"Oh, ya. Saya akan memberikan ini setelah diagnosa kakak keluar." Dokter itu menunjukkan botolan obat dengan resepnya sendiri.
Kurasa, dia akan menginginkanku rutin minum obat penenang atau semacamnya. Karena belum yakin, aku mengiakan, ikut dengan caranya.
"Rasanya kalau cerita di sini kamu sedikit kurang nyaman. Bagaimana kalau kamu datang ke tempat saya saja. Ah, di sini ada alamat klinik saya. Siapa tahu kakak bisa datang di waktu luang, supaya kakak bisa leluasa untuk menceritakan secara menyeluruh." Dia mendorong botolan serta kartu nama. "Ini bukan obat ya, melainkan suplemen untuk mengembalikan stamina otak dan tubuh."
Kartu berwarna peach muda, dengan tulisan atas nama, alamat, serta nomor telepon genggam.
Tanganku berupaya menerima karena kartu ini sangatlah bermanfaat. Menyimpannya di dalam tas selempang yang selalu aku bawa. Menyilang di salah satu bahuku, dan kembali melirik wajah dokter ini.
"Makasih, Dok."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com