Bu Melin terus saja mengomel-ngomel, kenapa dirinya harus pulang, sementara kekasih dan calon anak tirinya masih berdiam diri melihat dirinya digandeng oleh anak semata wayangnya untuk pulang. Namun, Alby tidak menggubrisnya ia terus saja keluar dari restoran dengan menggandeng Bu Melin dengan paksa. Hatinya begitu sakit seakan nangis pun tiada guna.
Sementara, Qiran dan Pak Marco hanya bisa menatap dengan hampa. Seakan dunia tidak berpihak pada mereka. Orang yang dicintainya adalah calon kakak tirinya. Entah hubungan siapa yang akan berakhir, entah dirinya atau ayahnya. Yang pasti saat ini, Qiran merasa terpukul sekali. Apalagi ia malah berpikir, jika kisah cintanya lah yang akan berakhir dengan Alby, bukan ayahnya dan calon ibu baru nya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com