"Apa yang dilakukan pria mesum itu? Kenapa Ruud sepertinya sangat cemas dan ketakutan begitu?" Pikir Gendhis dalam hati. Tidak ada pilihan lain. Gendhis pun membereskan mejanya kembali dan memasukkan dompet dan ponselnya kedalam tas.
Gendhis segera menuju taksi yang biasa lewat di depan perusahaan. Dia tahu dimana hotel itu berada sehingga dia meminta supir taksi yang sudah dia tumpangi mobilnya sekarang untuk mempercepat laju kendaraannya.
"Ik was gisteravond in het restaurant. Als je gekomen bent, kom dan onmiddellijk hierheen, Gendhis. (Aku ada di restoran semalam. Kalau kamu sudah datang, segeralah kemari, Gendhis.)" Pesan singkat yang diterima Gendhis dari Ruud membuatnya mengernyitkan alis.
"Kenapa aku merasa kalau keadaan ini seperti … Ruud sedang disandera dan aku harus datang untuk menyelamatkannya? Awas saja kalau pria itu sampai macam-macam!" Ucap Gendhis dalam hati.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com