webnovel

Menikmati dengan Perlahan-lahan

Editor: Wave Literature

Gu Xiaoran! Ketika mendengar Lin Yizhi berkata bahwa hadiah tersebut merupakan kiriman dari Han Ke, sebenarnya Mo Qing sudah menebak jika hadiah yang dimaksud adalah Gu Xiaoran. Namun, dia sama sekali tidak menyangka akan mendapati pemandangan yang begitu luar biasa seperti yang ada di hadapannya sekarang.

Gu Xiaoran saat ini hanya mengenakan selembar kain sutra hitam mini yang melilit tubuh mungilnya. Warna kain yang sangat kontras dengan kulit putihnya, ditambah lagi bagian tubuhnya yang hanya tertutup di bagian-bagian tertentu saja, sungguh-sungguh menghasilkan sebuah pemandangan yang sangat membangkitkan gairah pria yang melihatnya. Mata gadis itu tertutup dan masih belum sadarkan diri. Dia terlihat mengantuk dan ekspresinya tenang. Entah mengapa gadis itu terlihat sangat manis saat ini, wajahnya juga terlihat cantik alami tanpa riasan. Begitu bersih dan lembut. Dengan wajah polos natural, gaun seminim itu dan posisinya yang didudukkan manis di atas sebuah meja kerja yang besar, benar-benar membuat orang tidak mampu berkata-apa. Mana ada pria yang sanggup menahan godaan sebesar ini.

'Hadiah' ini membuat Mo Qing tidak tahan untuk tidak menerimanya. Dia mengulurkan tangannya dan menyentuh wajah mulus Gu Xiaoran dengan jari-jari lentiknya dan bergumam, "Gu Xiaoran, kamu telah menyerahkan dirimu kepada pria bajingan seperti Han Ke, aku tidak yakin kamu tidak menyesal akan keputusanmu itu."

Mo Qing memang sengaja tidak segera 'membuka bungkus hadiahnya'. Melainkan duduk di kursi kerjanya yang terbuat dari kulit nan empuk itu sambil menikmati keindahan 'hadiah' miliknya itu secara perlahan-lahan.

Tiba-tiba, Gu Xiaoran perlahan-lahan terbangun dari tidurnya. Tubuhnya terasa sama sekali tidak memiliki energi sedikit pun. Dia berusaha menggerakkan tubuhnya, lalu dia menyadari bahwa seluruh tubuhnya tidak dapat digerakkannya sama sekali, kecuali kepalanya.

Apa yang terjadi? Gumam Gu Xiaoran dengan cemas di dalam hati. Dia menundukkan kepalanya dengan bingung dan langsung membeku seketika. Apa ini? Mengapa aku dapat berpakaian seperti ini? Mengapa aku berada di atas meja besar dengan pose mengerikan seperti ini? Berbagai pertanyaan berkecamuk pada benaknya. Lalu dia tiba-tiba teringat akan apa yang pernah dikatakan Mo Qing sebelumnya, 'Meja kerjaku sangat besar. Saking besarnya sampai kita dapat melakukan berbagai macam posisi di sana!'

Teringat akan perkataan Mo Qing, wajah Gu Xiaoran menjadi pucat. Dia melihat ke seberang meja, di bawah cahaya redup, tampak seorang pria jangkung duduk santai di kursi kerjanya. Tangan kanannya terlihat asyik memutar-mutar korek api, sedangkan satu tangan tangannya yang lain diletakkannya di dahinya. Wajah pria itu menentang cahaya sehingga dia tidak dapat melihat ekspresi wajahnya. Akan tetapi, dia dapat merasakan jika pria itu sedang menatap lurus ke arahnya. Sebuah perasaan terhina yang amat sangat, melanda dirinya untuk yang pertama kali. Dia memaksa dirinya untuk tetap tenang, namun hatinya terasa hancur berkeping-keping.

"Sudah bangun?" tanya Mo Qing sambil menatap dirinya dengan acuh tak acuh.

"Apa yang sudah kamu lakukan terhadapku?" tanya Gu Xiaoran lirih sambil menahan air matanya untuk tidak mengalir keluar. Sewaktu Mo Qing mengatakan kalimat itu sebelumnya, dia mengira pria itu hanya asal bicara mengungkapkan fantasi yang ada di kepalanya. Dia sama sekali tidak menyangka jika pria itu akan membuat hal itu benar-benar terjadi.

"Calon suamimu yang mengirimmu ke sini sebagai hadiah untukku. Bibi Xiang sendiri yang membuatmu berpakaian seperti itu dan meletakkanmu di atas mejaku. Aku sama sekali tidak tahu apa-apa tentang hal ini," ucap Mo Qing sambil menunjuk ke arah meja kerjanya, lalu mengangkat tangannya tanda tidak ikut campur. "Kamu telah tertidur di sini selama 20 menit. Dan selama 20 menit itu, aku bahkan belum melepaskan pita hadiah yang ada di tubuhmu itu."

Hadiah? Bibi Xiang? Pita? Gu Xiaoran berusaha mencerna perkataan Mo Qing satu persatu. Dia teringat akan wanita paruh baya yang dilihatnya di dalam mobil, lalu kembali menatap simpul hadiah yang masih terikat rapi pada pinggangnya. Berikutnya dia tersadar bahwa dirinya telah tidur di depan pria itu selama 20 menit dengan pose dan pakaian yang memalukan seperti ini. Dia rasanya ingin segera mati saja. "Apa yang kamu lakukan padaku? Mengapa aku tidak dapat menggerakkan tubuhku?"

"Bibi Xiang membiusmu dengan obat. Biasanya obat itu akan bertahan selama 3 jam. Sehingga dalam 3 jam, kamu tidak akan dapat bergerak sama sekali. Sejujurnya saja, kamu sekarang bagaikan boneka hidup yang sangat diidam-idamkan di kalangan para pria," sahut Mo Qing dengan santai.

"Dasar pria mesum!" maki Gu Xiaoran pada Mo Qing. Jika dia harus tetap seperti ini selama 3 jam di hadapan pria itu, maka dia rela mati sekarang juga.

"Dalam hal ini, aku rasa lebih tepat jika kamu mengatakan hal itu pada tunanganmu," balas Mo Qing datar.

Mendengar perkataan Mo Qing, Gu Xiaoran menjadi naik pitam dan berkata penuh amarah, "Jika bukan karena kamu yang memaksanya, mana mungkin dia akan melakukan hal seperti ini!"

"Memaksanya?" ulang Mo Qing dengan nada mengejek. "Han Ke menerima proyek sebesar 30 juta Yuan dariku. Lin Yizhi hanya mengajukan pertanyaan singkat padanya tentang bagaimana dia akan berterima kasih padaku. Dan hasilnya, dia mengirimkanmu padaku seperti sekarang ini," ucapnya santai tanpa beban.