"Tidak apa, sebentar lagi sampai restoran. Kita makan siang dulu sebelum sampai hotel."
"Siap, Komandan!" Jawab Gendhis dengan mengacungkan telapak tangannya diatas dahi. Erlangga mengusap-usap rambut sang istri dan menggandeng tangannya sambil berjalan bersama.
Sementara itu di tempat lain, seorang perempuan mendapat tamparan yang cukup hebat dari perempuan lain. Sedangkan disudut kamar, seorang perempuan duduk dengan menyilangkan satu kaki diatas kaki lainnya, mengenakan gaun warna merah menyala dengan belahan sampai ke pangkal paha. Wajahnya yang penuh dengan make up bold, dan jari kanannya menjepit sebatang rokok yang masih ada api diujungnya.
"Dasar tidak becus! Menangkap perempuan lemah seperti itu saja tidak bisa!" Ujar perempuan yang menampar dengan suara kencang.
"Maafkan aku, bos. Aku sudah berusaha menangkapnya tapi dia berhasil meloloskan diri." Ucap perempuan yang bibirnya mengucur darah segar akibat tamparan cukup kencang yang diterimanya.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com