Erlina Damayanti bisa berdamai, mengingat tunangannya yang pengecut itu berlutut meminta pengampunan.
Orang bodoh pun akan bilang Erlina Damayanti munafik kalau tidak memanfaatkan pria pengecut ini dengan baik. Bukankan itu bisa jadi keberuntungan?
"Berdirilah...aku malu kalau ada orang yang melihatmu berlutut begitu!"
"Erlin...kamu memaafkan aku?!"
"Iya! Berdirilah!"
Bharata Yudha berdiri. Kakinya pegal kelamaan berlutut.
"Erlin...terima kasih...terima kasih!" Dengan wajah penuh sungguh-sungguh.
Erlina Damayanti mengamati wajah tunangannya itu.
"Apa Bharata Yudha sakit jiwa! Dia minta ampun dan berterima kasih! Orang kaya seperti itu mau melakukannya?
Erlina Damayanti tidak tahu harus suka atau berduka punya tunangan seperti itu!
"Bharata Yudha bisa dipertimbangkan untuk dijadikan suami, dengan kepribadiannya yang labil seperti itu, dia gampang dikendalikan!"_
Mengendalikan pria kaya itu sebuah keberuntungan.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com