Shi Guang menunggu lama sampai Lu Yanchen turun.
Lu Yanchen mengenakan kaus putih tipis, dan cahaya matahari pagi menyinari rambut-bangun-tidurnya yang lembut, membuatnya tampak seakan bersinar dengan pancaran yang cerah, semakin memperindah tubuhnya.
Shi Guang menggigit bibir. Entah kenapa, ia merasa jantungnya berhenti berdetak sejenak. Meski begitu, ia bergegas menepiskan kecanggungannya dan memasang senyum cerah.
Berjalan perlahan, Lu Yanchen duduk di meja tanpa terburu-buru, dan Shi Guang langsung menyajikan makanan di depan matanya tepat seperti pelayan restoran.
Suasana sangat hening selama sarapan. Shi Guang bahkan tidak berani mengunyah makanannya terlalu lantang karena takut mengganggu Lu Yanchen di sebelahnya, tidak pula berani menatap Lu Yanchen terlalu sering, takut bahwa ekspresinya mungkin menampakkan tujuan sebenarnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com