Isaac Ibrahim, bukanlah seorang laki-laki yang dingin dan kejam. Jauh di dasar hatinya ia sangat menyayangi putrinya, Maya Agustin. Putrinya, Maya Agustin, bukankah anak kecil, yang mudah diengaruhi atau bisa berubah hanya karena di nasehati. Maya adalah wanita ambisius yang hidup dengan persaingan. Sejak kecik ia sudah hidup susah. Tentunya sebagai wanita cantik dan berbakat, dia tidak akan menyia-nyiakan anugrah yang dimilikinya apalagi ia mempunyai kesematan yang bagus. Sayangnya, karena rasa cintanya yang begitu besar dan takut di tinggalkan, ia rela mentelantarkan anaknya sendiri.
Itu tidak seberapa bagi Isaac, karena meski cucunya Shasha, adalah gadis yang baik, sederhana dan welas asih. Dia ambisius seperti ibunya. Hal yang disesalkan Isaac, adalah karena cinta yang buta Maya, dengan sukarela di tipu habid-habisan begitu saja. Dia di manfaatkan suaminya sebagai mesin uang untuk membayar kesenangan-kesenangannya, berjudi, wanita dan narkoba. Laki-laki seperti Ryan, layak di tinggalkan, Maya sudah cukup baik hati membesarkan anak haram Ryan dengan wanita lain.
Isaac sampai atur siasat agar Maya sadar dan pulang ke rumahnya sebagai seorang anak dan ibu yang baik. Dia tidak perlu berlebihan mengejar ambisinya, toh kekayaan ayahnya sanggup membeli semua ambisinya, di kagumi, dicintai, terhormat, terkenal dan berkuasa.
Itulah sebabnya, dia meneteskan air matanya melihat Maya pulang dengan wajah biru dan bengkak, serta tubuh yang lebam akibat kekerasan dan pelecehan yang di lakukan Ryan terhadap Maya. Hatinya sakit, matanya menyala penuh amarah.
Demikian pula dengan istrinya, Maimunah, wanita tegar itu, jatuh menangis melihat putrinya pulang dalam keadaan babak belur. Dia menangis memeluk Maya. "Ayah ibu, ampuni Maya!" Kedua orang tua itu hatinya luluh dengan pengampunan dan kasih sayang. Maya Agustin yang hilang telah pulang. Isaac memeluk anak dan istrinya penuh haru. Baru hari ini dapat merasakan artinya keluarga. Hatinya kembali utuh setelah bertahun-tahun, dalam kerinduan dan kesepian. Istri, anak dan cucunya sudah berada dalam pelukan dan perlindungannya.
Di kantor polisi. Ryan kalap telah melaporkan Maya, dengan tuduhan. Kali ini Ryan melakukan kesalahan. Dia menggali kuburnya sendiri.
Bukannya laporannya yang di tindak lanjuti. Dirinya malah di tangkap atas tuduhan KDRT dan penggelapan