Satria menenggak sebotol air mineral dan duduk di samping Sakti. "Gue tahu. Makanya, mulai saat ini gue akan belajar buat lupain Sheila."
"Gue salut sama lo, karena lo bisa bersikap setegas ini" ucap Sakti menepuk bahu Satria beberapa kali.
"Temenin gue main basket!"
Sakti membelalakkan bola matanya. "Gue?"
"Iya, ayo!"
Baiklah. Ini semua demi Satria yang tengah mengobati luka di hatinya. "Gue ganti baju dulu."
Satria mengangguk dan keluar dari ruang ganti lebih dulu. Sembari menunggu Sakti, lelaki itu melakukan pemanasan khusus untuk melemaskan otot-otot tubuhnya.
Bagi Satria, hanya dengan cara bermain basket ia bisa menyembuhkan luka hatinya. Satria tidak marah, ia hanya sedikit terkejut dan membutuhkan pelampiasan.
Sakti yang sudah berganti pakaian langsung menghampiri Satria dan berdiri di samping Satria yang masih melakukan pemanasan.
"Lo nggak pemanasan?" tanya Satria tanpa menoleh.
"Nggak. Gue mau langsung main aja."
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com