"Lo baik-baik ya di sini."
"Lo tenang aja. Gue pasti baik-baik aja."
Aksa memeluk tubuh Sheila dalam waktu yang lama. Berat sekali rasanya karena harus meninggalkan saudarinya seorang diri di Bandung.
"Lo jangan sedih kayak gini. Kan kemaren lo bilang, bakal ada banyak orang yang jagain gue," ucap Sheila di dalam pelukan Aksa.
"Lo bener. Tapi tetep aja gue khawatir. Lo kan orangnya ceroboh."
Sheila mendorong tubuh Aksa pelan. "Enak aja! Gue itu cewek pemberani!." Sheila berjalan mendekati telinga Aksa. "Lo lupa, kalau gue selalu bawa pisau lipat?."
Orang-orang di sekitar mereka kebingungan karena melihat Sheila dan Aksa yang mencurigakan.
"Udah ah. Minggir lo! Entar istri gue marah, lagi," kata Aksa sebari melirik Irona yang wajahnya memerah.
"Idih, Tadi kan lo yang meluk gue. Dasar sodara Lucknut!."
Kini giliran Irona yang mendekati Sheila. Ia mendekap tubuh gadis itu dan mengusap punggungnya dengan tulus.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com