"Kamu boleh marah padaku setelahnya. Tapi aku tidak akan pernah membiarkan kamu mati didepanku dengan cara yang mengenaskan." Ucap Daniel. Pria itu langsung memberikan ciuman hangat di bibir Gendhis. Ciuman yang dalam dan sangat nikmat, menurut Daniel. Sepasang mata Gendhis yang sendu, langsung terpejam. Tanpa sadar Gendhis mengalungkan kedua tangannya di leher Daniel.
Mereka berciuman sangat dalam dengan kondisi yang perempuan tidak bisa mengontrol dengan siapa dia berciuman sedangkan yang lelaki justru memimpikan hal ini terjadi, meski tidak dalam keadaan seperti ini.
Gendhis sudah benar-benar sudah dikendalikan pikirannya. Dia tahu kalau yang ada dihadapannya adalah pria lain, bukan suaminya tapi hasrat itu sungguh menyiksanya dan membuatnya tidak bisa berpikir jernih.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com