*****
"Morning, adik ipar.."
Sapa Keenan dengan senyum cerianya yang membuat semua cewek yang ada dikelas sekarang rela menjadi cadangan dari Keenan andai cowok tersebut putus dengan pacarnya.
"Morning.."
Balas Sena yang masih memilih sibuk dengan kertas-kertas yang menggunung dihadapannya. Dia juga mengacuhkan pandangan para cewek yang menatapnya iri, karena sampai sekarang para cewek plastik.. begitulah Sena menyebut cewek yang ada dikelasnya, masih menyangka jika dirinya adalah pacar dari Keenan Achalendra. Padahal dia sudah berkali-kali menjelaskan, jika pacarnya bukanlah Keenan, melainkan Keanu yang tidak lain adalah adik kembar dari Keenan. Tapi tetap saja mereka tidak percaya, karena sampai sekarangpun mereka belum pernah melihat siapa Keanu.
Yaiyalah..
Goblok banget..
Lah yang bersangkutan saja lagi di Amerika sono. Pulang saat liburan dan kebetulan saat itu, mereka juga sedang libur kuliah.
Pfftttt~~
"Makan dulu gihh.."
Ucap Keenan setelah memberikan susu kaleng dan sepotong roti.
"Serius boleh, tapi jangan lupa sama kesehatan.."
Nah, ini yang membuat semuanya jadi salah paham.
Bagaimana tidak salah paham, jika sikap yang ditunjukkan Keenan kepada Sena seperti ini. Padahal sikapnya Keenan bisa diartikan biasa, tapi karena mereka belum pernah melihat Keanu itulah yang membuat mereka salah paham. Kan bisa saja Sena dan Keenan main belakang.
Sena akhirnya mengalihkan perhatiannya sejenak ke Keenan yang masih setia duduk dihadapannya dengan senyum yang masih mengembang. Akhir-akhir ini Keenan memang sering tersenyum dibandingkan pas dia SMA yang sering menampilkan aura dinginnya.
"Lo mau si Key gorok gue hidup-hidup, karena buat ceweknya kelaperan??"
Ohhh, ternyata..
Sena pun tersenyum. Bisa dibayangkan bagaimana cara pacarnya itu mengancam kakaknya sendiri. Keanu memang sering mengatakan padanya, jika dia tidak perlu sungkan meminta bantuan bahkan menyuruh Keenan, karena dia sendiri yang akan menjadi jaminannya.
"Skripsinya udah mau selesai??"
"Udah sih, cuma biasalah.. Pak Iqbal selalu pengen yang perfect.."
Keluh Keenan dengan sedikit menghela nafasnya.
"Lo sendiri gimana?? Masih ngulang berapa SKS lagi??"
"Semester depan sih tinggal 8 SKS.. Mungkin gue bisa ambil skripsi pas itu juga.."
"Sounds good.. Nanti malem, kalau sempet mampir kerumah gih.. Udah lama kan lo ngga main kerumah.."
"Emang ada acara apaan??"
"Ngga ada yang spesial kog.. Cuma ngumpul rame-rame doang.."
"Ngga janji ya.."
Keenan hanya mengangguk saja. Dia tahu bagaimana posisi Sena sekarang yang sibuk kuliah dan harus mengulang beberapa mata kuliahnya. Sena memang terlihat berjuang keras untuk kuliahnya kali ini. Bahkan Sena pun rela meninggalkan organisasi yang sempat diikutinya, karena dirinya yang sibuk dengan kuliahnya sendiri. Mungkin bertambah sulit dengan hubungan LDR antara dia dan Keanu.
Bagaimana tidak sulit..
Saat mereka terpisah dengan jarak dan waktu yang teramat jauh, mereka sangat rindu satu sama lain. Tapi saat Keanu kembali ke Indonesia waktu liburan kuliahnya, mereka malah bertengkar tidak jelas dan berujung waktu kebersamaan mereka yang berkurang.
"Key gimana keadaannya??"
"Kog tanyanya ke gue??"
"Kan lo pacarnya.."
"Tapi lo malah kembarannya.."
Sena masih sibuk dengan tugasnya sambil sesekali menyedot susu kotak pemberian dari Keenan.
Keenan kembali tersenyum melihat seberapa keras Sena berusaha sekarang. Tidak salah jika kembarannya itu bisa cinta mati dengan cewek seperti Sena.
Sena memang mungkin tidak dianugerahi otak sepintar dirinya ataupun pacarnya sendiri. Tapi kerja kerasnya itu yang membuat dirinya menjadi terlihat lebih kuat dibanding dengan cewek manapun dan mungkin itulah yang membuat Keanu sangat mencintai Sena sampai sekarang.
"Yo.. Semangat, adik ipar.. Pokoknya hari ini, lo kudu mampir ke rumah.."
"Kog maksa??"
Ucap Sena dengan menatap Keenan yang sudah berdiri dari tempat duduknya.
"Ngga bakalan nyesel.. Gue jamin.. Bye.."
Sena hanya mendengus saja sambil tersenyum kecil.
Selama dia kuliah, Keenan ibarat pengganti dari Keanu meskipun tidak seutuhnya bisa menggantikan pacar kesayangannya itu. Semakin hari dia pun menjadi tahu, jika Keenan bukanlah tipe cowok dingin yang sempat memenuhi pemikirannya selama ini. Keenan memiliki hati yang hangat dengan bungkus kedewasaan yang dimilikinya. Mungkin karena Keenan dianggap sebagai anak tertua, makanya dia menjadi seperti itu.
Sena segera meneliti kembali tugasnya yang belum juga kelar. Dia mengacak-acak rambutnya kesal, karena sudah 4 hari ini dia hanya tidur selama 2 jam dalam sehari.
Sena pun merapikan tumpukan tugasnya dan pergi dari kelas. Mungkin bolos sehari tidak masalah untuknya, mengingat dirinya belum pernah bolos dari mata kuliah saat jam ini. Mungkin juga, dia ketularan virus gila dari pacarnya yang mungkin sekarang sedang serius dengan kuliahnya disana.
****
Sudah sebulan ini Sena tidak datang kerumah keluarga besar Al Rafaeyza. Dia merasa bersalah, mengapa ditengah kesibukkannya, dia tidak menyediakan sedikit aktu untuk sekedar berkunjung menemui keluarga pacarnya ini. Padahal dia sudah berjanji, jika dirinya akan sering main sekalipun tidak ada Keanu dirumah.
TIINGGG TTOOOONGGG...
Sena memencet bel rumah, setelah dirinya sedikit berbasa-basi dengan Pak Paijo yang masih setia mengabdikan tenaganya untuk keluarga Al Rafaeyza yang diketahuinya sudah bekerja sejak Keenan dan Keanu lahir.
Klekk..
"Welcome, my Sena.. Arsena Bellatrix.."
Sena mengucek matanya segera. Dia saat ini memang mengantuk dan dia kurang tidur beberapa hari ini. Ditambah dirinya yang juga kangen berat dengan cowok tengilnya. Tapi segitu parahkah sampai dia berhalusinasi jika yang ada dihadapannya sekarang adalah Keanu.
Sena segera menepuk kedua pipinya untuk menyadarkan dirinya kembali. Pasti didepannya ini adalah Keenan. Tapi sejak kapan Keenan ganti warna rambut. Perasaaan tadi pagi, Keenan masih dengan style biasanya dan tidak mungkin cowok seperti Keenan akan berbuat aneh-aneh dengan mengecat rambutnya.
"Kamu lagi sadar, kan?? Uhmm??"
Ucap Keanu sambil menarik kedua pipi Sena dan sukses membuat cewek tersebut memberengut sebal.
"Kenapa ngga bilang sih, kalau lagi di Indonesia??"
Ucap Sena langsung memeluk kekasihnya itu. Tidak peduli jika mereka masih di pintu depan dan hal tersebut malah menarik perhatian orang-orang yang ada dirumah Keanu sekarang.
"Kan maunya biar surprise.. Tapi kayanya kamu emang beneran kangen berat sama aku.."
Keanu membalas pelukan Sena dengan sayang ditambah dengan sebuah kecupan lembut yang mendarat dikening Sena, membuat cewek tersebut benar-benar tersenyum sekarang.
"Ciiieee.. Masuk dulu giihhh.. Udah kangen-kangenan aja di depan pintu.."
Keenan dengan berisiknya sukses mengganggu lepas kangen Keanu dan Sena yang berbuah dirinya terkena geplakan dari Riris.
"Masuk dulu yuk.."
Sena hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Dan senyumnya bertambah lebar ketika Keanu berhasil mendaratkan kembali kecupan dijidatnya.
****
Keanu seperti biasa meraih tangan Sena, saat salah satu tangannya bebas untuk menyetir. Diciumnya tangan dari pacar yang begitu disayanginya sekarang, meskipun dia tahu bahwa saat ini dia harus menjelaskan alasan pulangnya kali ini. Baru sebulan dia kembali ke Amerika dan biasanya menunggu sekitar 5-6 bulan lagi untuk bertemu kembali. Namun ini berbeda.
"Dah.. Sampe.."
Ucap Keanu saat sampai diparkiran apartemen milik Sena.
Sena memang memilih untuk tinggal diapartemen saat kuliah. Hitung-hitung untuk menambah kemandirian dalam dirinya. Terlebih dengan jadwal pulang kuliahnya yang tidak menentu, membuatnya tidak enak, jika seandainya dia harus pulang tengah malam untuk menyelesaikan tugas kuliahnya yang kebanyakan ada diluar ruangan.
"Tolong jelasin, Key.. Maksud dari dokumen yang kalian bicarakan tadi.. Kamu ngga akan pulang sia-sia cuma buat kasih surprise ke aku.."
Keanu segera melepas seat belt-nya dan duduk berhadapan dengan Sena. Dilepasnya pula seat belt dari Sena dan diputarnya posisi duduk dari ceweknya itu agar dirinya bisa menatap secara langsung wajah dari seseorang yang menginginkan penjelasannya sekarang.
"Maaf.. Aku ke Indonesia, karena emang sekarang aku menjadi salah satu pimpinan diperusahaan milik Kakek yang ada di Amerika.."
"Kamu selalu gitu, Key.. Kamu selalu mutusin semua hal tanpa kamu pernah cerita sama aku.. Serasa aku ngga ada artinya buat kamu.. Aku emang ngga berhak apa-apa dalam hidupmu.. Toh, kita cuma pacaran yang bisa putus kapan aja.. Tapi pernah ngga sih, kamu itu berusaha buat cerita sedikit aja.. Biarin aku ikut ngrasain, kalau ada aku setiap keputusanmu.. sekalipun itu kecil kemungkinannya bahkan saat ngga ada secuilpun kemungkinan itu.. Tapi seenggaknya, biarin perasaanku rasain bahwa aku memang berarti buat kamu, Key.."
Ucap Sena dengan airmata yang sudah meluncur dengan derasnya tanpa mampu dicegahnya. Dia sudah pusing dengan kuliahnya. Dia butuh Keanu disampingnya, tapi pacarnya itu kemungkinan besar malah akan memperlama jangka waktu LDR mereka.
"Kalau kamu mikir, jika Keenan bisa gantiin posisi kamu saat ini selama kamu di Amerika.. Jawabannya NGGA.. kamu ngga bisa digantiin sama siapapun, Key.. Aku ngga berharap lebih. Aku cuma mau kita segera selesain kuliah kita cepet-cepet, biar kita ngga tertekan sama jarak dan waktu kek gini.. Aku capek, Key.. Pas aku capek ngerjain tugas dan pengen tidur.. Tapi pas itu juga, aku malah mikirin kamu.. Mikirin, kapan kita bisa jalan bareng lagi.. Kapan semua ini akan berakhir.. Tapi, kamu..."
Sena tidak bisa melanjutkan kata-katanya kembali. Suaranya sudah tercekat dengan tangisannya sendiri.
Keanu segera meraih Sena dalam peluknya. Kembali, dia membuat pacar kesayangannya ini menangis. Padahal dia berharap, jika Sena akan bangga dengan dirinya yang membantu perusahaan yang sebagian besar telah diurus Mamanya. Dan kini gilirannya untuk membantu. Dia tidak tahu, jika Sena akan seberat ini menjalani waktu tanpa dirinya. Dia memang berpikir bahwa Keenan setidaknya bisa menggantikan posisinya saat dirinya tidak ada untuk Sena. Tapi, ternyata...
Keanu membiarkan Sena terus menangis dipelukannya. Bahkan dia tidak peduli lagi dengan kemejanya sekarang yang sudah beralih fungsi untuk mengelap ingus bagi Sena. Dia juga tidak berusaha untuk menjelaskan maksud dari keputusannya kali ini. Mungkin Sena butuh waktu untuk menenangkan pikirannya sekarang dan semoga saja dia diberi kesempatan untuk menjelaskan semuanya.
****
"Morning.."
Dihampirinya Sena yang masih dengan muka bantalnya dengan senyumnya. Keanu sengaja pagi-pagi datang ke apartemen Sena untuk memastikan bahwa pacarnya itu baik-baik saja.
"Kapan kamu dateng kesini?? Kog bisa masuk juga??"
Sena segera mengikuti Keanu yang kembali ke dapur. Ternyata dia tengah menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Terlihat dari 2 piring omelete yang ada dihadapan Keanu sekarang.
"Kamu lupa.. Kamu kan pernah kasih password pas aku pertama kali dateng kesini.. Lagian, siapa yang mau gendong kamu sampai kamunya tidur cantik kaya tadi malem?? Hm??"
Sena nyengir saja. Padahal dia sudah bertekad untuk mendiamkan Keanu seharian ini. Tapi rasanya dia tidak kuat, ketika melihat Keanu ada dihadapannya seperti tadi. Ehhh, tapi.. Keanu pagi-pagi udah ada di apartemennya.. Jangan-jangan..
"Kamu ngga nginep disini kan?? Kamu tadi malem pulang kan??"
"Iyalah.. Kalau aku nginep, Emang aku udah ganti baju kaya sekarang??"
Dilihatnya Keanu dari ujung kaki sampai ujung rambut. Dan benar saja, Keanu sudah ganti baju, bahkan saat dilihat sepatu apa yang dikenakan Keanu sekarang, dia hanya menemukan sandal buntut kesayangan dari pacarnya itu.
"Ha.. Hahaa.. Pinter banget ngelesnya.."
"Aku ngga ngeles, tapi kenyataannya gitu.. Udah ya, mendingan sekarang kamu mandi.. Aku anter kamu ke kampus.."
Keanu pun mendorong Sena untuk segera masuk ke kamarnya lagi.
"Tapi, Key.."
"Mau telat?? Padahal pacarnya Keanu Aliendra itu orangnya terkenal rajin loh.."
Keanu pun kembali mendorong tubuh Sena yang terasa kaku. Tidak lupa dia mengacak rambut Sena dengan sayang sebelum pacarnya itu menutup kamarnya.
Rasanya Keanu begitu bersyukur, karena pertengkaran tadi malam tidak separah yang dibayangkannya. Mungkin dia memang harus lebih sabar dalam menghadapi Sena. Terlebih Sena dalam masa sulitnya untuk kuliah.
Dilihatnya kembali setiap sudut apartemen dari Sena yang memang sebagian besar sudah disusun ulang sesuai dengan keinginan dari pemiliknya. Banyak foto mereka yang terpajang disana.
"Ohh.."
"Kenapa, Key??"
Tiba-tiba, Sena sudah berdiri disamping Keanu yang sedang mengamati meja belajarnya.
"Kamu ngga coba buat ngerjain tugasku, kan??"
"Ngga lah.. Aku udah ngga tau soal tugas kaya gitu.. lagian aku juga percaya, kalau kamu bisa ngerjain sendiri.."
Sena hanya mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban dari Keanu yang serasa menyindirnya. Padahal cowoknya itu, jika dirinya harus mengulang beberapa mata kuliahnya, karena nilainya yang menurutnya kurang memuaskan bahkan masuk kategori mengenaskan.
"Sarapan dulu, yuk.."
Sena menggenggam tangan dari Keanu, menghentikan langkahnya. Sedangkan Keanu sendiri hanya menatap Sena, menunggu penjelasan.
"Maaf buat tadi malem.. Ngga seharusnya, aku marah-marah hanya karena kamu bakal ambil alih kepengurusan perusahaan keluarga kamu.."
"Sena.."
"Uhmm.. Aku udah tau sebelumnya dari Ken.. Aku cum angga nyangka aja, kalau hal itu akan terjadi sekarang.. Aku cuma ngrasa, kalau kamu semakin jauh dari pandanganku, Key.."
"Hey.. Let me to tell now.. Apapun yang terjadi.. Aku tetep sayang sama kamu.. Mungkin keadaan yang sekarang terasa sulit buat kita atau mungkin terasa seperti neraka.. Tapi aku pastiin, ini hanya untuk sementara.."
Sena pun menganggukan kepalanya dan memeluk Keanu. Dia ingin merasakan momen seperti ini, meskipun hanya sebentar saja. Karena dia tahu, pacarnya ini tidak mungkin berlama-lama menninggalkan kuliahnya.
"Uhhmm.. Aku coba buat sabar dalam hubungan kita, Key.. Kamu bisa percaya itu semua.."
"Obviously.. I'm truly madly love you, Arsena Bellatrix.."
"Love you, more.. Keanu Aliendra.."
Dihirupnya aroma musk, aroma favorit dari Sena yang takkan bisa dilupakan dari Keanu. Aroma yang unik untuk seorang cewek yang membuatnya tidak bisa mengacuhkan Sena begitu saja dari hidupnya. Dia sangat menyukai cewek unik yang menjadi miliknya ini. Dia tidak akan lupa, jika dirinya begitu mencintai cewek kesayangannya yang kini ada dipelukannya. Dan tanpa disadarinya, hatinya telah digenggam erat olehnya.
****
THE END