Malam itu, Ervina kedatangan tamu. Erlina Damayanti.
"Erlin? Kamu kenapa?" Wajah Erlina Damayanti pucat.
"Boleh saya menginap di sini?!"
"Erlin ada apa?"
"Aku...aku takut pulang ke rumah! Rumahku di kepung preman!"
"Preman?! Oh duduklah dulu!" Ervina mengambilkan air putih hangat.
"Minumlah!"
"Bu Vina...bolehkah saya sembunyi di sini?"
"Erlin... jelaskan kenapa kamu ketakutan begitu!"
"Aku...aku menggugat cerai Bharata Yudha! Dia pasti tersinggung! Aku menggugat cerai ke pengadilan agama sebelum Bharata Yudha mengirim pengacaranya menggugat cerai aku. Aku lebih cepat bertindak sebelum dia... dia tentu tersinggung. Harusnya aku yang di campakkan, bukan dia!" Ada sedikit senyum di bibir Erlina Damayanti yang pucat. Dia memang takut dengan para preman bayaran Bharata Yudha. Dia tersenyum karena bisa membuat pria itu marah besar, yang pasti membuat ibu mertuanya tersinggung. Orang tua itu pasti tidak senang kalau di hina. Bukankah dia yang menceraikan Bharata dari Erlina.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com