Ketika Mo Yongheng kembali mengangkat kepalanya menatap hujan deras di luar sana, entah mengapa, jantungnya mulai berdetak tidak karuan.
Akal sehatnya mengatakan kalau Zheng Yan pasti tidak akan diperbolehkan untuk keluar rumah oleh keluarganya karena hujan yang begitu derasnya.
Tapi, Mo Yongheng tetap meletakkan bukunya dan keluar ke pekarangan seperti orang yang kerasukan dan mengabaikan larangan dari keluarganya.
Sewaktu ia kembali mengangkat kepalanya, kepala gadis kecil yang manis itu berada di atas tembok seperti biasanya dalam kondisi sudah basah kuyup. Jantung bocah lelaki itu seakan terpukul oleh sesuatu dan ia berdiri terpaku di tempat yang sama, tidak mampu bergerak untuk sesaat.
Di mata bocah itu, hanya ada wajah mungil sang gadis kecil yang telah memucat karena basah kuyup serta matanya yang memerah.
Saat bocah tersebut melihatnya, senyum yang menyinari wajah gadis kecil itu …
Terlihat begitu polos dan menggemaskan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com