Waktu di jam dinding sudah menunjukan angka tiga sore. Namun Brama yang masih menunggu kedatangan Sheila belum melihat tanda-tanda kemunculan gadis itu.
Brama menjadi tidak tenang. Sudah hampir satu jam ia berdiri dan mondar mandir di depan teras rumah gadis itu. Karena biasanya Sheila akan pulang jam dua atau jam satu siang.
"Bram, lo kenapa? Dari tadi mondar mandir kagak jelas" tanya Adi yang menghampiri sebari membawa dua cangkir kopi susu kesukaan mereka.
"Sheila belum pulang, Di. Biasanya jam dua dia udah di rumah. Tapi sekarang udah jam tiga"
"Mungkin dia ada mata kuliah tambahan kali, Bram. Telat satu jam mah masih wajar."
Brama menghela napas berat dan duduk di samping Adi. Menyesap kopi yang tadi Adi bawakan.
"Lo kenapa mikirin Sheila terus? Apa lo belum ikhlas Sheila pacaran sama Ilham?"
Brama berdecak kesal. Bisa-bisanya Adi berbicara sembarangan dan tak berpikir panjang.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com