Aku berjalan perlahan mendekati kotak mi instan pemberian Iyas tempat Titi meletakkan bayinya. Aku mengerti kenapa Titi takut kepada Eren yang suka membuat rusuh. Selain karena Eren preman, alasan yang paling kuat adalah karena kebiasaan kucing jalanan preman yang suka memakan bayi-bayi kucing baru lahir. Itulah kenapa Titi takut kepada Eren.
Aku senang Titi memperbolehkan aku melihat bayinya, padahal biasanya Titi seperti tidak suka kepadaku setiap kali aku main di pos depan tempatnya biasa bersantai.
[Hua... anak yang cantik!] ucapku setengah berbisik agar tidak membangunkan bayi Titi yang sedang tidur di dalam instan dengan alas handuk. Warnanya hitam dengan sedikit warna putih pada kaki dan tangannya, membuatnya terlihat seolah memakai kaos kaki. [Hanya satu?]
Titi mengangguk. [Iya.]
[Tidak apa asal sehat! Warnanya hitam, mirip Tamimi sekilas. Apa bapaknya, Pak Tom?]
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com