Pembukaan pertama pada kencan pertama mereka adalah sebuah toko baju yang menjual outfit yang begitu keren dan juga up to date. Dengan design interior yang sangat eye catching. Banyak para pemuda pemudi yang juga memilah milih fashion yang mereka incar.
Seul Gi hanya berdiri dan tidak tahu harus mulai darimana. Ia tidak sepandai itu berbelanja ditempat yang tidak sesuai dengan kantungnya. Seul Gi hampir sesak nafas saat melihat price tag disalah satu baju yang dekat dengan tempatnya berdiri.
Jimin baru sadar bahwa Seul Gi tidak mengekor dibelakangnya. Ia pun kembali dan bingung melihat Seul Gi hanya dia.
"Ada apa? kenapa kau disini saja?".
"hmm aku lapar Jimin", Seul Gi mencari alasan.
"Iya aku juga. Tapi habis kita mengganti baju, kita akan makan ya", Jimin meraih tangan Seul Gi namun perempuan itu mundur satu langkah.
"Ayo kita keluar", Seul Gi melesat dengan cepat keluar toko.
Jimin mengejarnya dan mereka berhenti dan saling berhadapan.
"Maaf... Aku tidak bisa membeli baju disana", ucap Seul Gi.
"Aku tidak memintamu membeli, aku yang...",
"Tidak Jimin. Ini hari pertama kita dan bukan itu yang kuharapkan. Aku belum bisa menerima".
Jimin mendekat, "baiklah. Aku tidak akan memaksa jadi sekarang kita makan saja. kajja!!".
Mereka berjalan dengan semilir angin. Sebuah kedai tteokbokki dipinggir jalan mengundang mata Seul Gi.
"Kita makan itu yuk? Sepertinya lezat".
Jimin terkejut, "diujung sana ada restaurant".
"Apa kau tidak pernah makan dipinggir jalan?", tanya Seul Gi tidak percaya.
Jimin menggeleng.
"Baiklah.. Bagaimana kalau hari ini kita berkencan ala ku dan aku yg traktir lalu kencan selanjutnya aku akan menurutimu. Bagaimana?", Seul Gi terlihat antusias dan membuat pipinyq merona.
Jimin tersenyum gemas sembari menutup matanya dan berusaha menahan senyumnya agar tidak terlalu lebar, Ia membelai kepala Seul Gi dengan lembut dan menatap matanya, "call!".
Mereka pun sekarang memakan satu porsi tteokbokki dengan tusuk lidi. Uap panas masih mengepul. Jimin memakan 3 tteok sekaligus dalam satu suapan. Matanya terbuka lebar dan bibirnya maju beberapa centi.
"whoa mashita! whoaaa hmm pedas ya", wajahnya memerah tapi ia tersenyum dan kembali menusukkan dan memasukkan kembali ke mulutnya padahal masih penuh.
Seul Gi tertawa melihat reaksi Jimin, "hahaha lebih baik kita cari tempat duduk".
Namun dalam perjalanan, Jimin tidak berhenti malahap tteokbokki hingga saat mereka dapat tempat duduk, hanya minumanlah yang tersisa. Seul Gi hanya makan beberapa tusuk.
"kan sudah ku bilang beli dua porsi. Kau yang mau beli satu".
"ya tapikan di drama mereka makan satu berdua dan cowoknya tidak serakus dirimu".
Jimin tertawa, "perempuan galak sepertimu tetap menonton drama percintaan? wow tidak kusangka".
Sebuah cubitan mengarah ke perut Jimin yang berteriak. Membuat semua pasang mata melihat ke mereka. Tapi Jimin malah memeluk Seul Gi karena terlalu gemas dengan wajah kesalnya.
Hal itu menjadi pandangan yang membuat siapapun iri. Jimin sangat tampan dengan seragamnya. Ia seperti pangeran dalam sekolah mewah. Sedangkan Seul Gi seperti perempuan yang beruntung.
Mereka menghabiskan minuman mereka sembari duduk menikmati sore hari. Disekeliling mereka juga banyak murid-murid sekolah yang duduk-duduk mengobrol ramai-ramai, berdua atau sendiri. Tidak sedikit perempuan mencuri-curi pandang pada Jimin. Namun Jimin tidak melepaskan pandangannya pada Seul Gi.
Matanya berbinar saat Seul Gi merespon omongannya atau saat Seul Gi bercerita. Jimin akan tertawa dan membuat matanya sembunyi. Wajahnya begitu sumringah.
"Bagaimana keadaan keluargamu? Sudah lama aku tidak melihat mereka", Jimin teringat pada keluarga hangat Seul Gi.
Seul Gi mengangguk, "semuanya berjalan lancar lagi. Eomma juga sudah mulai pulih dan akan kembali berjualan", Seul Gi teringat Do Hyon dan dia sangat bersemangat, "kau tahu, Do Hyon sekarang sangat berbeda dan belajar dengan giat. Aku sangat bangga padanya".
Jimin mengusap pucuk kepala Seul Gi, "Dia punya kakak yang hebat sepertimu jadi aku tidak heran kalau dia sekarang menjadi lebih baik".
"ah kau berlebihan".
Jimin berdiri, "ayo kita lanjutkan hari ini. Bagaimana kalau kita karaoke?".
Seul Gi merasa ragu, "hmmm ini kencan pertama kita, masa kita karaokean", ia mengingat bagaimana dirinya karaoke bersama para Eonnienya. Ia tidak akan bisa menahan diri. Seul Gi bergidik sendiri.
Jimin mengambil sampah bekas Tteokbboki dan juga minuman, lalu ia merangkul Seul Gi tanpa aba-aba, "KAJJAAAA!!!".
Seul Gi tidak dapat menghancurkan rasa semangat Jimin.
-
-
-
Jin Shim tidak lagi mendapat kabar dari Kang Seul Gi. Sejujurnya ia sangat khawatir namun ia tidak sengaja melihat sosial media milik Jimin dan mereka terlihat sedang bersenang-senang. Seul Gi belum bercerita apapun. Setidaknya rasa khawatirnya sedikit berkurang.
Ia merasa terpukul dengan kejadian kemarin. Jin Shim hanya menangis diapartemennya ditemani oleh Sunny yang sudah muak melihatnya menangis seperti seorang bayi.
"aku mengerti kau merasa bersalah. Tapi cukuplah. Kita bisa menyelesaikan baik-baik dan Seul Gi tidak kekanak-kanakkan. Dia pasti akan menghubungimu ketika dia sudah tenang".
Jin Shim mengeluarkan lendir ingusnya. Ia membuntal rambutnya yang berantakan. Menaruh handphonenya dan mencoba berdiri.
"Kurasa aku harus menyelesaikan semua ini".
"maksudmu?".
-
-
-
Jimin merasa asing dengan ruangan kotak dengan televisi besar didepannya. Seul Gi dengan santai memesan cemilan dan juga minuman dingin.
"Ayo kau mau nyanyi apa?".
Jimin menggaruk kepala belakangnya yang tidak terasa gatal sama sekali.
"Ada apa denganmu? tadi kau sangat antusias kesini".
Jimin tertawa sendiri, "sebetulnya aku tidak pernah kemari".
"omo! Kenapa?".
"terlalu sibuk dengan dance haha".
"oke, aku akan menunjukkan seperti apa karaoke sebenarnya", Seul Gi mengedipkan matanya dan ia mulai dengan sebuah lagu dari boyband terkenal EXO berjudul Love Shot.
Seul Gi memang jauh lebih suka menari dance yang boyish daripada yang girly. Ia hafal dance lagu ini namun hanya reffnya saja. Tapi itu membuat Jimin tertawa dan tersenyum. Ia bertepuk tangan terutama saat Seul Gi menampilkan ekspresinya.
"wow ekspresimu sama dengan yang lelaki bersuit merah", ujar Jimin saat Seul Gi sudah selesai.
"Kai?".
"katamu kau tidak terlalu mengikuti trend tapi mengapa kau tahu".
Seul Gi menggedikkan bahu, "entahlah. mungkin naluri perempuan".
Jimin membuka matanya, "hei hei hei apa maksudmuuu?".
Seul Gi terkekeh, "haha kau harus lihat yg ini".
Seul Gi memencet tombol dan judul lagu Bapsae - BTS bermain. Dentuman beat dan rhytmnya sangat membuat Seul Gi ingin menari. Seul Gi mengajak Jimin atau lebih tepatnya memaksanya untuk ikut menari.
Seul Gi berusaha untuk bernyanyi rapp karena lagu ini memang berbasis rapp. Jimin ikut menari dan akhirnya mereka menari dengan gila mengikuti hentakan lagu yang sangat asik.
Lagu berikutnya masih seheboh dan seasik itu. Jimin menyukai setiap lagu yang Seul Gi pilih. Mereka menari seperti orang gila. Jimin cepat belajar dan berbaur mengikuti tingkah Seul Gi.
Mereka tertawa dan melepas semua rasa penat dengan bahagia. Mereka tidak peduli dengan rasa malu dan canggung sebagai kekasih baru. Seul Gi benar-benar melupakan masalahnya dan ia berterima kasih didalam hatinya pada tuhan karena telah memberikan seorang malaikat untuknya.
-
-
-
Jimin mengantar Seul Gi pulang. Tidak terasa mereka menghabiskan waktu 3 jam didalam ruang karaoke. Lalu mereka juga sempat makan malam di conveinence store dan Jimin sangat senang. Ia membeli banyak makanan dan diakhiri dengan kekenyangan.
Mereka berjalan kaki menuju kerumah Seul Gi. Jimin memegang tangan Seul Gi. Mereka berkencan seperti dua orang sahabat. Bahkan Jimin dan Seul Gi seperti lupa bahwa mereka adalah sepasang kekasih.
Tangan Seul Gi terasa dingin. Jimin memasukkannya dalam saku Jimin.
"Disini saja", kata Jimin saat Seul Gi hendak menarik tangannya.
Seul Gi menarik senyumnya sedikit. Pacarnya memang unik.
"Tidak kusangka sekolah ditempat itu. Aku malah menjatuhkan hatiku".
"maksudmu?".
Jimin menoleh, "ini kali pertamanya aku punya pacar".
"jinjja?".
Jimin mengangguk, "Aku tidak pernah tertarik untuk memiliki seseorang".
"Kenapa begitu?".
"aku takut".
Seul Gi tidak mengerti mengapa Jimin harus takut. Mungkin karena ia terlalu tampan jadi takut perempuan-perempuan itu mencintainya tidak tulus.
"Bukan karena aku terlalu tampan tapi karena aku takut tidak bisa menjaganya dengan baik dan berakhir malah mencampakkannya".
Seul Gi menarik tangannya dan berhenti, "lalu?Bagaimana nasibku?", Seul Gi melipat tangannya didepan dadanya, "Tidak kusangka aku termakan rayuan gombalmu".
Jimin terkekeh melihat ekspresi Seul Gi dan ia meraih kembali tangan Seul Gi lalu mereka lanjut berjalan dibawah langit gelap dan jalan yang sepi. Lampu jalan menemani langkah kaki mereka. Sebentar lagi mereka sampai dirumah Seul Gi.
Jimin masih belum menjawab hingga mereka hampir sampai. Namun Jimin malah membuat Seul Gi bersandar pada tembok. Ia menaruh tangannya ditembok sehingga posisi mereka sungguh membuat Seul Gi merasa ingin meledak.
Jimin merasa jantungnya lagi-lagi meletup melihat Seul Gi dari dekat. Ia tidak tahu bahwa dibalik wajah flat Seul Gi itu, ia merasakan dirinya sedikit lagi meleleh dijalanan ditambah lampu jalan menyorot ke arah mereka.
"Ketika aku jatuh cinta dengan dance, walaupun Ayahku membencinya, aku tidak berhenti hingga sekarang. Begitu juga saat aku jatuh cinta dengan Kang Seul Gi. Walaupun satu dunia membencinya, membuangnya, aku akan menjadi satu-satunya rumah yang hangat dan nyaman untukknya maka itu aku berani menyatakan semua ini. Kalau tidak maka kita pasti tidak pernah dekat karena aku tidak akan membiarkanmu mendekatiku barang seincipun".
Jimin membelai pipi Seul Gi dan turun ke dagu perempuan itu, lalu ia mencium bibir Seul Gi. Tidak lama tapi begitu manis dengan diiringi emutan Jimin. Seul Gi tidak dapat membalasnya karena ia masih mencerna ucapan Jimin.
"Masuklah. Aku akan melihatmu hingga masuk", titah Jimin dengan suaranya yang sangat lembut namun tatapannya sangat tegas.
Seul Gi otomatis menuruti perintah Jimin dan ia masuk ke dalam rumah tanpa menoleh lagi. Ia menutup pintu dan terjatuh duduk dibalik pintu memegangi dadanya.
Eomma yang sedang menonton tv terkejut melihat puteri sulungnya seperti itu.
"Waeeee Seul Gi-ah?Apa kau baik-baik saja?!".
Suara menggelegar Eomma membuat Seul Gi sadar. Ia semakin merasa bodoh. Seul Gi buru-buru melepas sepatunya dengan asal.
"Doh Hyon rapihkan sepatu kakakmu. Mungkin dia terlalu lelah".
Do Hyon hanya menuruti Eommanya yang sekarang ke dapur untuk membuatkan minuman hangat untuk Seul Gi.
Seseorang mengetuk pintu dan Seul Gi tahu bahwa itu adalah Eommanya.
Eomma membawa segelas teh panas. Seul Gi meraihnya. Ia sangat beruntung memiliki ibu sepeka Eommanya. Seul Gi meminumnya perlahan.
"Seu Gi-ah".
"wae Eomma?".
"Terima kasih atas kerja kerasmu. Terima kasih karena sangat begitu peduli dengan keluarga ini", mata tua itu memerah dan wajahnya tersenyum berusaha menahan tangis.
Seul Gi meletakkan gelasnya dan merangkul Ibunya lalu mereka duduk bersama.
Eomma tidak pernah bersikap cengeng seperti ini jadi Seul Gi tidak ingin menginterupsinya. Seul Gi merasa nyaman saat Ibunya mengeluarkan keluh kesahnya padanya.
Eomma menggenggam tangan Seul Gi, "mulai sekararng marilah kita bekerja keras bersama".
Seul Gi meneteskan air mata dan memeluk Ibunya, "gomawo Eomma. Terima kasih karena kau berterima kasih padaku. Jangan tanggung semuanya sendiri. Ayo kita berjuang bersama Eomma".
Eomma menyadari bahwa anaknya sudah besar dan dapat dipercaya. Bahu kecil milik Seul Gi terbentuk kuat akibat semua yang mereka alami. Eomma tidak ingin membuatnya semakin terpuruk hanya karena mereka saling gengsi untuk memberitahu kesusahan mereka. Eomma benar-benar bersyukur memiliki anak perempuan sehebat Seul Gi.
Do Hyon dan So Hyun ternyata menguping didepan pintu. Namun So Hyun tidak biss menahan akhirnya mereka membuka pintu dan mendapati Eomma dan Seul Gi berpelukkan.
So Hyun menghambur masuk dan ikut memeluk Eomma dan kakaknya. Do Hyon hanya berdiri dan tersenyum melihat adegan drama didepan matanya. Ia bersyukur memiliki keluarga kecil seperti ini.
***
Hi sudah lama tidak up cerita ini. Doakan aku memiliki waktu longgar lagi ya.
Kalau kalian berkenan, Aku lagi memulai membuat FF di IG. bisa kalian follow IGku dan kita bisa berkenalan disana
follow my IG @park.jiminot7 . dijamin ngga nyesel ???