"Dia Ranaa, orang yang bekerja di rumahku," jawab Bara. Dia memperkenalkan Ranaa pada Aurelia. Dia yakin Aurelia abang sedikit merasa tersaingi dengan adanya Ranaa.
"Oh, aku pikir dia pacarmu," sahut Aurelia. Entah kenapa dia tidak nyaman dan merasa tidak menyukai wanita berhijab itu. Apalagi Bara mengenalnya.
"Dalam Islam tidak ada istilah pacaran Kak. Jika ada pun pacaran setelah menikah. Dan saya ingin langsung menikah dari pada berpacaran," sahut Ranaa. Dia memang tahu betul aturan agama. Dari dulu sangat menjaga. Dia tidak ingin pacaran yang akan berujung dosa.
"Baguslah, kau sudah memberiku satu nasehat. Makasih Ranaa," jawab Aurelia. Rasanya tidak adil jika mendebat pernyataan Ranaa. Dia memang benar. Aurelia jadi merasa bersalah sudah mengatakan hal itu.
Ranaa mengangguk.
"Ranaa, kau tidak ingin pesan makanan?" tanya Bara. Kemudian menyodorkan daftar menu pada Ranaa.
"Terimakasih Tuan Muda," jawab Ranaa.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com