Semakin Gendhis memberontak, semakin pria itu liar menyerang dirinya dengan ciuman yang sangat memabukkan. Sehingga Gendhis memutuskan untuk pasrah dan diam saja. Jordan menyeringai sinis merasakan mangsanya mulai menurut.
"Hah hah hah," Jordan melepaskan ciumannya, untuk memberi waktu pada wanita ini bernapas dengan baik.
"Apa kamu sudah lama tidak berciuman? Teknik berciuman kamu payah sekali." Ucap Jordan, sambil mengusap bibir Gendhis. Seolah-olah dunia berhenti di tempatnya dan kepala Gendhis dipenuhi oleh hal-hal yang membuatnya bingung dan pusing tidak terkira.
"PERGI!" Gendhis mendorong dada Jordan dan dia pun melangkah lebih kencang lagi agar sampai rumah. Namun sayangnya, baru juga satu langkah, lengannya sudah ditarik Jordan dan tubuhnya pun menempel kembali ke dinding semula.
"Aku ingin kamu menjadi wanitaku. Itu adalah cara kamu membalas budi padaku." Jawab Jordan dengan seringai iblisnya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com