webnovel

SEPUPU TAPI MENIKAH BAB 2: kericuhan yang terjadi

Kericuhan pun terjadi di acara tersebut. Semua yang melihat kejadian tersebut dibuat panik. Andrian mencoba untuk membangunkan Ryn yang telah jatuh di lantai panggung, namun Ryn tidak merespon sama sekali.

Lalu dengan sigap ia menggotong tubuh yang sudah terkulai lemas ke dalam kamar pengantin mereka. Semula Jovian menerobos dan mengikuti langkah Andrian, namun setelah sampai di depan kamar, langkahnya dihentikan oleh Ayah.

Hati ayah dipenuhi dengan amarah. Ia menganggap kegaduhan ini bisa terjadi karena ulah Jovian yang kembali mencoba untuk mendekati anaknya. Dengan mengambil sikap yang tegas, ayah meminta Jovian untuk segera pergi meninggalkan acara.

Bersama dengan sahabat-sahabat Ryn yang juga berusaha untuk ikut masuk kedalam rumah,  akhirnya kelima sahabatnya dan Jovian pergi meninggalkan acara dengan  kekecewaan.

Dia merasa kata-kata yang ia ucapkan kepada Ryn tadi semata-mata hanya ingin Ryn tahu bahwa ia telah mengikhlaskan kekasihnya untuk menikah dengan orang lain. Bukan berusaha untuk mendekati Ryn kembali, Namun tidak disangka-sangka akan terjadi seperti ini. 

 

Didalam kamar pengantin semua berusaha untuk membangunkan Ryn. termasuk Andrian yang sedari tadi tidak geser dari tempatnya, ia dengan setia menanti Ryn sadar. Berbagai cara sudah di coba olehnya. Namun Ryn tidak kunjung bangun.

Sampai akhirnya semua yang ikut dan memenuhi kamar satu persatu keluar. Ayah dan ibu meminta Andrian untuk tetap menemani anak perempuannya itu sampai terbangun.

Tidak sedikit pun Andrian bergerak dan merubah posisi duduknya. Ia tetap selalu berada di samping Ryn untuk menjaga dan menunggu sampai sadar.

Genggaman tangannya pun selalu berada di tangan gadis yang ia cintai, namun disaat Andrian ingin berusaha untuk mencium kening Ryn, tiba-tiba ia terbangun dan berusaha untuk teriak.

"Abang mau ngapain ...?" Dengan nada yang keras Ryn membentak, hingga membuat Andrian kaget.

"Saya lagi ngeliatin kamu untuk memastikan apakah kamu pingsan beneran atau hanya pura-pura." Andrian mencoba untuk nge-les

"Ah ... Abang bohong, kamu mau mencium aku ya? Ya kan? Kamu hanya beralasan, ingin memastikan aku pingsan atau nggak, lalu kenapa abang berpikir aku hanya pura-pura. Apa untungnya buatku berpura-pura pingsan."

"Ya saya nggak tahu, untungnya buat kamu apa. siapa tahu kan kamu hanya modus pingsan, karena kamu ingin. saya menggendong kamu kan hehe."

"Is kepedean.... Jovian mana" mata Ryn bergerak ke kanan dan ke kiri. Untuk mencari sosok Jovian. Namun ia tidak menemukannya. 

"Oh ya. atau kamu mau, agar saya beneran cium kamu ya. Haha" Andrian berusaha untuk mengalihkan pembicaraan untuk menghindari pertanyaan Ryn. Yang berulang ulang mempertanyakan keberadaan Jovian.

"Abang Kemana jovian bang?". Ryn masih berusaha untuk mencari keberadaan jovian. Namun Andrian selalu mencoba untuk mengalihkan fokusnya dalam mencari.

Sekian kali Ryn bertanya tentang keberadaan Jovian. Namun Andrian tidak mau mengatakan nya. Pada akhirnya ia bangun dari tempat tidur dan mencoba keluar untuk mencari jovian. Namun usahanya, dicegah oleh Andrian. Ia berusaha menakut-nakuti Ryn.

"Kalau kamu keluar dari kamar ini. Ayah dan ibu pasti kecewa, melihat anak gadisnya masih mencari-cari mantan kekasihnya. Yaa walau.. Sebenarnya ayah dan ibu pun sudah kecewa dengan sikap kamu dengan jovian di acara tadi. Bayangkan kalau kamu keluar dari sini, pasti mereka akan lebih kecewa lagi." Mata Ryn melotot sesaat menatap kedua mata Andrian.

"Ini kan sudah malam Ada baiknya kalau kamu beristirahat saja". Rayuan Andrian tidak berhasil untuk menenangkan hati Ryn yang masih sangat gelisah memikirkan keberadaan Jovian.

"Mantan??. Siapa yang Abang sebut mantan. Apakah jovian??, Asal Abang tahu jovian itu masih kekasih aku. Stop berbicara!! atau aku akan keluar dari sini".

"Oke baik, kalau itu mau kamu saya akan diam. Lebih baik saya mandi, sedari tadi saya menunggu kamu untuk sadar. Lama sekali, sampai saya tidak bisa membersihkan tubuh saya". Andrian pun meninggalkan Ryn dan melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Namun langkahnya terhenti, ketika Ryn mencoba untuk menanyakan sesuatu kepadanya.

    

"Sebenarnya Abang itu maunya apa sih? Kenapa Abang mau dijodohin sama orang tuaku?" Tanya Ryn dengan mengungkapkan rasa penasarannya kepada Andrian.

"Kamu penasaran ya? Oke kalau kamu mau tau akan saya jawab. Yang pertama,  yang harus kamu tahu dulu adalah, yang tadi kamu bilang, siapa? orang tua kamu ya.. Itu orang tua saya juga, mereka sudah seperti orang tua buat saya, merekalah yang sudah menyelamatkan saya dari tangan ibu yang mempunyai niat jahat. ingin mengakhiri nyawa anaknya sendiri, ia tidak mau memberikan saya kesempatan untuk melihat dunia. Dan Orang tua kamulaj yang merawat saya sedari saya baru bisa membuka mata, sampai saya bisa merasakan bagaimana rasanya hidup di dunia dan saya dibesarkan dari tangan mereka. Kamu tahu, berkat mereka saya bisa berdiri di hadapan kamu saat ini."

Mendengar cerita Andrian membuat Ryn benar-benar terkejut, pasalnya ia tidak mengetahui bahwa Andrian memiliki seorang ibu yang tega ingin menghabisi nyawa anaknya sendiri. selama ini ayah dan ibu tidak pernah cerita soal itu. Dan yang lebih membuat Ryn terkejut, ternyata ayah dan ibu pernah merawat Andrian sedari kecil.

"Terus yang kedua, kenapa saya mau menikah dengan kamu. Ini bukan perihal perjodohan, tapi perihal perasaan. Saya cinta sama kamu, itulah sebabnya saya mau menikahi kamu." Andrian melanjutkan pembicaraan nya dan mencoba untuk lanjut menjelaskannya lagi.

"Hah ... bohong kan, Abang Andrian pasti bohong. Mana ada seorang sepupu yang memiliki perasan cinta terhadap adik sepupunya sendiri." Ryn benar-benar dikejutkan dengan pernyataan Andrian dan tidak bisa lagi berkata banyak.

Ia tidak percaya ternyata ada yang bisa memiliki rasa cinta terhadap saudara sepupunya sendiri. baik di dunia nyata, bahkan di dalam drama sekalipun, dia tidak pernah menemui kisah cinta antar sepupu seperti ini. 

"Ryn, coba saya tanya ke kamu. Apakah kamu tidak memiliki rasa yang sama seperti saya?" Pertanyaan itu benar-benar gila, Andrian membuat pikiran nya menjadi tidak waras. tidak mungkin ia memiliki perasaan yang sama dengan Andrian.

Tapi entah mengapa ia merasa ada yang berbeda dalam hatinya. Karena meskipun Ryn baru ini bertemu dan mengenal Andrian. Karena sebelumnya Andrian tinggal di Jogjakarta bersama dengan bibi Hilma dan paman Tomy. Tapi seperti sudah mengenal lama sosok Andrian. Dan ia merasakan kenyamanan ketika berada di dekat Andrian.

'Apa kah aku juga merasakan hal yang sama ke Bang Andrian?' Gumamnya dalam hati.

'Hahh ... bodoh sekali aku berpikiran seperti itu, tidak mungkin aku mencintai kakak sepupuku sendiri yang baru saja aku kenal. Tapi kalau diingat dari kata-kata Bang Andrian tadi, sebenarnya dia sudah dirawat oleh ibu dan ayah sejak kecil. Apakah mungkin karena kami mungkin sudah pernah kenal sebelumnya, jadi aku merasa nyaman' Ryn masih bertanya-tanya pada hatinya, dan mencoba untuk mengingat kembali apakah sebenarnya yang terjadi