulan sabitnya dan jungkook di buat kembali terkagum pada pria bernama jimin itu. Sepertinya jungkook mulai tertarik pada pria cantik di depannya itu.
"Terima kasih jungkook-ssi. Aku tak tau harus membalasnya dengan apa karena benda ini sangat berharga untukku."
"Panggil jungkook saja. Untuk membalasnya, bagaimana kalau makan siang di luar?" Jungkook mencoba mengajak jimin untuk makan siang dan berharap jimin menerima ajakannya.
"Yes, Of course." Jungkook melebarkan senyumnya saat sosok manis di depannya menerima ajakan nya. ia pun beranjak dari duduknya dan segera mengajak jimin keluar dari butik milik pemuda itu untuk pergi makan siang dengan nya.
𝙏𝘽𝘾