Selama satu bulan Restu menjalani hukuman di rumah itu, memberi makan buaya, membersihkan kebun, membersihkan rumah dan lain sebagainya.
Dia merasa bebas setelah nyonya Safira Wijaya datang dan membawanya ke kota Pontianak.
Restu menangis bersyukur. Nyonya Safira tertawa sekaligus kasihan melihatnya. Selama hidupnya, Restu selalu dipermainkan orang dan tanpa sadar menjadi penghamba ke orang yang mengendalikannya.
"Sepertinya... Ada yang salah di otak pemuda ini!" Kata Nyonya Safira Wijaya. "Dia mungkin cocok untuk menjadi suami Mentari Wijaya, dia mau saja diperintah oleh Mentari, seakan-akan dia tidak punya pikiran sendiri!_
Nyonya Safira mengembalikan Restu kepada tuan Dandi dan Tanti Sudyo.
Nyonya Safira bertemu
Tanti Sudyo di kantor DPP partai Sejati.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com