"Besok aku akan kembali ketempat dinas. Aku ingin memberikan kamu pisau lipat. Benda ini banyak manfaatnya dan akan menjadi teman akrab kamu nantinya." Ujar Erlangga sambil tersenyum. Gendhis tidak tahu apa maksud Erlangga, namun ibu dari Abimana itu langsung tertarik untuk menerimanya karena warna merah mudanya langsung membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Sebuah benda mematikan tapi dibungkus dengan warna feminim.
"Aku akan mengambilnya. Oya, kamu akan berangkat jam berapa besok?"
"Pesawat berangkat pukul tujuh kurang. Aku dari rumah sekitar habis Subuh." Jawab Erlangga lagi.
"Dan kami akan berdua lagi. Jaga diri kamu baik-baik disana ya. Aku dan Abi akan kembali tinggal di tempat mami mulai besok." Jawab Gendhis lagi. "Oya, teman kamu itu, dia cerita apa saja?"
"Teman yang mana? Tio?" Tanya Erlangga.
"Ishh bukan, Fifin. Sebelum kita pulang tadi, dia sepertinya banyak bicara ke kamu. Aku lihat dari jauh saja sambil bermain dengan Abi." Jawab Gendhis.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com