Selesai aku bertarung dengan tiga pria yang tidak ku kenal, segera aku mengambil sepeda ku dan mencari pemilik tas yang ku temui sebelumnya.
Aku mengayuh sepedaku melewati jembatan yang kulewati sebelumnya, daerah jembatan ini biasanya banyak sekali tindakan-tindakan kriminal, apa lagi daerah sini dikuasai kelompok yang cukup berbahaya.
Sampai aku ke tempat wanita pemilik tas ini ku berikan tas kepada pemiliknya.
"Terima kasih banyak atas bantuanmu" Sambil mengambill tasnya dan segera pergi meninggalkanku.
Setelah aku memberikan tas kepadanya, aku bersiap-siap untuk pergi ke pasar malam, menemui Olivia. Namun ku lihat dari kejauhan wanita itu ternyata tidak sendirian, aku jadi penasaran kenapa rekan-rekannya dari tadi tidak ada yang membantunya, atau memang mereka baru sampai.
Aku ingin mengikuti mereka dan memastikan sesuatu, namun sepertinya sudah tidak ada waktu jika mengikuti mereka lagi, akhirnya aku memutuskan untuk pergi.
Memang aneh sekali kenapa sebelumnya rekan-rekan nya tidak bersamanya, aku jadi penasaran tentang apa yang di bicarakan oleh pria yang aku temui sebelumnya, di jalan menuju ke pasar malam, aku masih memikirkan sebenarnya apa yang terjadi, aku benar-benar belum mengerti.
Selagi aku berpikir, tiba-tiba handphone ku berbunyi, ku lihat ada pesan dari Olivia, dalam pesan singkat Olivia mengatakan kalau dia baru saja sampai di pasar malam, segera aku mengayuh sepedaku dengan cepat, perkiraan ku sampai sekitar tujuh menit lagi.
Sampai aku di pasar malam, ku cari Olivia di tengah keramaian, segera ku telpon untuk memastikan keberadaan Olivia, akhirnya diangkat "Sebentar ya aku ada telepon" Suara Olivia kepada seseorang terdengar pelan saat mengangkat telponku, "Halo Refta, kamu sudah sampai?" Tanya Olivia kepadaku lewat telephone.
"Aku sedang di parkiran sepeda, kamu disebelah mana?" Tanyaku memastikan keberadaan Olivia, agar aku bisa menemuinya.
"Aku ke parkiran saja, supaya mudah untuk bertemu" Saran Olivia kepadaku, dengan maksud agar kami tidak kesulitan untuk bertemu, karena ramai sekali pasarnya malam ini.
"Oh baiklah, aku diparkiran paling depan, dekat dengan sebuah pos, aku tunggu di sini ya" Jawabku menyutujui permintaan Olivia
"Oke, tunggu sebentar" Olivia segera menuju ketempatku berada.
Sambil menunggu di dekat pos parkir, aku membeli minuman di warung dekat tempat parkirku, karena rasanya sangat haus setelah kejadian sebelumnya, masih terpikir juga oleh ku beberapa saat, tapi yasudah lah, aku tidak perlu memikirkan sesuatu yang seharusnya bukan menjadi urusanku, mungkin kejadian tadi hanya kebetulan saja aku lewat, dan tidak ada hubungannya dengan diriku saat ini.
"Refta…." Teriak Olivia dari kejauhan, sambil berlari Olivia menghampiriku.
"Kenapa kamu berlari?" Tanya ku sedikit heran.
"Supaya cepat sampai dan tidak terlalu malam" Jawab Olivia, lalu mengambil botol minum dari tanganku.
Aku terdiam sejenak, sambil melihat Olivia meneguk minuman yang baru saja aku beli. "Wah… enak sekali rasanya, berlari sebentar saja aku sudah lelah, mungkin karena aku sudah sangat lama tidak berolahraga" Terang Olivia setelah menghabiskan minuman yang baru saja aku beli.
"Kamu baik sekali Refta, tahu saja kalau aku akan kelelahan sehingga kamu langsung membelikanku minuman" Olivia sambil tersenyum mengatakannya kepadaku.
"Oh bukan masalah untuk itu, ayo kita masuk kedalam" Padahal sebenarnya aku membeli minuman itu untukku sendiri karena aku juga sangat kehausan, baru saja aku minum beberapa teguk, tapi Olivia sudah datang meminum semuanya, tapi yasudahlah, kebetulan juga bisa memberikan minuman untuknya.
"Apa kamu sering ketempat ini?" Tanyaku kepada Olivia sambil melihat keramaian dan sekitar ku terdengar banyak sekali suara, mulai dari suara orang-orang yang sedang membeli makanan, suara musik yang diatur dengan sangat keras, suara orang-orang yang berteriak karena takut dengan permainan-permainan yang ada di sini, benar-benar suasana yang ramai.
"Aku jarang ketempat ini, biasanya aku bersama dengan ayahku atau kakakku, mamaku pun kurang suka bila kemari" Olivia menerangkan sambil melihat-lihat sekitar mencari sesuatu.
"Oh iya tadi sepertinya kamu bersama sesorang saat kemari, lalu kemana dia?" Aku menanyakan seseorang yang ku dengar dari telpon ku sebelumnya.
"OOhh.. itu tukang komedi putar menawarkan aku untuk ikut naik, tapi aku bilang nanti dulu, kemudian kamu menelponku" Terangnya sambil melihat kearah sesuatu, seperti menemukan yang dia cari.
"Refta kemari" Lanjut Olivia sambil memegang tanganku dan menyeretku ke arah yang dia inginkan.
"Wahh… bagus sekali, lihat warnanya dan bentuknya juga sangat menarik" Ungkap Olivia saat melihat sebuah gelang, yang menurutku biasa saja dan tidak terlalu berkesan.
"Ini gelang-gelang yang sangat langka, dan harganya juga cukup mahal loh, di tempat ini banyak sekali barang langka tidak bisa kita temui di manapun, selain di tempat ini" Terang Olivia mencoba menjelaskan kepadaku tentang barang langka yang sangat dia sukai.
"Memang terlihat unik dan menarik namun aku tidak terlalu mengerti karena aku laki-laki" Aku mencoba menjelaskan kepada Olivia tentang gelang yang dia lihat, sambil melihat genggaman tangan Olivia yang masih memegangku, benar-benar lembut dan sangat hangat pikirku.
"Mungkin karena ini barang-barang perempuan makanya kamu tidak terlalu paham ya Refta" Jawab Olivia dan melepaskan tanganku, karena dia sedang senang lalu langsung memegang pernak-pernik perempuan yang sedang dia cari.
"Tapi di sini juga banyak perlatan laki-laki, semua rata-rata barang langka dan unik, nanti kita lihat-lihat dan cari juga untukmu Refta" Ajaknya sambil tersenyum kepadaku.
"Pernak-pernik laki-laki? Aku tidak terlalu suka memakai perhiasan" Jawabku jujur karena aku hampir tidak pernah memakai gelang atau semacamnya.
"hahaha…. Maksudku kita cari barang yang kamu ingin beli" Olivia melihat kearahku sejenak sambil tertawa, lalu melanjutkan pencarian barang yang dia inginkan.
"Oh aku tidak paham tentang itu" Terangku sedikit malu karena salah mengartikan maksud Olivia.
"Lihat Refta warnanya benar-benar bagus dan bentuknya juga sangat lucu" Olivia memegang sebuah Gelang dengan warna dan bentuk yang dia sukai, sambil tersenyum dia mencobanya di tangannya, lalu setelah itu Olivia menawarnya dan membeli barang tersebut, sebenarnya aku lihat Olivia tidak pandai dalam menawar barang, mungkin karena dia memang dari seorang bangsawan, atau dia jarang berbelanja sehingga dia seperti kesulitan untuk menawar barang yang aku rasa tidak sesuai dengan harga sebenarnya.
Selesai membelinya Olivia memperlihatkannya kepadaku "LIhat Refta, bagaimana menurutmu, terlihat lebih bagus bukan?" Sambil memperlihatkan tangannya kepadaku, lalu sesekali dia tersenyum dan memutarkan badannya sambil menari setelah mendapatkan barang yang dia inginkan.
"Sama saja" Jawabku singkat.
"Apa yang sama, jelas ini terlihat lebih bagus" Terlihat sedikit kesal, karena aku menjawab tidak sesuai dengan keinginannya.
Sama saja, Olivia tetaplah Olivia, dia tetap manis dan menarik, bagiku seperti apapun dia tetaplah menarik di mataku, dia memakai perhiasan atau tidak, bagiku dia tetap lah sama, menarik, baik hati, dan sangat anggun.