webnovel

Keputusan Sudah Bulat

Zel, Freeya, Sintri, dan Cos mendengar jawaban dari Tan Metri tak menyangka Tan akan menjawab tidak. Pasalnya tiga bocah kembar itu selalu bersama setahu Zel dan Freeya.

"Kau serius, Tan? Apa kau tidak berminat bergabung dengan guild Lumiere?" tanya Zel memastikan lagi.

"Ayolah, Tan! Kita selalu bersama sejak masih bayi. Kenapa kau begitu egois sekali?" ucap Cos tak terima begitu saja mendengar jawaban Tan.

"Diamlah, Cos! Aku belum selesai bicara."

Suasana di bangku itu pun kembali tenang. Semuanya diam dan menunggu jawaban asli dari Tan Metri.

"Aku memang tidak berminat gabung ke Guild Lumiere. Tapi setelah kupikir lagi ternyata aku lebih memilih tidak mau untuk berpisah dengan kalian berdua, Sintri, Gonocos. Kalian tahu kan betapa besarnya risiko kalo kita gabung ke guild tapi kita belum cukup kuat?" kata Tan mengutarakan isi hatinya.

Zel dan Freeya terenyuh mendengar kalimat tersebut dari Tan. Setahu mereka Tan betul-betul anak yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Tapi ternyata dia begitu peduli terhadap dua saudara kembarnya.

Begitu pun juga dengan Sintri dan Cos. Mereka berdua terharu dan tak terasa air mata keluar dari mata indah Sintri. Sintri langsung memeluk Tan begitu saja.

"Ehh... sedang apa kau, Sin? Lepaskan!" ronta Tan yang malu-malu saat dipeluk Sintri.

"Aku juga tak mau berpisah denganmu, Tan!" rengek Sintri dengan air mata yang membasahi baju Tan.

"Cih! Sin... lepaskan... sudahlah jangan menangis pula..." pinta Tan yang masih berusaha menjauhkan Sin dari tubuhnya.

Zel dan Freeya hanya tertawa kecil melihat kelakuan dua anak perempuan itu di depan matanya. Sedang Zel kemudian angkat bicara juga.

"Sebagai satu-satunya saudara lelaki kalian berdua, aku memang belum cukup kuat untuk melindungi kalian berdua."

Sin dan Tan menghentikan keributannya masing-masing. Mereka menatap ke arah Cos yang menunduk. Namun tiba-tiba saja Cos langsung berdiri dengan semangat yang membara.

"Tapi percayalah! Aku juga akan berlatih sekuat mungkin agar bisa menjadi orang yang terkuat di Kerajaan Asque ini dan kelak akan menjadi Kaisar Sihir terhebat! Aku akan senantiasa melindungi kalian berdua dan juga rakyat Kerajaan Asque! Suatu hari nanti impianku itu akan terwujud!" lanjut Cos dengan kebulatan tekad yang kuat.

Suara lantang Cos itu pun terdengar ke seluruh ruang kumpul. Para anggota guild yang tengah kerja bakti terhentikan sejenak. Lalu mereka semua juga mendukung Cos.

Zel memegang punggung bocah lelaki yang tadi duduk di sebelahnya itu seraya berkata, "Duduklah kembali, Cos. Paman belum selesai bicara."

Cos pun duduk kembali dan keributan antara Sin dan Tan pun berhenti. Sin tak lagi menangis dan kini justru menatap Cos dengan berbinar-binar dan penuh harapan.

"Untuk itulah Paman membicarakan hal ini pada kalian bertiga. Jadi kesimpulannya kalian bertiga memang berminat dan niat gabung ke guild Lumiere, bukan? Oleh karena kalian bertiga masih belum cukup umur, kalian tak bisa bergabung di tahun ini. Dan seperti yang Paman bilang sebelumnya, waktu yang dibutuhkan kalian sekitar 3 tahun itu gunakanlah dengan baik untuk berlatih dan menjadi lebih kuat dari sekarang. Tapi tentunya kalian tak mungkin berlatih sendiri dan juga bingung hendak berlatih dengan siapa, kan? Maka dari itu Paman dan Tante Freeya merekomendasikan sebuah tempat yang nantinya akan kalian gunakan sebagai tempat latihan selama 3 tahun itu. Ditambah lagi ada pengajar yang nantinya akan membimbing kalian bertiga sampai handal. Bagaimana menurut kalian?" kata Zel panjang lebar menjelaskan semuanya.

Ketiga saudara kembar itu saling tatap satu sama lain. Entah karena bingung dengan perkataan Zel atau sedang membuat kesepakatan melalui isyarat tatapan. Sedang Freeya langsung saja merangkul Zel dan mengarahkan muka Zel pada 2 gundukan kembar miliknya.

"Eh... apa yang dikatakan oleh si rambut kuning ini tidak bisa kalian pahami? Maaf ya dia memang agak..."

"Tidak, Tante! Kami bertiga sangat paham dengan niat baik Paman Zel, Tante Freeya. Tapi kami tak punya biaya untuk berguru seperti itu. Bahkan kami hanya punya harta yakni baju yang melekat di badan kami saja," potong Sin lalu menangis kembali.

Freeya melepaskan rangkulannya itu dari Zel. Lalu Freeya pun menenangkan Sintri.

"Kalian bertiga tenang saja. Ini tidak dipungut biaya sepeser pun. Lagi pula pengajar yang nantinya akan membimbing kalian bertiga adalah orang yang pernah mengajar pada kami berdua," terang Zel seraya merapikan rambut kuningnya yang berantakan.

"Nah itu betul apa yang diucapkan Paman Zel barusan! Tapi tetap saja tentunya berdasarkan keputusan akhir kalian bertiga," sambung Freeya.

"Kami bersedia, Paman Zel, Tante Freya. Kami bertiga akan pergi ke tempat latihan itu. Mohon bantuannya!" tegas Cos membuat keputusan sepihak.

"Apa boleh buat. Kami juga ingin menjadi lebih kuat lagi dalam 3 tahun itu," tutur Tan menyetujui keputusan Cos.

Zel dan Freeya melirik ke arah Sin yang mulai berhenti menangis. Zel mengangkat salah satu alisnya menandakan persetujuan dari Sin. Dan ternyata Sintri pun menyetujui keputusan Cos dengan anggukan kepala.

"Yosh! Kalo begitu, telah disepakati bersama bahwa kalian bertiga akan berlatih di bawah bimbingan guru Paman. Nanti kalian bertiga akan kami berdua antar ke tempat latihan itu. Tapi sebelumnya, kalian tunggu di sini dulu ya! Kami ada urusan bersama Kakek Master," kata Zel lantas bangkit dari duduknya.

Tepat saat itu juga, Kakek Master datang dengan membawa sebuah benda berbentuk kotak yang ditutup kain bercorak buah seperti bekal makanan.

"Ayo, Zel, Freeya! Kereta kuda sudah siap di depan guild. Untuk sampai ke sana, dibutuhkan waktu yang cukup lama. Mari bergegas!" ajak Kakek Lummy kemudian melirik ke arah Trigonometri.

"Baik, Master."

Freeya pun ikut bangkit dari duduknya. Kakek Lummy keluar dari guild terlebih dulu.

"Ingat! Jangan ke mana mana! Kalian bertiga tetaplah duduk manis di sini dan tunggu sampai kami pulang," pesan Zel sebelum pergi.

"Tapi Paman, Kakek Master bilang perjalanan itu memakan waktu yang cukup lama. Itu akan membosankan kalo hanya harus menunggu di sini," bantah Cos.

"Husstt! Dilarang protes! Dah kami pergi dulu!" ujar Zel lalu melangkah mengikuti Kakek Master. "Husstt... Kalian bisa gunakan kesempatan ini untuk mempelajari berbagai hal di dalam guild. Ingat ya, tapi jangan keluar guild," ucap Freeya menegaskan kembali.

"Iya iya, bawel ah!" ucap Tan yang agak bar-bar.

"Sayang!" Zel memanggil Freeya agar lekas berangkat.

"Iya! Aku datang!" sahut Freeya.

"Baiklah, Tante juga pergi dulu ya. Ingat itu! jaga diri kalian baik-baik!" pamit Freeya pada ketiga bocah kembar itu sebelum akhirnya Freeya berlari keluar dari guild.

"Baik, Tante! Hati-hati di jalan!" ujar Sintri ramah sambil melambaikan tangan dan melayangkan senyum.

"Sebenarnya ke mana mereka akan pergi dan apa yang akan mereka lakukan, ya?" pikir Cos yang penasaran.